PROLOG

250 22 19
                                    

Seperti cerita lainnya, pagi itu cerah dengan matahari yang terbit yang pasti dari arah timur. Hariku dimulai, dari bangun karena alarm yang berbunyi tepat disamping kepalaku, merasakan hawa dingin setelah mandi pagi, diomelin bunda, sarapan dengan cepat dan hal yang sangat umum lainnya untuk orang lain lakukan. Yap, pagi itu aku berangkat dengan motor bersama ayahku, hanya untuk sekedar info, aku tidak memiliki kendaraan lain selain motor yang bertuliskan "KARISMA" itu, dan ditambah lagi dengan plat bm yang sudah sakaratul maut. Penyok sana sini.

           Motor KARISMA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

           Motor KARISMA

Oh iya perkenalkan namaku Sasha Aprilia biasa dipanggil Lia aku berumur 15 tahun dan duduk di kelas 1 SMA. Aku bersekolah disuatu SMA disuatu kota di Provinsi Riau. Oke, balik lagi kecerita, pagi itu hawa sangat dingin karena malam tadi hujan lebat melanda daerahku. Itu juga mengakibatkan jalan becek serta berlumpur.

Kulihat matahari. Waw. Dimana mataharinya? Yap seperti dugaanku, matahari masih bersembunyi dibalik awan, itulah yang menyebabkan pagi ini  sedikit mendung. Eh wait bukannya diawal cerita gua bilang kalo pagi ini cerah? Ah...sudahlah. Ketika asik mencari matahari yang pagi itu masih malu-malu kucing..tiba-tiba ayahku mengeluarkan suara nge bass nya

"kok rasanya, motor ini agak aneh ya?".

"Aneh gimana, yah?" sahutku sambil memandangi bodi motor yang aku naiki.

Lalu ayahku melihat ban belakang dan setelah itu ayahku menepikan motornya.

Aku bertanya
"kok diberentiin motornya, yah?"

"bannya kempes" jawab ayahku santai.

HAH? kempes? dan pagi itu sangat melelahkan. Kalian tahu kenapa? Benar, aku bersama ayahku harus mendorong motor itu ke bengkel. Padahal, sekolahku tidak jauh lagi dari tempat kempesnya ban motor ayahku.

Ya...setelah semua selesai, kami kembali melanjutkan perjalananku kesekolah. Waktu itu jam sudah menunjukkan 07.45, lima belas menit lagi sebelum pintu pagar ditutup, dan simsalabim akhirnya matahari muncul, walaupun sedikit. Dan akhirnya gua pun sampai disekolah. Setelah melakukan adat istiadat turun temurun yaitu salim, aku berjalan kearah pagar sekolah bersamaan dengan ayah yang mulai meninggalkan halaman sekolahku. Seperti pagi biasanya, akan ada seorang bapak guru yang sudah menunggu di depan pagar untuk memeriksa setiap atribut siswa. Aku merasa bahwa hari ini aku memakai semua atribut. Ketika giliranku, aku sebenarnya sedikit deg-degan, entah kenapa aku deg-degan padahal setiap pagi aku selalu diperiksa seperti ini. Bapak guru sangat teliti memeriksa kelengkapanku.

Tiba-tiba bapak itu berkata "EH! TUNGGU DULU."

mendengar perkataan bapak itu, aku langsung kaget seperempat mati. "Apa yang salah???" dalam hatiku.

Cerita Anak SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang