Sesampainya dikantin kami bertiga langsung duduk dibangku yang kosong. Bukan kantin namanya kalo gak rame.
"Eh kelen berdua mao pesen ape" tanya gita.
"Gue mie ayam atu nggak pake mangkok ya" kata nanda gurau.
"Ye si bambank mana bisa makan kalo nggak pake mangkok" kataku sambil menjitaki kepalanya.
"Siapa bilang orang gue masih punya tangan kok lengkap lagi, wleee" menjulurkan lidah nya kearahku.
"Serahh" aku langsung memutar bola mataku malas.
"Ayo lo tuan putri bad mood lagi" kata gita.
"Aku pesen nasgor dayang gita" kataku sambil menunjukkan senyum maut.
"Eh eh okeh tuan putri" sambil cengigisan mengacungi kedua jempolnya.
"Minumnya es teh aja ya" sambungnya lagi.
Kami hanya mengangguk. Ketika gita sudah pergi, tinggal lah kami berdua disini. Apakah sudah saatnya aku membicarakan ini, tentang rahasia besarku? Mungkinkah nanda akan bertahan menjadi sahabatku setelah dia tau apa yang aku alami? Kurasa nanti saja lah, aku belum cukup siap untuk menerima kenyataannya.
"Ehh lo kenal nggak sama agra" kataku sambil menunjukkan raut wajah antusias
"Agra?" sambil menunjukkan raut wajah yang sedang mikir.
Hening lalu ting Nanda menjentikkan jari lalu berkata.
"Hah gue tau Agra XII.IPS5 yang kelasnya paling pojok itukan. Emangnya napa lu nanya dia, gebetan atau dia yang suka sama lu"
"Tepatnya sih bisa dibilang gebetan. Tau nggak nan dari minggu kemarin dia itu care bangeet sama aku, ditanyain kapan bobonya, udah makan belum ihhh pokoknya sweet banget dehh" ngebanyangi wajah tampannya Agra.
"Dan lo ngerespon" dia menaikkan satu alisnya tanda tak suka.
"Ya kan dia seangkatan sama kita, ya kali aku sombong. Lagipula orangnya baik hati kok dan yang paling penting ganteng" sambil senyum-senyum nggak jelas.
"Lo tuh ya udah gue bilang berapa kali coba, jauhi spesies kadal yang seperti itu. Dia itu cuma mau mainin lu luis" sambil merapatkan kedua alisnya.
"Kok lu ngatur sih, siapa yang deket siapa yang marah aneh" membuang muka
"Gue it-" terpotong karena ada gita dan mamang jualan membawa sepasang nampan berisi makanan yang kami pesan tadi.
"Nihh makanan jangan adu bacotan mulu kalian nyampe warung ujung noh kedengeran"
"Neng makanannya dihabiskan ya jangan ada sisa, sisain aja hati neng untuk mamang" sambil mengedipkan sebelah mata kearah ku.
"Mamang bisa aja, aku meleleh nih"
Gita dan nanda hanya menampilkan raut muka jijik.
"Ehh dijawab ama neng luis, kemarin nunduk aja. Yaudah mamang pamit kebelakang dulu ya"
Aku hanya tersenyum dan kami lanjut makan sampai selesai.
Bel telah berbunyi, waktunya belajar lagi mengejar ilmu. Kami bertiga pun berjalan menuju kelas melewati koridor yang begitu banyak siswa lalu lalang. Di tengah jalan kami dicegat oleh rombongan geng tapir.
"Eeh elehh ada trio aneh nih. Yang satu moodyan, yang satu sok mati kecantikan, yang satunya lagi belagu tapi takut sama wanita hahaha" Mereka kompak tertawa.
"Eh tapir lo tuh ngaca ya ngaca, pantesan bedaknya nggak rata orang di rumahnya nggak ada kaca" kataku membalas juga sambil tertawa mengejek.
"Nah nggak lagi badmood neng, kemarin aja diam waktu kita buli. Oh atau jangan-jangan lo mau nipu ya, kok terjadwal banget sih kapan badmood kapan enggak nya ya kan" teman-teman nya menangguk tanda setuju.
"Lagian juga lo nanda kok mau sih berteman sama cewek moodyan kayak dia. Lo itu ganteng lo, kapten futsal lagi. Banyak yang naksir tapi gegara ada cewek psycho ini jadinya mereka takut deh" ujar fifi salah satu temannya.
"Ye ngapain lo sewot, nggak perlu ada alasan buat jadi SAHABAT!" sambil menekan kata sahabat lalu matanya nanda langsung melirik semua ketiga temannya disi itu.
"Maksud lo apa, ngeliat kita-kita" kata reni temannya disi
"Nggak perlu dijelasin juga kalian udah paham" ujar gita
"Mana bisa lah git mereka paham, mereka kan cuma punya nafsu tapi nggak ada otak. Oh iya kalo lu pada mau ke kebun binatang nggak usah jauh-jauh kesana, tuh didepan kita udah ada binatang" kataku sambil menaikkan satu alis
"Ishh lo tuh ya luisaa" disi maju dan menjambak rambutku tak mau kalah aku pun menjambak rambutnya dan teman-temannya pun ikut-ikutan, gita pun ikut menjambak dan akhirnya kami saling jambak menjambak satu sama lain.
Nanda kewalahan untuk menglerai kami, para siswa lain pun bukannya ngebantu malah bersorak-sorak ria. Akhirnya nanda ke ruang bk untuk memanggil ibu ayu.
"Astagfirullahalazim anak-anak ku yang cantik. BEERRHENTIII!!!" teriak nya sesampai di tkp.
"Kalian berenam ikut ke ruang bk sekarang jugaaa!!" lagi-lagi berteriak
Kami mengikuti buk ayu dari belakang. Jangan ditanya rambut kami sudah seperti gulungan benang yang kusut. Ditengah perjalanan masih sempatnya Nanda membenarkan rambutku dari samping -so sweetttttttttt.
Tiba nya di ruang bk, karena kursi yang didepan meja buk ayu cuma dua jadi nya hanya aku dan disi yang duduk. Yang lainnya berdiri karena tidak diperbolehkan untuk duduk di sofa.
"Kalian lagi kalian lagi, selalu aja bikin ulah. Kamu Disi nggak ada kapoknya selalu aja bikin onar, untung-untung kamu berprestasi dan kaya, kalau enggak udah lama kamu get out dari sini"
"Kamu juga Luis, jangan buat nama kamu jelek dimata saya. Kemarin aja kamu pendiam banget, sekarang bikin ulah lagi. Pusing tau kepala ibu" sambungnya
Kami berenam hanya menunduk, mendengar ceramah yang diberikan bu Ayu panjang kali lebar kali tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUISA
FanfictionBagaimana jadinya jika ada orang yang memiliki dua kepribadian? Ini bukan cerita tentang psikopat ataupun org yg didepan baik namun di belakang jahat. Tetapi ini cerita tentang dia Luisa Kyla Hermion, seorang wanita cantik nan kaya raya yang beruba...