"Pokoknya mulai besok kamu pindah sekolah ke SMA Garuda," tegas Papa Khalif dan berlalu dari ruang keluarga.
Khalif mengacak rambutnya kesal, pasalnya kemarin dia mengkroyok siswa lagi disekolah nya sampai koma, dan akhirnya dia dipindahkan Papa nya kesekolah 'pembuangan' yang akan menjadi mimpi buruknya.
Dan lebih kesalnya lagi, ketiga sahabat nya yang selalu mengikutinya tidak dibolehkan juga ikut pindah ke SMA Garuda oleh Papa Khalif yang ternyata donatur besar di SMA itu.
Khalif berbalik kegarasi, menyalakan motor kesayangan nya dan pergi menuju markas masih dengan baju sekolahnya.
Ketika sampai, Khalif masuk dengan sangat tidak santai, pinta dibuka nya sangat kencang sampai ketiga temanya berjengkit kaget.
"Astajim lif, santuy napa kaget gue," ucap Langit sambil mengelus dada.
"Pms lo lif?" tanya Amat.
"Bacot," singkaf Khalif duduk di single sofa dan mulai menyalakan rokoknya.
"Kenapa?" tanya Zidan tenang.
"Besok gue pindah sekolah."
"Trus gimana kita ikut juga?"
Khalif menggeleng.
"Yah ntar siapa dong yang traktir gue nasi Remes BuTut," keluh Amat.
"Makan mulu lo, buncit tu perut," ucap Langit menoyor Amat.
"Aelah kalo gamakan ntar mati dong, ntar kalian kangen sama Amat ih,"
"Najis asu," umpat Langit "Gak papa lif, gampang ntar kita bisa nyusup kesekolah lo, sapa tau ada cewek nemplok sama gue," ujar Langit.
Khalif tak menjawab, dia masih asik dengan rokoknya sambil melamun, begini lah dia. Khalif Arrasi, Pemberontak yang akan menemukan kehidupan baru besok.
***
Aliza Chandhani, Gadis manis berkacamata berjalan dengan gontai di koridor sekolah nya yang ditempatinya selama dua tahun ini, dia membenarkan letak kacamata nya, dan berjalan menaiki tangga menuju kelas nya XI IPS 3.
Aliza memasuki kelas, sedikit heran kenapa kelas sedikit heboh, tapi dia tak peduli tetap menuju bangku nya yang terletak tepat disamping jendela.
Beginilah Aliza, bukannya dia tak memiliki teman, tapi dia lebih suka menyendiri tapi dia juga sering kok main sama temen sekelas.
Bel lonceng masuk berbunyi, jam pertama pelajaran olahraga.
"Za, bareng yok ke ruang ganti," ajak Rani, cewek dengan jipon itu sering mengajak nya gabung dengan teman sekelas nya juga.
Four your information sekolah ini diwajibkan menggunakan Hijab bagi yang beraga islam, Aliza salah satunya, dia cewe nya gak alim alim banget gitu lah:v paling cuman pas keluar rumah pake hijab.
Aliza mengangguk, mengambil baju olahraga nya, dan berjalan mengikuti para cewe kelas nya yang hanya berjumlah 10 orang, sambil berjalan pastinya gak afdol kalo gak gibah:v
"Gue jadi gak sabar ih, liat anak baru itu pasti ganteng banget, beruntung banget masuk kelas kita,"
"Iya bener, kan enak juga dipandang, bosen jir liat palkon mulu dikelas,"
"Anak baru?" tanya Aliza.
"Iya ih za, kudet banget sih lo, jadi dikelas kita ada anak baru katanya cogan jir," gemas Nadin.
"Katanya doang kan? Kalo yang masuk kayak Aulia juga gimana," kekeh Aliza, Aulia adalah cowok kelas sebelah yang sebelas duabelas sama bencong.
Rani yang sedari tadi mengkhayalkan anak baru itu langsung menatap Aliza kesal.
"Ih lo mah, menghancurkan khayalan gue aja,"
"Jangan tinggi-tinggi mengkhayal, ntar jatuh sakit lo," ujar Aliza.
"Na bener tu Aliza, cogan mulu dikepala lo,"
"Bodo amat, yang penting gue heppy," Ucap Rani menarik tangan Aliza dan berjalan masuk kebilik ruang ganti. Ruang ganti disini memang terbatas, jadi kalo ganti baju gantian, atau gak berdua. Gak liat-liatan kok:v
***
Khalif keluar dari ruang ganti, sekarang dia sudah berada di sekolah barunya, dan yah dia terlambat dihari pertamanya. Kakinya melangkah menuju lapangan, disambut pekikkan siswi yang ada disitu.
"Eh eh itu anak barunya"
"Anjir ganteng banget gilak."
"Masya allah suami kuh:)"
"Heh kamu murid baru itu ya? Sini." suruh guru olahraga sebut aja Pak Sugiman.
"Kamu ini baru masuk udah terlambat aja," Khalif tak menjawab. "Yaudah anak-anak kalian kedatangan teman baru, silahkan perkenalkan diri kamu," ucap Pak Sugiman
"Gue Khalif Arrasi." Singkat Khalif.
"Buset dah, dinginablebanget, idamanable gue banget nih."
"Yaudah sana gabung dibarisan, abis ini kalian buat lingkaran kita main game aja hari ini," ucap pak Sugiman.
Khalif melangkah masuk barisan dan berdiri disebelah cewek berhijab dengan kacamata, melirik sebentar ke cewek itu yang sepertinya tidak peduli dengan kehadirannya, berbeda dengan teman teman nya yang menjerit kala melihat otot tangan Khalit. Meleleh adek bang
Khalif menoleh ketika ada yang menyenggol tangan nya "kenalin gue Rizky, bisa panggil kiki gemes hehe," cengir Rizky cowo yang bertubuh buncit itu.
"Kalo gue Nabil, cowok terkece satu sekolah," ucap Nabil menyugar rambut panjangnya kebelakang.
Khalif berdehem dan menjawab "gue Khalif."
"Tajir nih orang, bisa nih buat ngisi perut gue," bisik Rizky menyenggol Nabil.
"Hah maksud lo hamilin lo gitu," Nabil menatap ngeri teman satunya itu.
"Bukan kek gitu jir, maksud gue bisa traktir gue makanan gitu," desis Rizky gemas.
"Yee makanan aja diotak lo,"
"Gue gak budeg ya," ucap Khalif yang sedari tadi dibicarakan, keduanya cengengesan tak jelas.
"Anak anak sekarang buat lingkaran," suruh Pak Sugiman.
Semuanya berbaris lingkaran dan pas sekali Aliza disebelah Khalif, Aliza melirik Khalif ragu karna harus berpegangan tangan untuk barisan.
Aliza menyuruh Rani untuk bertukar barisan yang disambut suka cita oleh Rani.
"Hua kapan lagi pegangan tangan sama cogan hihi."
***
Oke segitu dulu gays awal part gaje ini;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Khalif
Teen FictionUPDATE NYA MASIH LABIL🥺👉🏻👈🏻 Dia wanita tersabar yang pernah aku temui. Dia hanya diam saat aku marah. Dia tidak marah saat aku dengan wanita lain. Dia yang bisa menenangkan ku. Dia yang bisa merubah ku. Dia berbeda. Dia segalanya. -Khalif Arrasi