Tertekan.

10 4 1
                                    

Hari ini Atika sedikit tidak bersemangat karena pelajaran yang paling ia benci. Sejarah.

"Sejarah lagi sejarah lagi. Muak tau gak, ngapain masa lalu di ingat ingat" gumam Atika yang tak sengaja terdengar oleh regi yang duduk disebelahnya.

"Gi, Lo masih ngambek?" Tanya Atika sambil menatap regi.

"Ah Lo mah, gitu doang ngambek. Kek cewek Lo" ejek Atika.

"Tch, iya iya gue gak ngambek nih" jawab regi yang malu saat dirinya dibilang mirip dengan cewek.

"Bolos kuy, bosen gue" ajak Atika.

"Ajaran Lo sesat banget, mending belajar" jawab regi yang masih fokus memperhatikan guru yang sedang menjelaskan pelajaran.

"Yang pintar memang beda jalan pikirannya sama yang bodoh" ungkap Atika dan kemudian berdiri untuk permisi ke toilet.

Tidak, ia tidak ketoilet. Tentu saja ke gudang.

Cklek

Atika berjalan kearah bangku bangku yang sengaja ia susun.

"Bolos aja atau cabut sekolah ya" gumam Atika sambil memikirkan apa yang akan ia lakukan setelah ini.

"Bolos aja ah" monolognya sendiri.

Atika pun berinisiatif untuk menchat regi.

Regi🐰

Regi, tolong bawa pulang tas
Gue ya.

Tanpa butuh waktu lama, regi pun membalasnya.

Cabut lagi?

Lo kek ga tau gue aja.

Lo ga kasian tik sama orang tua Lo?

Jangan bawa² org tua gue

Iya iyaaaa

Atika pun keluar dari gudang dan berjalan kebelakang sekolah.

Namun saat ia berjalan keluar gudang dia mendengar suara teriakan perempuan.

Atika, jangan kepo oke!

Atika berusaha tidak memperdulikan suara teriakan tersebut namun, lagi lagi suara itu semakin keras.

"Akh tolong siapapun!"

Atika tak sanggup mendengar nya dan langsung berlari kearah sumber suara tersebut.

"Anjir, lab IPA serem juga" gumam atika saat memasuki ruangan IPA.

Atika melihat Arga menusukan pisau keperut perempuan.

"T-tunggu, itukan..." Gumam Atika.

"Ahk!"

Saat mendengar suara teriakan, Atika langsung bersembunyi.

Atika mengintip berusaha melihat dan merekam kejadian tersebut.

"Maaf, gue minta maaf kak g bisa bantu Lo" gumam Atika sambil terus merekam kejadian itu.

"Huh, merepotkan" Atika terdiam saat melihat Arga yang berhenti menusuk pisau keperut perempuan itu.

"Mengapa darah sangat candu bagi ku huh?" Monolog Arga sambil menjilat darah yang menempel pada pisau tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Atika new worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang