7

181K 1.9K 136
                                    

Mata itu menyorot tajam ke segala arah, menatap dan meneliti setiap sudut ruangan.

Sedangkan, dirinya masih berdiri di tengah ruangan. Hm, rapih, batin nya berkata.

Ya, saat ini dia berada di apartemen Bellva. Menurutnya, dari ukuran orang yang tinggal sendirian, Bellva dapat menempatkan barang-barang dan printilan dengan sangat apik.

"Loh, kenapa masih disitu?" Bellva datang dengan nampan ditangannya.

"Nih, minum dulu, pasti aus." Ia meletakkan orange jus di meja.

Marvel tersenyum dan berjalan mendekat. Dan duduk di samping Bellva. "Terimakasih, cantik." Dan di akhiri mengecup pipi Bellva.

Sontak saja, perbuatan Marvell membuat pipi Bellva merona. Kedua tangannya saling meremat, ia deg deg an parah.

"Ab--abis ini nga--ngapain?" Mencoba untuk mencairkan rasa canggung yang ia rasakan sendiri ia mencoba bertanya ke Marvel. Malah jadinya tergagap. Haduuu....

Marvel tertawa, "Nggak usah gugup gitu, deg deg an ya?" Tanya nya dengan mata mengerling menggoda. "Sama kok,"

Ia mengambil tangan Bellva dan meletakkan di dada kirinya. "Tuh,  kedengeran sampai telinga 'kan?"

Bellva jadi semakin bergetar ditempatnya. Bayangkan, tangannya yang polos sekarang merasakan dan memegang dada keras milik Marvel. Pikiran nya lari kemana-mana.

Ingin rasanya menjamah lebih dalam lagi dada bidang Marvel. Ya ampun ya ampun... Ini kenapa jari nya bergerak dengan sendirinya. Meraba dada  yang tercetak di balik kaos hitam yang dikenakan Marvel.

Emang dari saat bertemu tadi, ia sudah dibuat gemetar oleh visual Marvel. Astaga, bawahnya sudah basah.

Bayangannya buyar mengenai badan Marvel saat mendengar suara tawa renyah milik Marvel. Ia gelagapan, aduh bodoh Bell, runtuknya dalam hati.

"Haha, geli Bell,"

"Ma--maaf," Bellva menunduk tidak berani menatap mata Marvel. Wajahnya pasti sudah merah padam. Maluuuuu.

"Hei, liat aku." Marvel mencoba mengangkat wajah Bellva, yang justru mambuat Bellva langsung memeluk Marvel dan menenggelamkan wajah nya kedalam dada Marvel.

"Nggak mau. Jangan liat" rengeknya. Ia menggesekkan wajahnya di bidang dada Marvel, hangat, nyaman, pengen gini terus. Haduh, Bellva baru ketemu lo udah ndusel ndusel manja gini!

Marvel menghirup dalam-dalam aroma yang menguar dari rambut dan badan Bellva. Dan juga bisa merasakan rasa kenyal di dada nya, debaran di dadanya semakin keras.

Dengan halus, ia merenggangkan pelukan Bellva. Ia harus menuntaskan ini semua.

Ia menatap mata Bellva dengan intens saat mata mereka bertemu. Ia semakin mencondongkan badan nya, dan mengurung Bellva.

Bellva sendiri, kaku ditempat. Matanya tanpa berkedip menatap mata berkabut milik Marvel.

Sampai ia merasakan benda kenyal yang menempel dibibirnya. Ia memejam kan mata. Tidak tau harus bagaimana. Ini first kiss nya. Pengalaman pertamanya.

"Tatap aku Bell,"

Perkataan Marvel membuat Bellva membuka matanya dan menatap Marvel yang sudah bergairah.

Bibirnya dilumat dengan halus oleh Marvel. Ia bisa merasakan bibir tebal milik Marvel, rasanya seperti permen mint.

Marvel sendiri, mencoba untuk mengontrol agar tidak kasar dengan Bellva. Ia tau, kalau ini pertama kali buat Bellva, jadi ia ingin membuat Bellva terkesan dengan ciuman pertamanya.

Marvel menggigit kecil-kecil bibir Bellva, dan menyesapnya dengan tempo halus. Tangannya menekan tengkuk Bellva dan yang satunya meraba pinggang Bellva yang ramping.

"Emhh..nghngh," lenguhan keluar dari bibir mungilnya yang masih di lumat oleh bibir tebal Marvel kala merasakan tangan besar Marvel aktif meraba dari perut dan menjalar naik ke samping payudara nya.

Putingnya sudah sangat tegang, nafsunya semakin meningkat kala ciuman Marvel semakin kasar dan pindah ke dagu dan semakin turun mengendus dan menyiumi area leher dan tulang selangkanya.

"Vellhh---uhh--enghh--hnghh--" Bellva semakin meracau dan menekan kepala Marvel ke dada nya.

Rasanya ia ingin melepas kain yang masih melekat di badannya.

Marvel yang birahinya semakin di puncak mendengar desahan Bellva, mengelus payudara Bellva, pelan saja, dan merasakan ada tonjolan kecil  yang semakin membuat ia bernafsu.

Wajah nya ia jauhkan dan menatap Bellva yang merem melek keenakan atas apa yang udah ia perbuat, haduh lo nglecehin anak orang Vel!

Bellva yang merasakan tidak ada pergerak di dada nya, ia membuka mata dan menatap Marvel dengan mata sayunya, "Kenapah?" Nafasnya menderu, tidak teratur, masih disulut oleh gairah yang pertama kali ia rasakan. "Ih, jangan berhentih" rengeknya.

Marvel tersenyum, lalu ia melumat bibir Bellva kembali dengan lebih dalam dan kasar. Tangan nya sibuk menyingkap tank top mini yang digunakan oleh Bellva.

Seketika payudara yang bulat itu menyembul dengan indahnya ketika sudah terbebas dari kain yang menekannya.

"Aakkhh--"

Putingnya bergesekan dengan tank top nya. Bellva langsung meletakkan tangan besar milik Marvel ke dada nya.

Ia ingin lebih, ingin di jamah Marvel lebih dalam. Di bawah, pusat intinya udah berkedut, semakin basah ingin di masuki.

"Uh--Vellohhh--- emhh ah ahh tekan yang kuat,"

Marvel semakin meremas payudara Bellva kuat hingga Bellva menggelinjang seraya melenguh dan semakin tersulut birahinya.

Puting merah muda ke coklatan itu sudah tegang ia langsung menyesap puting susu itu. Ia membiarkan puting itu semakin mekar dan semakin keras di dalam mulutnya,

Dan begitu Marvel mendengar erangan kenikmatan Bellva, ia semakin keras menghisap ranum payudara yang menggoda itu.

Tangan yang lain ia arahkan ke pusat inti Bellva, ia masukkan tangannya di dalam celana pendek yang Bellva kenakan. Dan melesak merasakan cd yang digunakan Bellva sudah sangat basah.

"Hmhh hnghh uh Vellhh"

Bellva merasa ada sesuatu yang akan keluar dari pusat intinya, tapi tidak bisa. Ia ingin lebih dari Marvel.

"Velloh--ungghh-- mauh keluarhh"

Vello yang tau maksud Bellva langsung menindih Bellva, menempatkan pusat intinya sendiri di atas inti Bellva. Ia ingin berbuat lebih dari ini, tapi ia tidak bisa. Harus segera dihentikan, kalau tidak, ia bisa semakin kehilangan akal.

Tangan Bellva langsung mengalungkan ke leher Marvel yang sedang memaju mudurkan badannya, menggesekkan penis nya yang sudah menonjol dan tegak agar bersingguhan dengan vagina Bellva.

"Uhmm--enghh-- Vell-- mauh keluar-- aaaaahhhh-- hah--hah--hah" deru nafas hangat Bellva menggelitik telinganya. Dada Bellva yang membusung membuat junior Marvel semakin tegang.

 Dada Bellva yang membusung membuat junior Marvel semakin tegang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____________________________________

SEE YOU
NEXT CHPATER
💜

Jangan lupa vote dan komen, luvs 🤎

MARBELL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang