"Sekarang gak nih?" Tanya Vian ke kembarannya,Vino.
"Yakin sekarang? Entar kita ditimpukin gimana? Lo kayak gak tau aja dia kayak gimana." Jawab Vino.
"Yaelah,paling sisir melayang." kata Vian enteng. "Udah yok,"
Vian dan Vino menuruni tangga dengan rusuh. Yang itu dorong-dorongan atau tonjok-tonjokan dan segala macemnya. Padahal sekarang jam 10 malam.
Saat sampai di depan pintu utama,Vino menepuk pundak Vian.
"Tunggu dulu,mau ngambil cemilan." Tanpa mendengar jawaban dari Vian,Vino langsung bergegas ke arah dapur,membuka kulkas,dan mengambil satu cemilan hanya untuk dirinya.
"Udah," kata Vino.
"Loh? Kok cuman satu? Punya gue mana?" tanya Vian gak terima.
"Emang lo mau? Yah gak bilang. Udahlah cemilan doang,udah malem nih keburu dianya tidur." Jawab Vino samtai.
"Ya tapikan--"
"VIAN VINO! KALIAN MAU KEMANA MALEM-MALEM BEGINI?!" teriak Susan sambil berkacak pinggang tepat tiga meter di belakang Vian-Vino.
Vian dan Vino serentak memutar badannya dan nyengir kuda ke arah Mamanya itu.
"Gini ma,kita kan kalo malem suka kelaperan nih," jawab Vian.
"Nah,kita mau makan di luar." sambung Vino.
"Kenapa gak masak sendiri aja? Kan banyak tuh bahan-bahan di kulkas." Jawab Susan.
"Oh,Mama mau dapurnya kebakar lagi gara-gara kita berdua nyoba masak?" tanya Vian.
"Nggak sih," jawab Susan.
"Nah,yaudah. Kalo gitu kita pergi dulu,dadah Mama." Kata Vian-Vino berbarengan lalu langsung ngacir keluar rumah.
"VIAN VINO! SAMPE KALIAN BERBUAT ULAH LAGI,MAMA SITA MOBIL KALIAANNN!!!" teriak Susan dari dalam rumah. Dia geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua anak pertamanya itu.
Vian dan Vino tertawa keras di luar rumahnya. Faktanya,mereka berdua tidak pergi untuk mencari makanan. Melainkan,menjalani sebuah 'misi'. Ya,mereka menyebutnya sebuah misi karena kalo sukses.. yaudah gitu aja. Berarti enak di mereka,gaenak di korban.
Setelah menggembok pager dan segala macemnya. Mereka mulai berjalan ke melewati tiga rumah lalu berhenti di rumah berpagar putih. Di balik pagar itu,terdapat seekor anjing sasaran mereka.
"Sekarang?" Tanya Vino.
Dengan senyuman lebar,Vian menjawab, "Sekarang."
Vino membuka bungkus cemilannya dan mulai melempari anjing itu memakai cemilannya.
Vian mengambil salah satu ranting yang patah dan mulai menyodok-nyodok badan anjing itu.
Anjing itu terbangun. Saat melihat mereka,dia mulai menggonggong gak karuan.
Vian dan Vino tertawa dan menghitung sampai 10.
"Satu," kata Vian.
"Dua," kata Vino.
"Tiga,"
"Em-"
Belum selesai Vino menyelesaikan kata-katanya,lampu di ruangan atas rumah itu menyala. Pemiliknya membuka jendela dan memergoki Vian dan Vino yang sedang tersenyum jail ke arahnya.
"VIAN! VINOOO! BISA GAK SIH KALIAN GAK GANGGU GUE MALEM-MALEM BEGINI?!?!" teriak Lelyta dengan rambut acak-acakan khas bangun tidur.
Vian dan Vino tertawa bahagia lalu bertos ria sambil berjalan meninggalkan rumah Lelyta.
"WOI! MAU KEMANA LO BERDUA?!" teriak Lelyta lagi,gak terima.
"PULANG LAH! YAKALI BOKER DI RUMAH LO!" Teriak Vino balik.
Dengan kesal Lelyta menutup jendelanya dan pergi tidur. Kalo dia bisa,mungkin dia udah memikirkan balesan-balesan untuk kedua orang itu. Tapi sayangnya,dia orangnya tidak tegaan.
"Bodo. Liat aja tuh kembar setan,dapet karma. Mampus. Gue bahagia," gumam Lelyta berapi-api lalu beranjak tidur.
-Tbc-
HEYY! nepatin janji gak? hehe iyakaannn mwah semoga suka!
Votes dan comment ditunggu ya!:D
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin Target [SLOW UPDATE]
Teen FictionAnaknya lucu. Manis. Tapi gak cantik. Gimana ya? Pokoknya dia enak diliat. Tingginya? Sepundak gue aja gak nyampe. - Alvian. Songong sih. Cuman manis banget,minta digigit. Apalagi pipinya,minta di makan. Rasanya tuh anak minta gue awetin pake air ke...