Part 15

92 9 0
                                    

Yeri bersembunyi di balik sebuah pohon besar yang bertengger manis di depan rumah Amanda. Gadis itu sama sekali tak bisa melakukan apapun. Jangankan untuk membantu Amanda keluar bahkan seekor tikus pun akan sulit masuk kedalam, mengingat begitu banyaknya pasukan militer yang diturunkan untuk memblokade rumah The Silver Lily. Yeri bahkan bisa melihat dengan jelas Dokyeom yang tampak sibuk mengatur koordinasi dengan walky talky-nya.

Sementara itu Amanda, Wonwoo, dan Seulgi sudah sampai pada puncaknya. Mereka berada di ujung lorong dan siap untuk keluar. Posisi lorong yang sempit tidak memungkinkan mereka untuk melakukan pertukaran posisi, sehingga Amanda lah yang harus mengintip untuk melihat keadaan. Perlahan-lahan Amanda mendorong pintu yang ada di depannya sedikit demi sedikit dan melihat keadaan di luar.

Oppa, eonni… Kalian tak akan percaya dengan apa yang kulihat.”

“Apa?” sahut mereka bersamaan.

Amanda tersenyum senang, “Tak ada polisi, pasukan militer, atau tim forensik lainnya!”

“Jadi kita bisa keluar?” tanya Seulgi.

“Tentu. Tapi kalian harus hati-hati. Saat aku membuka pintu baja ini apapun bisa terjadi.”

Detik berikutnya Amanda mendorong pintu baja itu hingga terbuka. Dengan senyum mengembang gadis itu keluar dan menghirup udara segar, disusul Seulgi dan Wonwoo. Mereka di luar sekarang. Dilihatnya police line yang melingkari seluruh rumah mereka dan barisan mobil polisi di sana. Amanda bahkan sempat melihat Dokyeom yang tampak sibuk berdiri di depan gerbang rumahnya.

“Aku akan mencari cara untuk mengetahui situasi di dalam. Kalian tunggu disini.” Pesan Wonwoo sebelum pergi.

Seorang pria berpakaian semi formal menghampiri mereka, “Whoah… Hebat sekali kalian bisa melewati blokade pasukan militer dan keluar dengan bebas…”

Amanda dan Seulgi menoleh bersamaan. Dan betapa terkejutnya Amanda mendapati Dokyeom tiba-tiba sudah berdiri di sana dengan tatapan sinisnya.

“Apa yang kau inginkan?” tanya Seulgi langsung.

Dokyeom tersenyum, “Aku? Tak ada yang kuinginkan dari para pembunuh keji seperti kalian.”

“Jaga bicaramu, Dokyeom.” Tegur Amanda.

“Kenapa?”

“Kenapa?” ulang Seulgi.

“Kalau kau ingat, adikmu bisa hidup karena Amanda mencarikan jantung untuk operasi pencangkokkan jantung. Apa aku benar?” lanjut gadis itu.

“Dia membohongiku. Kalau saja aku tahu sejak awal bahwa kalian adalah keluarga pembunuh, aku tidak akan memohon padanya untuk mencarikan jantung itu.” Elak Dokyeom.

Kali ini Amanda menyunggingkan senyuman sinisnya, “Aku tidak tahu bahwa detektif kelas satu sepertimu memiliki bakat untuk memutar balikan fakta.”

“Sejak awal aku tidak membohongimu. Bukankah aku sudah mengatakannya berulang kali bahwa aku bukanlah gadis baik. Tapi kau tetap mempercayai bahwa aku adalah gadis yang baik dan membuatku merasa menjadi gadis baik.” Ia terhenti.

“Aku mengenal Yeri sebagai temanku. Dan untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku bisa berguna untuk seseorang. Bukankah itu hebat? Yang terpenting aku tulus. Aku tidak mengharapkan apapun saat membantu Yeri. Bahkan karena Yeri aku mengabaikan keluargaku. Aku mengabaikan ayah dan kakak-kakak ku. Aku membelamu di depan ayahku. Tapi yang kudapat hanyalah kata-kata menyakitkan darimu…” Amanda mengusap air matanya yang jatuh begitu saja.

The Lost Soul [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang