MISUNDERSTOOD

2.1K 237 20
                                    

Update panjang lagi.. Jangan gumoh :))

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Winwin dan Ten menghampiri Doyoung yang terdiam, pandangannya terlihat kosong. Senior yang mengoceh didepannya sama sekali tidak digubrisnya.

"Doyi, gwaenchana?" tanya Winwin sambil menepuk pundak Doyoung lembut.

"YA! KAU MENDENGARKANKU TIDAK?" Chaeyeon si senior tampak geram karena sedari tadi dia bicara tidak didengarkan oleh Doyoung.

Winwin, Ten, dan Chaeyeon terkejut saat melihat cairan bening mengalir dari mata bunny Doyoung.

"Youngie.." panggil Ten.

Tapi panggilan Ten justru membuat Doyoung semakin terisak. Dan Winwin langsung memeluknya erat.

Chaeyeon tampak terkejut karena Doyoung tiba-tiba menangis. Winwin dan Ten memberikan deathglare pada si senior. Dan terdengar juga gumaman dari mahasiswa di kantin yang mengatai senior itu kejam, jahat, dan sebagainya.

"Ya sudah, tidak apa-apa. Tidak perlu kau pikirkan masalah ini." Chaeyeon langsung pergi, dan terdengar teriakan meremehkan dari seluruh mahasiswa di kantin itu.

"Ya! Dasar senior tidak tahu malu." Kun setengah berteriak sambil berjalan menghampiri Doyoung yang masih terisak.

"Sudah Doyoung-ah. Senior itu sudah pergi. Jangan menangis lagi." Hibur Yuta.

Bukannya berhenti, tangis Doyoung semakin menjadi. Dipeluknya Winwin dengan erat yang membuat Winwin bingung.

"Doyi..uljima." hibur Winwin sambil mencium kepala Doyoung sayang.
Doyoung tetap terisak, sakit didadanya semakin terasa saat mengingat ekspresi wajah Jaehyun. Lalu semua terlihat gelap bagi Doyoung.

"DOYI!" teriak Yuta, Winwin, Kun, dan Ten bersamaan saat Doyoung tiba-tiba ambruk tak sadarkan diri.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
Jaehyun memukul setir mobilnya dengan keras. Setelah mengendarai mobil dengan kecepatan diatas rata-rata dan hampir menabrak mobil lain membuatnya terpaksa meminggirkan mobilnya.

Diusapnya wajahnya dengan kasar, mengingat ucapan Doyoung membuatnya sakit hati. Diremasnya dadanya dengan cukup kuat agar sakitnya perlahan dapat berkurang. Bukannya berkurang, justru semakin terasa menyakitkan dan membuat dadanya sesak. Air matanya pun keluar tanpa bisa dia hentikan.

"Tokki.." gumamnya.

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
Johnny menatap selembar kertas yang baru saja diberikan Hendery padanya. Dengan serius dibacanya tiap tulisan di kertas itu.

"Jung Jaehyun, 22 tahun, direktur Jung's Corp, lulus dari Harvard University saat berusia 21 tahun, putra tunggal Jung Yunho dan Jung Jaejoong." Ucap Johnny.

"Mian sajangnim, saya hanya bisa mendapatkan informasi itu."

"Tidak apa-apa. Aku ada tugas lagi untukmu, kau ikuti kemanapun Jung Jaehyun pergi. Nanti aku akan menghubungimu dan menanyakan keberadaannya. Aku ingin menemuinya dan bicara empat mata dengannya."

"Akan saya laksanakan sajangnim. Apa ada lagi yang harus saya lakukan?"

"Tidak ada. Dan jangan lupa untuk berhati-hati. Jangan sampai Jung Jaehyun memergokimu sedang mengikutinya."

"Baik sajangnim, saya permisi dulu." Hendery membungkukkan badannya lalu meninggalkan ruangan Johnny.

"Yongie, aku tidak akan membiarkan Jung Jaehyun memilikimu." Gumamnya sambil meremas kertas yang ada ditangannya.

Taeyong is DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang