OUR HEART

2.1K 225 17
                                    

Kejar target tamat minggu ini :))

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

Doyoung membuka pintu gerbang rumahnya setelah mobil Yuta sudah tidak terlihat.

Doyoung menghembuskan nafas pelan, membenarkan sedikit rambutnya lalu berjalan menuju pintu rumahnya.

Saat Doyoung sudah memasuki rumah, dia mengernyit heran kenapa suasana rumahnya sangat sepi, tidak seperti biasanya.

Kalau siang begini biasanya eommanya akan menonton televisi atau bermain bersama Mangdoong.

"Mungkin eomma sedang belanja." Gumam Doyoung lalu masuk kekamarnya.

Ketika akan membuka kenop pintu kamarnya, Doyoung mendengar suara tangisan di dalam kamar Taeyong yang bersebelahan dengan kamarnya.

Tok..tok..

"Eonnie.." panggil Doyoung, tapi Taeyong tidak menyahutinya.

"Kenapa tidak ada jawaban? Apa mungkin hantu ya? Tapi mana mungkin ada hantu siang-siang begini?" gumam Doyoung.

Karena khawatir terjadi sesuatu pada Taeyong, Doyoung membuka kamar Taeyong dan kemudian Doyoung terkejut. Dilihatnya Taeyong sedang duduk di tepi kasur queen sizenya dengan kepala tertunduk. Bahunya tampak bergetar dan di tangan kirinya ada foto Johnny dan Taeyong bersama.

"Eonnie.." panggil Doyoung sambil berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Taeyong.

"Hiks..Hiks.." isakan Taeyong yang menjadi jawaban untuk Doyoung.
Doyoung mengusap lembut rambut Taeyong lalu memeluknya.

"Kenapa menangis? Apa yang terjadi saat aku tidak ada tadi?" tanya Doyoung sambil mengusap punggung Taeyong lembut.

"Ottokhae tokki? Ottokhae?" racau Taeyong sambil memeluk Doyoung erat.

"Apa maksud eonnie?"

"Aku tidak mencintai Jaehyun. Aku mencintai Johnny."

"Lalu?"

"Aku tidak mau menikah dengan Jaehyun." Racau Taeyong lalu menenggelamkan wajahnya di bahu Doyoung.

"Aku tahu eonnie."

"Apa yang harus aku lakukan? Aku takut appa menyakiti Johnny. Aku tidak mau Johnny kenapa-napa. Aku takut Tokku..Aku takut..Hiks.." Taeyong semakin meracau dan semakin erat pula pelukannya pada Doyoung.

"Kenapa eonnie bisa berpikir begitu?"
Taeyong tidak menjawab, dia hanya terus menangis di bahu Doyoung. Bisa di rasakan baju bagian depan Doyoung basah karena air mata Taeyong. Doyoung hanya mengusap lembut punggung Doyoung dan sesekali menggigit bibir bawahnya. Dadanya tiba-tiba berdenyut sakit mengingat pernikahan Taeyong dan Jaehyun akan tetap dilaksanakan.

Setelah dirinya sudah sedikit tenang, Taeyong melepaskan pelukannya pada Doyoung. Mengusap air matanya dengan tissue lalu menatap Doyoung dengan tatapan sayu.

"Sekarang, eonnie cerita padaku. Sebenarnya ada apa?"

Taeyong menarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan. Taeyong naik ke kasurnya dan diikuti oleh Doyoung.

"Tadi appa dan eomma bertengkar lagi." Mulai Taeyong.

"Jinjja?"

"Ne, itu karena eomma membelaku. Eomma ingin appa membatalkan perjodohan ini karena Jaehyun mencintaimu dan aku mencintai Johnny."

"Lalu? Apa appa menyetujuinya?" tanya Doyoung sedikit was-was.

"Tidak. Appa tetap melanjutkan perjodohan ini. Hiks.." lagi, Taeyong meneteskan air matanya lagi. Sambil tersenyum miris dan menghapus air matanya dengan punggung tangannya.

"Aku sudah menduga kalau akan seperti ini." Ucap Doyoung sambil tersenyum miris.

"Appa juga mengancamku dan Johnny. Jika kami tidak putus, appa akan menghancurkan perusahaan Johnny."

"Apa?" Doyoung benar-benar terkejut. Apa appanya sangat meyukai Jaehyun sehingga mengancam begitu pada Johnny.

"Kalau Taeyong eonnie tidak menyukai Jaehyun oppa, kenapa appa tetap memaksanya? Kenapa tidak dijodohkan saja denganku? Aku juga anak appa. Kalau aku dan Jaehyun oppa yang menikah, appa dan keluarga Jung masih bisa menjadi satu keluarga. Sebenarnya apa yang disembunyikan appa dari kami?" gumam Doyoung dalam hati.

"Maaf Tokki."

"Maaf kenapa eonnie?"

"Aku akan tetap menikah dengan Jaehyun. Aku tidak mau mengorbankan Johnny karena keegoisanku. Maaf, aku tahu keputusanku ini akan menyakitimu dan Jaehyun." Ucap Taeyong lalu mengusap pipi Doyoung.

"Mianhae.."

"..."

"Maafkan aku Tokki.. Hiks.."

"Gwaenchana. Jaehyun oppa juga sudah memutuskan hubungan kami."

"Apa?"

"Jaehyun oppa juga tidak mau mengorbankan keluarganya. Aku juga begitu. Aku akan bahagia kalau Jaehyun oppa juga bahagia." Ucap Doyoung lalu menundukkan kepalanya. Menyembunyikan perasaan kalutnya dari Taeyong.

"Apa kau yakin? Apa kau merelakan Jaehyun semudah itu?"

"Ya." jawab Doyoung dengan masih menundukkan kepalanya.

"Jaehyun akan menjadi kakak iparmu. Itu berarti kau akan sering melihatku bersama Jaehyun."

"Aku tahu, sejak awal rencana appa memang begitu kan? Jaehyun oppa akan menjadi kakak iparku. Bukan sebaliknya."

Taeyong meneteskan air matanya lagi, lalu memeluk Doyoung dan makin terisak saat Doyoung membalas pelukannya.

"Mian, aku juga tidak bisa berbuat apa-apa." Sesal Taeyong.

"Tak apa eonnie.." Ucap Doyoung dengan suara sedikit parau.

"Kenapa bukan kau saja yang dijodohkan dengan Jaehyun? Kau juga anak appa kan? Ini tidak adil untukku dan untukmu. Kau juga berpikiran sama denganku kan?" Doyoung menganggukkan kepalanya, lalu membenamkan wajahnya di bahu Taeyong.

"Apa aku boleh minta sesuatu pada eonnie?"

"Tentu, apa?"

"Jaehyun oppa memang memutuskan hubungan kami, tapi kami sepakat masih menjalin hubungan sampai Jaehyun oppa menjadi suami eonnie. Apa eonnie mengijinkan?"

"Tentu Tokki. Kau sangat mencintai Jaehyun kan? Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaanmu nantinya saat Jaehyun sudah menjadi suamiku. Lakukan apa yang ingin kau lakukan. Mungkin aku hanya bisa membantu ini, aku tidak akan mengatakan ini pada siapapun termasuk pada eomma." Ucap Taeyong sambil melepaskan pelukannya lalu merapikan rambut panjang Doyoung yang sedikit berantakan.

"Gomawo." Ucap Doyoung sambil tersenyum manis.

"Ne." jawab Taeyong dengan tersenyum tulus, lalu memeluk Doyoung lagi sambil sesekali mencium puncak kepalanya dengan sayang.

Taeyong is DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang