1 : Antar Surat.

736 55 10
                                    

Di suatu malam yang cerah, diterangi oleh cahaya bulan, dan di hiasi taburan bintang menemani malam seorang pria dengan kacamata yang melorot setengah hidung.

Klik klik klik.

Pak Arifin tampak sedang sibuk dengan kegiatan mengetiknya. Penglihatannya tak luput dari benda dengan layar bercahaya itu.

"Pak, sedang apa?"

Daniel menghentikan kegiatan mengetiknya. Dengan spontan ia menoleh kearah sumber suara.

Itu istri tercintanya, Jihyo Arifin.

"Begini, komplek perumahan kita ini sudah mulai kotor. Jadi, bapak berinisiatif untuk mengadakan gotong royong bersama bapak-bapak di komplek ini." Tukas Daniel.

"Masih banyak, Pak?"
"Mau Ibu buatkan kopi?" Tawar Jihyo.

"Boleh, gulanya jangan kebanyakan ya"

Jihyo mengacungkan jempol "Oke"

Daniel melanjutkan kegiatan mengetiknya yang sempat terhenti. Sedangkan Jihyo langsung pergi ke dapur untuk membuatkan kopi untuk sang suami.

Jihyo tiba di dapur dan segera membuatkan kopi sesuai pesanan suaminya. Namun saat dia hendak mengambil gula, tiba tiba listrik padam.

"Bapak!" Teriak Jihyo dari arah dapur, "Kok listriknya padam sih? Apa jangan-jangan lu enggak bayar tagihan listriknya ya?!"

Hening. Tidak ada respon dari sang suami

Jihyo menggerutu kesal. Ia berusaha meraba-raba guna mencari gula diatas meja.

Dia merasakan ada sebuah benda mengenai telapak tangannya.

"Nah, akhirnya ketemu." Jihyo pun mengambil isi yang ada di dalam tempat kecil itu sebanyak setengah sendok  makan. Ia mengaduk-ngaduknya dengan sendok. Lalu pergi menuju ruang tamu tempat dimana suaminya berada.

Saat hendak sampai di ruang tamu,tiba-tiba seluruh lampu di ruang kembali menyala. Ia melihat suaminya masih mengetik namun dengan earphone yang terpasang rapi di kedua telinganya.

Jihyo melangkah dengan cepat ke tempat Daniel berada. Jihyo meletakkan cangkir itu sedikit keras yang mengakibatkan airnya sedikit tumpah.

Ia melepaskan earphone yang ada di telinga Daniel. "Pantesan aja di panggil enggak nyaut!"

"Eh? Maaf bu,bapak enggak denger" Cengir Daniel

"Ya jelas enggak denger, udah pake earphone terus volumenya gede pula. Bapak mau jadi tuli?!"

"Jangan dong. Nanti kalau kita lagi senam di ranjang bapak enggak bisa denger itu dong" Balas Daniel dengan mengedipkan sebelah matanya.

Jihyo melempar bantal kursi yang ada di dekatnya dan batal itu mendarat mulus di wajah Daniel. "Jangan mesum!" Jihyo melototkan kedua matanya. Bisa-bisanya suaminya ini membicarakan hal itu di ruang tamu. Bagaimana kalau anaknya dengar?! Suaminya ini memang sembrono.

"Eh iya maaf bu, khilaf"

Jihyo memutarkan kedua bola matanya "Yaudah,cepet minum keburu air kopinya dingin. Itu airnya hangat."

Saat Daniel hendak mengambil cangkir kopi itu, ia teringat bahwa surat yang diketiknya sudah selesai. Ia mengurungkan niatnya dan memanggil anaknya untuk segera mengantarkan surat edaran gotong royong karena takut anaknya mengantar terlalu malam.

"Abang!" Teriak Daniel.

Datanglah seorang anak laki-laki dengan baju piyama bergambarkan Sailor Moon.

"Ada apa manggil Yeonjun, Pak?" Tanya Yeonjun keheranan karena tak biasanya Sang Ayah memanggilnya saat malam hari seperti ini.

"Duduklah dulu." Perintah Daniel.

KELUARGA ABSURDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang