1

3.2K 190 3
                                    

Angin menerpa dengan sejuknya, masuk sampai ke tulang-tulang, menyejukkan pikiran menghilangkan sedikit beban yang ada. Gadis dengan Surai yang berwarna coklat itu, membiarkan angin menerpa wajahnya, membuat rambutnya berterbangan, damai itulah itulah yang di rasakan oleh si gadis. Tidak sampai ada suara yang melengking masuk ke dalam gendang telinganya, merusak momen-momen yang ada. Gadis itu menghela nafas panjang mendengar suara sahabatnya yang mengalahkan toa masjid.




"Kenapa teriak-teriak, aku bisa tuli jika lama-lama di dekat mu" teriak jisoo sambil menutupi kedua telinganya dengan tangan.


"Unnie kau lupa ?"

"Maksudnya" jisoo mengernyitkan dahi nya.

"Bagaimana aku mengatakannya" huuuhhh Jennie menghela nafas panjang sebelum mengatakannya.

"JISOO UNNIE KAU BELUM MENGANTARKAN KUE NYA, ACARA NYA SEBENTAR LAGI AKAN Di MULAI" teriak Jennie dengan kesalnya.


"Ohh astaga" sambil menepuk dahinya frustasi.
"Jennie kenapa kau tidak mengatakan nya dari tadi"

"Dari tadi aku sudah memanggil mu, tapi kau terus saja melamun !" Kesal Jennie dengan unnie nya yang satu ini.


"Ya sudah aku pergi dulu"

"Nee,, unnie hati-hati"











Skip





Jisoo telah berdiri di depan rumah yang sangat mewah, sambil menenteng kue yang ada di tangannya.

"Apakah benar ini rumahnya, seperti nya memang benar, aku masuk saja" gumamnya dalam hati.


Setelah jisoo masuk ke dalam rumah itu, seorang paruh baya menghampirinya, yang ia yakini itu adalah asisten rumah tangga.


"Nona apakah kau ingin mengantarkan kue nya"


"Oh benar bibi"


"Ya sudah naik saja ke atas sana, Tarok di meja yang sudah di sediakan"


"Baiklah bibi, saya permisi" ucap jisoo sambil membungkuk badannya.

"Nee" ucap wanita itu dengan tersenyum simpul






Setelah sampai di tempat yang dimaksud bibi tersebut, jisoo langsung menaruh kue nya, dia melihat ke sekeliling sangat banyak orang di sana. Jisoo tertegun ketika matanya menangkap seorang wanita yang sangat di kenali nya, orang yang beberapa Minggu ini tidak di temui nya, jisoo buru-buru keluar dari ruangan itu dan menuruni tangga dengan tergesa-gesa agar dia tidak mau bertemu eomma dan appa nya, karena sebelumnya jisoo memutuskan untuk kabur dari rumah karena sesuatu masalah. Jika ia bertemu kedua orang tuanya pasti dia akan di marahi habis-habisan, karena telah mempermalukan keluarga nya. Ketika jisoo menyusuri ruang utama agar sampai di pintu depan, tidak sengaja jisoo menabrak seorang namja, sampai dia menindih tubuh namja tersebut, siapa pun yang melihatnya pasti akan salah paham dengan posisi mereka sekarang ini, jisoo bisa merasakan debaran jantung namja itu, dan nafas hangat yang menerpa di wajahnya, seperkian detik berikutnya mereka hanya saling bersitatap, sampai namja itu mendorong tubuh jisoo sampai terjungkal kebelakang.


"Awww" ringisnya karena pantatnya bertemu langsung dengan lantai.

Namja itu buru-buru bangun sambil menepuk-nepuk bajunya yang kotor.


"Kau pikir ini tempat berlarian anak-anak ??"


Jisoo melotot kan matanya, bisa-bisanya namja tersebut mengatakan dia anak-anak, well siapa pun bisa melihat kalau dia sudah dewasa, umurnya sudah 21 tahun.

~Hugs and kisses~ {vsoo}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang