8 tahun kemudian.
Gadis yang dulunya sangat cengeng dan juga penakut, kini sudah tumbuh menjadi remaja yang terlihat sangat cantik dan juga pemberani.
Siapa lagi kalau bukan Fina.
Ia saat ini sedang menerima hukuman dari anggota OSIS. Karena dia terlambat saat hari pertama MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah).
"Padahal tadi pagi gue baru aja skincare an masa sekarang panas panasan kek gini sih" gerutu Fina dengan wajah yang sudah memerah akibat terpapar sinar matahari.
Tanpa ia sadar, sejak tadi ada seseorang yang memperhatikannya.
"Perhatian semuanya, untuk adek-adek yang tidak dihukum segera masuk ke aula. Karena untuk melanjutkan kegiatan MPLS selanjutnya. Dan untuk adek-adek yang dihukum, kalian tetap disini sampai ada perintah dari anggota OSIS!!" perintah dari sang ketua OSIS.
Setelah mendengar pengumuman tadi semua murid yang tidak terkena hukuman bergegas untuk memasuki aula.
Lapangan yang tadinya sangat ramai kini menjadi sepi. Seperti tidak ada orang sama sekali.
"Ekhm, kenalin nama gue Alfian Maulana" ucapnya sambil mengulurkan tangan ke arah Fina.
Fina dengan malas pun mengangkat wajahnya, untuk melihat siapa yang berbicara dengannya tadi.
Padahal ia berharap dengan menundukkan wajahnya terus menerus, sinar matahari tidak akan merusak kulitnya yang glowing itu.
Namun ternyata masih ada orang didekatnya yang mengajaknya berbicara.
Dengan mata yang melotot dan mulut terbuka ia pun refleks berteriak "Aaaaa, ada cogan disamping gue"
"Biasa aja kali responnya, gue kan cuma ngajak kenalan doang" ia berbicara dengan gaya sok cool.
Fina masih memasang wajah terkejutnya. Dan hampir saja ia meneteskan air liurnya, kalau saja pemuda itu tidak berbicara lagi.
"Btw ga mau diajak kenalan nih?" sambil melirik tangnnya yang menggantung diudara.
Dengan gerakan cepat Fina langsung menyambar tangan pemuda itu.
"Gue Alfina Azahila" dengan wajah penuh semangat.
Pemuda yang baru saja mendengar bahwa namanya adalah Fina pun terdiam.
"Lo, Fina?" Sambil menunjuk wajah Fina dengan jari telunjuknya.
Dengan semangat Fina pun mengangguk sambil berkata "Iya, nama gue Fina".
"Bentar-bentar, tadi kata lo nama lo Fina kan? Apa jangan-jangan lo temen kecil gue yang dulu tuh cengeng banget sama penakut?" Tanya Fian dengan semangat.
"Jadi lo Fian yang dulu suka ngintipin gue kan?" Balas Fina dengan wajah berseri seri
Dengan wajah agak ditekuk Fian menjawab "Iya, ini gue!"
"Yaampun ternyata sahabat gue yang gendut sekarang jadi genteng gini, eh maap ganteng maksudnya hahahaha"
Tanpa Fina sadari, Fian sedang tersenyum manis menatap dirinya yang tertawa terbahak bahak.
•••
"Ternyata lo banyak berubah ya Fin. Lo dulu tuh jarang banget senyum, lah sekarang lo jadi barbar gini" ucap Fian sambil terkekeh pelan.
"Jahat banget sih lo masak ngatain gue!" Balas Fina dengan wajah kesal.
Saking asiknya berbicara membuat Fina dan Fian melupakan satu hal bahwa sedang dihukum dibawah sinar matahari yang sedang panas-panasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Harapan
Short StoryHarapan, semua orang pasti berharap yang terbaik dalam semua hal. Dalam lingkup pertemanan maupun dalam keluarga. Seperti gadis kecil yang duduk termenung di bawah pohon rindang. Dengan ditemani sahabatnya yang akhir akhir ini selalu menemaninya dal...