Part 1

27 3 0
                                    

Biasanya dalam kehidupan itu terdapat dua golongan kepribadian manusia, ada yg introvert dan ada yg ekstrovert. Bagaimana jadinya jika aku memiliki sekaligus dua golongan itu?

Ketika aku terbangun dari tidurku, ada hal aneh yang aku alami. Selama 17 tahun ini aku selalu saja seperti itu. sikapku selalu berubah dari sebelumnya aku pasif menjadi super aktif setelah aku bangun dari tidurku dan sebaliknya. Entah penyakit apa yang ada dalam tubuhku ini, namun kata dokter aku tidak menderita penyakit apapun mungkin itu hanya stress saja kata beliau.

Tetapi masa selama 17 tahun ini aku stress melulu. Ya kali aku dapet handphone baru kamera tiga layar dua bisa dilipat stress gak mungkin lah, orang waktu aku unboxing aja aku sampe nangis guling" maklum terbawa suasana.

Aku kelas 3 sma dan karena sikap gandaku, aku hanya memiliki sedikit teman. Mereka menjauh takut jika aku seorang psikopat padahal sebenarnya tidak. Nasib baik aku dilahirkan dari anak konglemerat yang hartanya tidak akan pernah habis sampai 999++ turunan. Aku mungkin generasi ke 99.

Jadi tak heran jika rumah kami ada dimana-mana. Mau ke london tenang rumah tingkat dua dengan fasilitas lengkap sudah sedia, mau ke italia tenang apartemen tingkat tiga sudah siap. Hampir seluruh negara rumahku ada disana iya tiap tahun daddy yg kasih sebagai hadiah ulang tahun. Bukan nya sombong tapi mau pamer bentar.

Dengan harta yang begitu banyak, aku tidak perlu mengemis- ngemis untuk berteman dengan mereka. Jika mereka butuh nggak usah dipanggil toh mereka bakal dateng sendiri. Karena aku banyak uang makanya mereka SKSD anj***. Astagfirullah

~~~~
Cahaya terang masuk menerobos cela-cela jendela, aku membuka mata terbangun dari mimpi indahku. Ketika melihat jam di nakas betapa kagetnya aku, sudah pukul 07:30 dan hari ini aku harus sekolah. Mati aku pasti aku kena marah oleh pak man atau biasa disebut uncle.

Aku bergegas kekamar mandi tidak butuh waktu lama aku hanya mencuci muka dan menggosok gigi saja. Setelah itu aku langsung memakai seragam sekolah rapi yang sudah disetrika oleh bik surti tak lupa juga rambut kusisir dan aku menguncir nya satu di belakang.

"Pa Papaaaa" teriakku sambil menuruni tangga ralat eskalator

"Paa ihhh sebel aku pakai eskalator mulu, lama tau nunggunya" setelah sampai di lantai akhir aku langsung menuju ke papa dan mama ku

"Iya iya nanti sore papa panggil tukang buat masang lift" sambil mengusap pucuk kepalaku

"Janji ya pa jangan sampe lupa, capek tau nunggu mulu"

"Curhat kamu ya luis" ujar mama ku yang sedang menaruh sarapan diatas meja dibantui bik.. Ntah siapa nama nya aku lupa.

"Yaudah aku pamit ke sekolah ya" sambil menciumi tangan mama dan papa

"Masih mau niat sekolah kamu luis? Ini udah jam setengah delapan loh" tanya mamaku

"Kamu nggak usah sekolah pun masih tetep kaya" ujar papaku sombong

"Ishh papa nggak boleh lah kayak gitu, sekolahkan buat menuntut ilmu bukan uang" kataku membela diri

"Yaudah ma pa aku berangkat dulu" dengan tergesa-gesa aku mengambil roti dan memakannya secepat mungkin.

"Ehh sarapan kamu gimana" teriak mamaku

"Gausahhh, kasihh bik surti aja ma" teriak ku sambil berlali kearah pintu utama.

"Non hari ini mau pakai mobil warna apa?" tanya mang tarman suaminya bik surti.

"Ehh yang deket dengan pintu garasi aja mang biar cepet keluarnya. Langsung dikeluarin ya aku nunggu di depan gerbang" kataku langsung bergegas menuju gerbang depan.

LUISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang