1

38 2 0
                                    

"Ayah....Ody suruh panggil ayah ke asrama"

Teriakan Ody membuat Fauzi semakin geram, berapa banyak asrama yang dimasuki Ody benar-benar tidak ada jejak. Bahkan Ody hanya paling lama satu semester, itu pun berbagai macam paksaan membuat Ody sepakat dengan perjanjian ayahnya.

Gadis berusia 16 tahun itu akan tetap melanjutkan hidupnya sesuai kemampuannya. Yup, ia tak mampu harus belajar pura-pura alim

"AUDRY!!! "

**

Ody memainkan laptopnya diatas kasur, ia memainkan beberapa game onlinenya karena dengan sengaja Fauzi memasang wifi untuk kerjanya. Sudah beberapa kali Fauzi mengganti passwordnya namun Ody berhasil membobolnya.

Titt titt

Suara klakson mobil terdengar nyaring ke kamar Ody, Ody sedikit tertarik untuk melihat siapa yang datang. Ia beranjak mulai mendekatkan diri di depan jendela. Memperhatikan wanita cantik yang turun dari mobil memperlihatkan tubuhnya yang molek.

Buru-buru Ody berlari kecil keluar kamarnya, menuruni anak tangga hingga ia sampai tepat di depan jendela pintu masuk mengintip.

"Ngapain kamu? "

Dug!

Ody mengusap keningnya yang terpentok tembok terkejut, "ngintip lah yah, ngapain lagi"

Sama sekali tidak berat ia katakan. Fauzi menghela nafasnya sabar sebelum akhirnya menarik Ody keluar rumah.

"Kamu kenalan dulu sama tante Rena"

"Ngapain?"

"Kenalan!" tekan Fauzi sekali lagi. Ody menurut saja mulutnya yang sibuk mengotak ngatikan permen karet membuatnya berinisiatif kecil pada cowok yang baru saja keluar dari mobilnya.

Ody memerhatikan cowok itu dengan seksama, melihat penampilannya yang memakai baju pantai dan celana pendek membuatnya tertawa hebat

"Hahahaha...Lihatlah yah, dia tidak tahu musim apa aja yang ada di indonesia"

Ody ditatap tajam oleh ayahnya, ia sedikit meredakan kekehannya yang sama sekali tak membuat siapapun tertawa. Namun wanita cantik itu hanya tersenyum ramah sembari merangkul cowok tadi.

"Ayo salaman. Ini tante Rena, yang bakalan jadi mama kamu"

Ody mengangguk saja, selebihnya ia hanya memastikan yang sering diucapkan Ayahnya tiap hari adalah wanita didepannya ini.

"Audry! Kamu gak denger Ayah bilang apa!"

Ody membalas uluran tangan Rena, sembari tersenyum yang masih mengembang dengan rasa terpaksa Ody membalas senyumannya.

"Saya Renata. Kamu bisa panggil saya Rena"

Meski tidak begitu tertarik untuk bersikap ramah, mau tak mau Ody membalas ulurana tangan Rena. Sebab sebentar lagi pasti Rena akan menjadi mama tirinya senditi."Ody aja tan"

Fauzi mengarahkan tangan puterinya untuk berkenalan pula dengan puteranya. Melihat cowok sinis didepannya, Ody menaikan pitam dan melanjutkan misinya.

"Galang"

"Ody. Senang berkenalan denganmu G-A-L-A-N-G"

Ody melepas uluran tangannya, yang bakal jadi adiknya ini hanya tersenyum kecut yang tak enak dipandangannya. Rupanya Ody tengah menyimpan permen karetnya dan sengaja disimpan ditangan Galang.

Galang menahan marahnya, karena ia tahu bahwa Fauzi pernah bilang yang akan menjadi kakaknya nanti sangatlah bertolak belakang dengan dirinya.

Galang melirik tangannya yang diberi permen karet, sungguh jika bukan karena mamanya yang mencintai Fauzi, ia akan menolak jauh jauh hari.

"Kalo gitu Ody mau kedepan ya Yah, Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Ody menaikan ujung bibirnya tersenyum menang, dari jauh pandangan Galangan mendapatkan salam jari tengah dari calon kakaknya itu.

Fuck

Ody tertawa kemudian, Fauzi yang melihat itu meminta Galang dan Rena untuk masuk kerumahnya.

"Ren, maaf ya. Audry memang...yang kalian tahu sendiri kan sesuai yang ku ucapkan sewaktu itu"

Rena hanya tersenyum menangkan puteranya. "Tidak apa mas. Nanti juga dia berubah, cuman butuh waktu saja"

Keduanya berjalan memasuki rumah tapi tidak dengan Galang. Wajahnya yang datar dengan seribu kekesalannya hanya meratapi tangannya yang lengket.

"Ya Tuhan nasib Galang kenapa gak sesuai wajah sih. Wajah ganteng aja salah, gimana jelek" Galang berusaha keras memisahkan tangannya dari benda kotor ditangannya. Ia bersumpah akan membalas perbuatan Ody setelahnya.

****
Malamnya Ody baru saja pulang dengan pocari sweat yang masih diteguknya. Ia menendang pintu dan menutupnya dengan menendangnya kembali.

"Ayah...Ody ngutang lagi sama pak Tako, katanya segera dilunasi yah. Udah numpuk tuh cicilan Ayah"

Fauzi yang mendengar teriakan puterinya itu berusaha menenangkan suasana yang masih bermakan malam. Rena menatap anaknya sabar, itulah yang Rena ajarkan. Selalu bersabar dalam hal apapun. Hal ini membuat Galang mencibir tidak suka.

Fauzi hanya nyengir menahan malu, setelah tak ada suara Ody kembali ia baru bisa menenangkan suasana.

"Em maaf Ren, Galang. Audry suka seperti itu"

"Oh kelamaan di hutan ya Om?" tukas Galang membuat Rena disampingnya mencubit.

Galang terpekik, ia mengelus bagian yang berhasil disakiti ibu kandungnya sendiri.

Namun, lagi-lagi Rena hanya tersenyum begitupun dengan Fauzi yang tertawa sendiri.

"Haha..Kamu ada ada aja Galang"

Tak berselang lama, Ody kembali setelah dari kamarnya, ia melihat calon mama dan adiknya sedang ikut bermakan malam.

"Waw asyik bener ya"

"Sini Ody, kita makan dulu" ajak Rena sembari menyiapkan piringnya untuk Ody.

Ody setuju, ia duduk disamping tepat didepan Galang. Sesekali Ody memberikan kedua jarinya dari matanya menuju mata Galang.

"Audry!" Tekan Fauzi membuat Ody memalingkan wajahnya, ia tahu jika Fauzi akan memarahinya setelah ini karena ulahnya. Tapi ini belum apa-apanya untuk Galang.

Ody menginjak nginjakan kakinya pada Galang, begitupun Galang yang membalasnya didalam. Namun sebuah inisiatif muncul, Galang mengangkat kedua kakinya hingga Ody meraba raba bagian bawahnya.

Makan malam yang masih disaksikan calon keluarganya, Ody bersikap tidak senonoh. Ia malah menginjak kaki Rena hingga membuat wanita itu mengerakan suaranya.

"Awww..."

Ody melotot segera menarik kakinya ketika Fauzi membuka taplak mejanya.

Fauzi menatap Ody tajam, meminta agar puterinya itu meminta maaf.

"Minta maaf sekarang! "

"Ody gak salah ayah, noh anaknya yang salah! "

"Audry! Kamu bisa lebih sopan gak sih!"

Kini giliran Galang yang ditatap tajam, ia mengulurkan lidahnya pada Ody membuat Ody semakin gila untuk membalasnya

"AUDRY!" lagi-lagi tekanan Fauzi yang sedikit berbisik dibuat murka oleh puterinya.

"Maaf ya tan, Ody gak sengaja"

"Gak papa. Lain kali, kalo di meja makan harus tertib yaa" Rena masih tetap tersenyum, memang sih tidak  sakit, ia hanya terkejut saja. Namun selain itu, ia hanya menguji sejauh mana Ody menghargainya.

"Iya tan"

"Ren, Galang maaf ya. Mungkin Audry butuh waktu"

"Gak apa Mas. Kami harap maklum. Iya kan Galang?" Galang yang sama ditatap Rena lekat hanya mencibir dan mengangguknya kepalanya terpaksa.

Fauzi tersenyum melihat Galang yang ingin marah tapi tertahan. Syukurlah

jangan lupa vote ya! 😉

DELUSION (NOT) DELUSIONALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang