Selamat membaca!
________________________________
~Ketika pagi hari menjadi awal hari ini~_
_________________-Dienica"______
"Shit"
Umpatnya ketika sang surya menembus benteng pertahanan dalam kamarnya, kehangatan yang menembus kulitnya, sinar keemasan yang menunjukan diri dibalik lembaran gorden tipis dalam kamarnya. Tak ada rumus bangun dengan bahagia dalam hidupnya, apalagi dalam situasi ini. Haruskah lebih banyak waktu yang diperlambat?
Maaf, sekian umapatan hati dan bagusnya lupakan saja.
"Bisa ngga sih, ngga usah bangunin pagi-pagi. Ku bunuh kau tanpa tenaga yah!"
Sarkasnya sambil menunjuk-nunjuk dan memaki jam alarm yang diam ditempat.Warna kuningnya yang mencolok memberi kesan ceria, tapi bunyinya yang nyaring hampir saja membuat seperempat indra pendengaran wafat dengan cepat. Harusnya bersyukur masih ada yang peduli dengan nya, tapi ...
"besok lagi lo bangunin gue kaya gini, langsung mati lo!"
"Pagi lagi, bisa ngga sih malam diperpanjang, siang aja cepet giliran malam lambat. Akutuh males tau ngga sih iisshhh!"
Mulutnya terus begeming dengan nada tinggi tanpa henti, mungkin jika bukan bagian awal di hari ini, sudah pasti akan ditenggelamkan lagi kepalanya dalam guling tersayang. Mungkin Saatnya menyemangati diri tanpa henti di pagi ini.
"ok, aku cantik. Mari mandi, awali hari ini dengan senyuman sudah pasti nanti akan nyaman. Let's going to take a bath! Kamar mandiku tersayang aku datang!"
Dengan penuh semangat membara, Nica langsung menutup pintu kamar mandi.
Brakk
Ceklek
"Payah, handuknya ketinggalan," Tanpa ekspresi Nica pun mengambil apa yang diperlukan.
Brakk
Bantingan pintu yang terulang lebih nyaring.
Setelah rangkaian kegiatan pagi harinya selesai, dengan percaya diri Nica berjalan santai ke arah cermin rias di kamarnya. Sebenarnya tujuan utamanya enatah apa, tapi tujuan sampingannya hanya untuk memastikan dirinya tampil pantas, baginya kata pantas ibarat kata sempurna.
lihatlah dirimu sesering mungkin di cermin, agar imajinasi mu tak terlalu liar.
Gumannya dalam hati, sambil mengibaskan poni panjang yang menutupi dahi.
"oh, what? Apa ngga cukup sih jerawat dua aja, baru aja diliat kemarin koh nambah sih? Reproduksinya cepet banget! "
Kedua alisnya saling bertautan, bibirnya terkatup rapat dengan ekspresi kesal dan warna muka yang merah membara.
" Nica! Sarapannya sudah siap! Cepat atau Pipo tinggal!"
Panggilan dari lantai bawah menyadarkannya.
" Iya, Nica datang pipo! "
Secepat kilat Nica berlari keluar kamarnya, menuruni tangga dengan tergesa-gesa." Aduhh, momi pantat Nica!"
" Iya pah, nanti mama goreng pah."
Nica membulatkan matanya, apa tadi kata mamanya?
Goreng?
Apa mamanya akan menggoreng pantatnya yang sudah benasib mengenasan ini?
Tidak bisa, itu tidak boleh dibiarkan. Dengan cepat Nica bangkit dan menghampiri kedua orang tuanya yang sudah duduk di meja makan."ngga bisa momi, momi pliss momi jangan goreng ..." Ucap Nica lantang sambil memelas. Ekspresi memelas yang Nica tunjukan membuat kedua orang tuanya mengerutkan dahi.
"Kenapa ngga boleh digoreng Nica sayang? " Tanya mamahnya lembut.
"ngga bisa momi, kalo momi goreng nanti pantat Nica ilang gimana momi, "
Kedua orang tuanya sontak tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban putri semata wayangnya itu.
"Nica,yang digoreng itu tahu putih yang diplastik, tadi baru aja diantar Pak Kojo kesini." Jelas ayahnya sambil menyeka tepi matanya yang berair karena tertawa.
"sudah sana sarapan terus langsung pergi!Terlambat nanti." Mamanya memerintah tegas.
Setelah sarapannya selesai, Nica diantar ayahnya ke sekolah.Hari ini,minggu ke lima setelah kepindahannya ke sekolah menengah atas ini, tak terasa waktu sudah berlalu sangat cepat disini.
"Hati-hati sayang. Sekolah yang be-" Ucapan ayahnya terhenti. Nica sudah menghilang dan meninggalkan kertas note di tangan ayahnya.
Jemput kesayangan yang "setia"
________________________________
Thanks for reading!
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote, komen, dan share ceritanya ya!
Bantu koreksi typo nya juga:)
See you next part!
😄
KAMU SEDANG MEMBACA
MY FLAWS
Teen FictionKetika sebuah hal yang pasti ada dalam diri setiap orang memaksakan sebuah keadaan. Jalan cerita dalam hidup yang mulai meredup. Bukan pasti pertemuan yang baik akan berakhir baik. Nemora Dienica Almagia, gadis dengan kadar kecantikan diatas rat...