0.4

185 33 1
                                    

Kamu yang mendengar nada bicara quanzhe yang tiba-tiba beruba langsung mencubit pipinya.

"Yang sopan quanzhe sayang" ucapmu sambil masih mencubit pipinya, quanzhe yang merasa pipinya nyeri dan panas langsung mengaduh kesakitan.

"IA MAAF KAN AKU JIEJIE....AKU AKAN BERBICARA SOPAN TAPI LEPASKAN DULU CUBITANNYA PIPIKU SAKIT...." teriak quanzhe sambil berusaha melepas cubitan pada tangannmu dari pipinya.

Entah mengapa saat kamu dan Tao mendengar teriakan quanzhe telinga kalian terasa berdenging dan pengang sehingga kamu refleks langsung melepas cubitanmu dari pipi quanzhe.

"Ya ampun quanzhe jangan berteriak, kau tau bukan bahwa teriakanmu seperti suara tikus terjepit" ucap Xianhu yang baru saja datang dari arah pintu.

DRAP..DRAP...

"Ada apa kenapa berteriak!!?" ucap Lay panik, ia panik karena mendengar quanzhe berteriak yang terdengar hingga rumah bagian dalam.

"Y/N jiejie sih..... cubit - cubit pipi" adu quanzhe pada Lay sambil mencebikkan bibirnya sok imut. /tapi emang imut sih/.

"Sudah - sudah jangan bertengkar, quanzhe dan Xianhu kalian segera pergi ke ruang makan sementara kau Y/N temui Yifan gege. Semenjak tadi dia uring-uringan mencari keberadaanmu" ucap Lay panjang lebar yang hanya dibalas anggukan oleh kalian bertiga.

"Dan untukmu Tao.." ucap Lay pada Tao, namun karena Lay menggantung ucapannya itu membuatmu dan quanzhe jadi penasaran. "Kau sebaiknya ikut Y/N untuk mmenemui Yifan " sambung Lay.

Kamu hendak mengucapkan kata - kata namun tersela ucapan quanzhe.

"Jadi nama dia adalah Tao, kalau begitu senang bertemu dan berkenalan denganmu Tao ge. Perkenalan namaku Li quanzhe panggil saja quanzhe" ucap quanzhe dengan nada yang ceria bak tele tubis yang sedang bermain.

Berbanding terbalik saat pertama kali bertemu. Mungkin itu lah kalimat yang sedang diucapkan Tao dalam hati karena merasa sedikit bingung dengan perubahan sikap orang-orang yang dekat denganmu, mungkin pengecualian bagi Lay, karena menurut Tao sifatnya tidak dingin namun merupakan sifat aslinya yang memang dingin.

"Senang bertemu juga denganmu quanzhe, namaku Huang Zitao" balas Tao sambil.

quanzhe yang mendengar marga Tao serasa tidak asing di telinganya.

"Huang..?, entah kenapa terasa seperti familiar tapi di mana ?" ucap quanzhe dengan tangan yang ditaru di dagu berpose seolah sedang berfikir.

"Sudah - sudah, ayo segera sarapan sebelum makanannya menjadi dingin atau tidak akan aku masakkan lagi" ancam Lay.

"Baiklah, ayo Xianhu kita balapan lari siapa yang lebih cepat sampai di ruang makan dia yang menang" ucap quanzhe sambil mengambil ancang-ancang berlari, Xianhu hanya merotasikan matanya dan membuang nafas pasrah akan sikap quanzhe yang kekanakan.

"Baiklah kita lihat siapa yang lebih cepat dalam berlari" balas Xianhu yang juga mengambil ancang-ancang berlari.

Kamu yang melihat itu hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala melihat tingkah mereka. Berbeda lagi dengan Lay yang sudah mengambil nafas dalam lalu mengeluarkannya secara perlahan sambil memijat pangkal hidungnya, Tao sendiri hanya dapat tersenyum melihat tingkah mereka namun entah kenapa tiba-tiba perasaannya tidak enak seolah akan terjadi sesuatu.

Kamu yang melihat Lay dalam posisi seperti itu langsung menyenggol lengan Tao yang saat itu berdiri di sampingmu, Tao yang merasa lengannya di senggol olehmu langsung mengalihkan atensinya padamu dan memberikan pandangan seolah-olah berkata 'ada apa'.

Beautiful Black Pearl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang