Chapter 6

2.5K 216 33
                                    

VIAN

Gue mengerjapkan mata dan langsung mengambil hp gue yang ada di atas meja kecil samping tempat tidur. Jam 7 malem. Berarti baru sekitar dua jam gue tidur. Ya lumayanlah istirahat sebentar, paling entar gue begadang.

Gue keluar dari kamar dan turun kebawah, ternyata Vino belom pulang. Kenapa gue selalu sendiri sih? Udah terlalu lama nih sendiri, capek.

Gue balik keatas dan duduk di kasur. Ngapain ya? Yang enak? Gue ngelirik handphone gue di kasur.

Aha.
Ha.
Ha.

Kenapa gue gak ngerjain si Lele aja? Aduh, Yan, Otak lo encer ya.

Gue mengambil hp gue dan mulai nyari nomernya Lelyta di contact gue. Setelah ketemu, gue telfon dia.

Nada sambung.

Nada sambung.

Asik. Diangkat.

Alay ah, Yan.

Gue berdehem, "Ini dengan sodara Lelyta?"

Ternyata, suara gue kalo lebih nge-bass lebih keren dari Morgan Freeman.

"Iya, kenapa?" tanya Lelyta bingung.

"Jadi gini," gue berdeham lagi lalu pura-pura batuk. "Anda belum membayar utang saya, dan saya sedang butuh banget uangnya. Soalnya saya sakit keras."

Diem.

Lelyta diem.

Lama banget.

Elah Le, jangan lama-lama apa. Ya gue juga kangen suara lo tapi,

Pulsa gue ini ya bu makin tipis aja.

"Vian." Jeda sebentar, "Bapak sehat?"

Mata gue membulat sempurna udah kayak mau copot. Jangan bilang..

"KOK LO KENAL GUE?!" Tanya gue histeris.

"Ya yang goblok siapa. Gue kan punya nomer lo." jawab Lelyta sambil mendecak. "Ganggu lo, lagi mau nonton nih gue."

"Yaudah sih santai aja mba maap," bales gue tengsin. "Nonton sama siapa Le?"

"Pacar." jawab Lelyta singkat.

Aduh.

Kok sakit ya?

Hati gue..

Apaansih.

"Yah Lele udah pacar yah.. gabisa gangguin lagi deh. Entar dijotos sama pacarnya deh. Duh kenalin ke gue sini,"

"Ngapain kenalin ke lo?"

"Ya..." Gue mikir jawabannya bentar, "Mau liat aja seleranya Lelyta tuh gimana."

"Selera gue mah bagus, yang jelas bukan kayak lo. Udah ah,Dadah."

Dan sambungannya pun mati. Jadi, yang bisa gue simpulkan adalah,

GUE BUKAN SELERANYA LELYTA.

Terdengar ketukan pintu dari bawah. Gue berharap itu Vino, soalnya gue udah laper banget. Kalo sampe dia lupa bawa makanan, siap-siap aja gue terkam. Ditambah gue sakit hati soalnya seleranya Lelyta bukan kayak gue. Padahal, gue mendekati kriteria cowok idaman cewek jaman sekarang.

Baru mendekati, ya. Bukan masuk kriteria.

Gue turun kebawah untuk membukakan pintu buat Vino dan makanan gue. Iya, makanan gue. Bukan kalian. Gue gamau bagi-bagi soalnya jadi ya, pas gue makan jangan pada ngiler. Apalagi gue kalo makan, makin ganteng.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Twin Target [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang