Semua siswa tengah berkumpul pada sebuah Aula untuk melaksanakan upacara kelulusan. Mereka mengenakan seragam sekolah untuk terakhir kalinya pada hari ini, selanjutnya mereka akan melanjutkan impian yang dituju, menjadi orang dewasa yang baru dan siap memasuki kehidupan yang sesungguhnya.
Upacara kelulusan awal tahun itu adalah sebuah awal mula bagiku untuk memulai impianku melanjutkan pendidikan di akademi kemiliteran. Aku tidak sendirian, Yeonjun teman dekatku juga akan melanjutkan sekolah sama sepertiku. Kami pun berjanji akan melindungi negara dan orang-orang yang kami sayangi.
"Soobin... kita akan satu sekolah lagi setelah ini" bisik yeonjun tepat di telinga kananku. Dia tengah berdiri di sampingku saat ini mendengarkan pidato dari kepala sekolah
"Iya... kita sudah tau itu choi yeonjun"
"Kita tidak akan pernah terpisah, kita harus bersama selamanya. Kau tahu?" aku sudah sangat sering mendengarnya mengucapkan itu berulang kali hingga aku bosan. Aku pun hanya menjawabnya dengan sebuah anggukan kecil.
"Kau janji?"
"iya..."
"Soobin, saat kau berjanji kau harus manautkan jari kelingkingmu. Ayo cepat!" Perintah Yeonjun yang tengah menunjukan jari kelingking nya tepat di depan wajahku. Jari kelingking kami pun bertautan. Itu adalah untuk pertama kalinya kami membuat sebuah janji dengan sungguh-sungguh, bukan hanya sebuah ucapan namun juga ada sebuah ikatan yang kami buat.
"Hei double Choi! Bukan hanya kalian saja, aku juga akan masuk ke akademi kemiliteran loh, ayo buat janji juga denganku. Kita akan bertemu lagi" Itu Hueningkai yang berdiri di belakangku, pria bertubuh tinggi keturunan Jerman, namun kedua orang tuanya asli orang korea, hanya kakeknya saja yang asli orang jerman, jadi dia masih dibolehkan masuk ke akademi kemiliteran.
"Ogah! Sana menjauh dari Soobinku!" Yeonjun sedikit mendorong bahu Hueningkai
"Tidak bisa! Aku kan permen karet Soobin, jadi aku harus terus mengikutinya" ucap Hueningkai, iya aku akui dia memang seperti permen karet yang terus menempel padaku. Tak jarang itu selalu membuat Yeonjun marah. Tunggu. kenapa Yeonjun harus marah?
"Kau mau bertengkar?"
"ssssstttt!!!" Seorang guru yang berdiri di belakang kelasku berbaris lah yang menegur mereka. yang membuat kedua bocah ini langsung diam dengan wajah ketakutan nya
"Mampus kalian. Hahaha" Aku yang melihatnya hanya bisa tertawa kecil, siapa suruh mereka bertengkar dihari spesial seperti ini.
****
Pelantikan menjadi anggota militer baru saja kami laksanakan beberapa jam yang lalu, namun kabar tidak sedap muncul dari Letnan Jung Hoseok yang tiba-tiba saja menghampiri Yeonjun.
"Yeonjun, ada yang perlu aku samapaikan padamu" ucap Letnan Hoseok, aku yang menyadari maksud nya pun pergi meninggalkan mereka bedua.
Tidak tahu dengan pembicaraan mereka, Hoseok nim telihat membungkukan badannya 90 derajat dengan Yeonjun yang terlihat syok dan terus menggelengkan kepalanya. Tak lama setelah itu Yeonjun menjatuhkan piagam pelantikannya dan langsung lari Meniggalkan Letnan Hoseok yang masih dengan posisi membungkuknya.
Merasa ada yang tidak beres, aku pun menghampiri Letnan Hoseok dan hendak menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Letnan, apa terjadi sesuatu pada Yeonjun?"
"Sebaiknya kau cepat kejar dia, sebelum dia berbuat nekat!" Perintah Letnan Hoseok dengan sorotan matanya yang sangat tajam. Aku pun langsung mengambil piagam milik Yeonjun yang tergeletak di tanah dan segera berlari menyusulnya.
YOU ARE READING
REVENGE [YEONBIN]
RomanceYeonjun yang harus meneruskan tujuannya untuk membalas dendam. Dan Soobin yang bertugas untuk menangkap Yeonjun hidup atau mati. "Akan jauh lebih mudah jika aku membencimu" -csb Genre : Romance Hurt WARNING : BXB