Jopro, si bungsu dari 3 bersaudara yang berasal dari keluarga yang seadanya, meskipun bungsu ia tak pernah mendapat perlakuan yang istimewa dari keluarganya, tidak seperti kebanyakan bungsu yang ada, ia justru tumbuh sebagai bungsu yang jauh dari kata dimanjakan, bagi kedua orang tuanya ia dan kedua saudaranya adalah sama dan tidak akan pernah dibeda-bedakan. Kasih sayang kedua orang tua dibagi secara merata.
Ia berasal dari keluarga yang gemar melaut, eit tapi bukan nelayan.
Bapaknya adalah seorang kepala rumah tangga yang mengais rupiah di Tengah Lautan atau biasa kita kenal sebagai seorang Pelayaran, ya tak hanya bapaknya yang terjun ke Dunia perlautan. Kedua kakaknya juga mengikuti jalan ninja sang bapak, mas Jaka dan mas Diki begitu ia biasa memanggil kakak-kakaknya.
Jopro anak yang bisa berbaur dengan keluarganya, namun ia sangat kesulitan berinteraksi ketika ada di Luar Rumah.
Ia adalah anak laki-laki yang sedikit sekali jam bermainnya, tapi bukan karena larangan orang tuanya, ia enggan bermain dengan sendirinya. Ia merasa tak ada orang yang ia bisa jadikan teman di Luaran sana, kecuali keluarganya, ia selalu merasa dimusuhi seisi dunia.
Buruk sangkanya terhadap orang-orang bukan tanpa alasan, ia merasa semua orang sama jahatnya karena ia sendiri pernah menjadi korban pelecehan fisik oleh teman-teman semasa SD nya.
Pelcehan fisik atau istilah kerennya jaman sekarang adalah body shaming atau bullying, tak hanya itu yang ia rasakan. Ia juga pernah mengalami bullying secara kontak fisik, ia tak pernah benar-benar bahagia ketika berada di Luar Rumah.
"Di Luar adalah ancaman, ia tak pernah bisa melawan, ia juga tak punya pertemanan, hingga akhirnya ia hanya bisa menangis dalam setiap ancaman."
Jopro kecil adalah Jopro yang sering pulang ke Rumah dengan keadaan menangis tersedak-sedak, berulang kali ibunya membela, berulang kali juga ia pulang dengan kondisi hati yang terluka. Jopro kecil adalah Jopro yang malang, hidupnya kerap dirundung kesedihan, entah dosa masa lalu apa yang dibuat anak sekecil itu.
Jopro anak laki-laki yang berpostur tubuh cukup besar namun tidak mempunyai nyali yang cukup besar untuk melawan tindakan bullying yang dialaminya.
Bullying adalah bencana yang tak akan pernah usai kalau bukan kita sendiri yang melawannya, kasus ini memang dilindungi undang-undang yang dibuat Negara guna melindungi warganya, namun pada kenyataannya ini tidak benar-benar sepenuhnya menciptakan rasa aman bagi mereka yang menjadi korban.
Negara memang memfasilitasi, tapi fakta di Lapangan ada berapa kasus yang tidak diusut tuntas ? ada berapa pelanggaran yang justru sengaja dibiarkan ?
Korban tidak pernah benar-benar diperhatikan hak-haknya sebagai warga negara yang taat membayar pajak, korban tidak akan pernah bisa bergantung pada perlindungan semu yang diklaim sabagai kewajiban Pemerintah kepada setiap warganya, karena pada akhirnya itu hanya omong kosong belaka.
Sebagai korban mereka hanya mempunyai 2 pilihan, yaitu tetap hidup dengan melawan, atau diam dan mati secara perlahan.
Dan Jopro adalah korban yang hampir mati secara perlahan kalau ia tak segera menyadari kelemahannya dan mulai memperkokoh tembok pertahanan diri, ia bisa saja menjadi manusia yang tak berguna dilahirkan ke Dunia, karena ia mati secara sia-sia, melihatnya Tuhan juga mungkin murka, karena karunianya tidak pernah benar-benar dimanfaatkan dengan baik.
Ya, beruntung ia terbangun dari tidurnya, Macan dalam tubuhnya tak terlambat mengambil keputusan untuk keluar.
Jopro yang kemarin sempat tak berdaya, kini ia bangkit dan melawan bak raksasa yang sedang kelaparan, dan Jopro..
KAMU SEDANG MEMBACA
Jopro (On GOING)
Short StoryJopro, Laki-laki berbadan tambun yang perawakannya seperti om-om beranak dua, sangat berbanding terbalik dengan ia yang masih menginjak bangku sekolah SMA, usia nya masih sangat belia, namun mukanya jauh dari kata muda. Namun meski begitu, personany...