Bab I

125 3 0
                                    

Maaf bila ada kekurangan, mohon dimaklum.

Berapa banyak kesalahan yang kalian lakukan dalam sehari ? Satu, dua, tiga, empat , lima, enam atau berapa kali ? Apakah di sengaja atau tidak ? Berniat menutupi kesalah dengan menyalahkan orang lain ? atau berkata jujur dan menerima kritikan dan memperbaiki kesalahan itu lagi ?Ah atau bersikap tenang tetapi dalam hati merasa gelisah dan khawatir ?

Diantara sikap itu mana yang kalian pilih ? Menyalahkan orang lain agar posisi kita aman, hingga rasa empati dalam diri kita terhadap orang lain terabaikan, dengan kecintaan dan kepentingan pribadi terhadap kenyamanan setelah ketahuan berbuat salah,dan menyalahkan orang yang entah salah dan entah juga tak salah menjadi ikut terlibat.

Atau berkata jujur dan menerima kritikan dan memperbaiki kesalah itu lagi ? berkata jujur dan menerima kritikan atas kesalahan kita bukankah hal itu wajar, agar kita dapat belajar dari kesalahan yang kita sebelumnya. Juga dapat membentuk pribadi yang bertanggung jawab, kerja keras, lapang dada juga sabar ?

Dan bersikap tenang tetapi dalam hati merasa gelisah dan khawatir ? nah itulah sikap yang di ambil oleh seorang pemuda keturunan Arab yaitu Bintang Khalifa. Memiliki darah Arab dalam tubuhnya, Bintang memiliki perawakan tinggi seperti Ayahnya. Batang hidung yang tinggi merupakan warisan wajib dari gen yang di warisi seperti orang Arab umumnya, alis hitam matanya tebal sangat tebal, tertanam di atas kelopak mata indahnya. Tulang pipi dan dahi yang tinggi, juga bulu mata yang panjang dan lentik. Bintang merupakan perwujudan pria maskulin yang manis dan banyak di sukai kaum wanita.

Tetapi dalam hati pria itu tak tenang, ia memiliki sebuah kesalahan yang di di tutupinya dengan sikap tenangnya. Menebar senyum palsu agar orang tak curiga kalau ia memiliki kesalahan yang tak pernah ia lakukan sebelumnya, tetapi hatinya resah dan gelisah dengan kesalahan yang ia rahasiakan.

“Bintang, Dicky, Nico,Allan maju kedepan. Ibu tahu kalian membolos kemarin. Cepat maju kedepan !" Terdengar helaan nafas dari masing-masing nama yang di sebutkan, helaan nafas mereka berbeda. Ada yang kesal karena ketahuan, ada juga yang terkejut lalu ketakutan, ada pula yang lega mendengarnya.

Bintang menoleh ke belakang dengan takut, Wajah Neve Kenz yang datar memandang ke luar jendela dengan tatapan kosong. Gadis berwajah baby face itu hanya melirik Bintang yang merupakan pacarnya dari sudut mata cokelatnya lalu kembali menyibukan dirinya dengan mencoret-coret kertas HVS yang ada di mejanya.

"Tunggu apa lagi ? Cepat kalian berempat maju !” Suara tegas guru biologi itu membuat Bintang berdiri dari kursinya dan melangkah maju ke depan kelas, ketiga temannya berjalan saling dorong mendorong sambil saling mengancam satu sama lain.

Kini bu Vita melangkah ke belakang, tidak bu Vita tidak kebelakang. Guru yang terkenal jutek itu hanya berbalik menghadap keempat muridnya, bu Vita menarik kursi paling depan yang merupakan kursi Bintang dan duduk di sebelah Chika yang kini salah tingkah di samping wali kelasnya. Bagaimana tidak ? Chika sedang menyalin tugas fisika dari Bintang yang akan di kumpulkan seusai jam pelajaran guru sialan ini.

"Tiarap !” keempat muridnya pun turut mengikuti perintah sang guru dengan patuh, cibiran dari mulut murid lainnya pun terdengar pelan dan takut-takut dari belakang.

“Iya kali buronan di suruh tiarap ?” cibir Ali hingga teman-teman di sekitar tempat duduknya mendengar cibiran itu tertawa tertahan, bu Vita melirik sinis ke arah Ali membuat pemuda keturunan Arab itu menutupi wajah manis dengan buku paket biologinya.

“ Sekarang kalian berempat push-up 100 kali." Mata bu Vita masih melirik Ali yang tenggelam di balik buku paketnya, Chika yang di sebelahnya buru-buru menutup bukunya dengan cepat, dan duduk manis berpura-pura tertarik dengan hukuman yang di terima oleh keempat temannya itu.

"Kenapa kamu ?" tegur bu Vita, setelah ia bosan menatap Ali yang tak kunjungi keluar dari balik buku paket biologinya, Sepertinya bu Vita menyadari perubahan sikap Chika, dengan senyum manis yang di buat-buat chika mengangguk dengan maksud 'saya tertarik bu untuk menghitung'

Kegiatan push-up pun dilaksanakan, nampaknya siswa-siswi di kelas 12 sains tertarik dengan hukuman yang di terima teman sekelasnya, toh mereka jarang melihat ada yang di hukum selama mereka belajar di kelas ini.

"Cukup" teriak bu Vita, guru jutek itu bangkit berdiri meninggalkan kursi murid. Chika menghelakan nafas lega. Akhirnya... Berdekatan dengan guru jutek itu, Chika merasa was-was dan ia pun merinding berdekatan dengan guru itu.

"Seperti yang kalian tahu, mereka adalah contoh yang buruk sebagai pelajar. Jangan kalian coba untuk meniru tingkah laku mereka yang memalukan dan merugikan. Sebagai seorang pelajar tugas kalian adalah belajar, belajarlah dengan tekun. Lagi pula ilmu yang kalian dapatkan untuk masa depan kalian dan bangsa ini, bukan untuk ibu, bukan untuk orang tua kalian ataupun siapapun yang bisa meminjam pengetahuan yang kalian miliki dari otak kalian sendiri !”

One NightWhere stories live. Discover now