Prolog

509 41 31
                                    

-------------------------------------------------------------------
Pilih tampilan warna hitam, gunakan font source sans pro dan kecilkan font di posisi terkecil
----------------------------------------------------------------
🌧
Deep Love
Story by yeolki

-------------------------------------------------------------------Pilih tampilan warna hitam, gunakan font source sans pro dan kecilkan font di posisi terkecil----------------------------------------------------------------🌧Deep LoveStory by yeolki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading
🖤🖤













Langit kelabu mendominasi kali ini. Gumpalan awan menutup seluruh penjuru langit. Menutup setiap cela agar matahari enggan mengeluarkan sinar sedikit pun. Semilir angin meniup setiap jengkal rambut seorang gadis. Suhu dingin pun sedikit merasuk di diri. Tidak peduli seberapa tebal jaket yang ia kenakan.

Gadis dengan netra kecokelatan itu menatap langit. Mengadakan tangan ke arah atas. Sekedar pastikan apa gerimis tidak jatuh ke bumi saat ini. Namun, tidak ada satu tetes pun jatuh. Setidaknya, semua orang tahu. Mendung bukan berarti hujan. Dan mungkin ini salah satunya.

Dengan koper merah maroon yang dibawa. Gadis itu masih setia berdiri di pinggir teras bandara. Biarkan rungunya terus dengarkan pemberitahuan soal delay dan penerbangan yang akan segera pergi. Atau pesawat yang lepas landas. Bergerak pergi dari kota itu. Dan gadis itu bisa temukan burung besi tersebut melaju pergi. Pergi tinggalkan dirinya.

Sekeping memori malah muncul mengusik diri. Membuat gadis itu hanya bisa menarik napas panjang. Sekedar menahan hal yang seharusnya tidak perlu ia pikirkan. Lagi pula, untuk apa mengingat masa lalu? Ketika ia sudah putuskan untuk lupakan hal tersebut.

Tidak. Sebenarnya ia masih ingat semuanya. Bahkan setiap jengkal sayatan perih yang tergores di hati kecil itu. Ia masih ingat semua. Termasuk alasan dan juga pelakunya. Semuanya masih terekam sempurna di benak gadis bersurai kecokelatan itu. Tidak ada yang tertinggal. Meskipun ia pergi begitu jauh hanya untuk lupakan ini semua.

Ini sudah bertahun-tahun lewat. Berlalu bagai lagu yang terus berganti setiap tiga menitnya. Namun hanya ada satu lagu yang akan terus diulang. Terus dikenang. Bahkan terus dimainkan hanya untuk mengingat kenangan.

Sekali lagi, gadis itu menarik napasnya panjang. Sebaiknya, ia segera pergi dari sini. Tangannya pun mengayun. Sekedar hentikan sebuah kendaraan berwarna biru di hadapan. Lalu seorang pria paruh baya pun keluar. Bersiap masukkan koper gadis itu di bagasi. Sedangkan si calon penumpang, masuk dengan tenang.

Gadis itu kini sudah duduk di kursi penumpang. Menunggu si sopir kembali masuk. Dan ia memilih fokus menatap langit mendung. Kelabu bukan berarti menyedihkan. Cerah bukan berarti ceria. Dan dekat bukan berarti saling menyukai. Mungkin begitu kisah cinta pertama gadis itu. Ah, kenapa ia kembali mengingat ini?

“Mbak mau ke mana?” tanya si sopir.

Sopir itu baru saja masuk ke dalam mobil. Melirik si gadis di kursi penumpang lewat kaca yang tergantung di atas. Dan beruntung, gadis itu sudah terlepas dari belenggu lamunan. Membuatnya menatap sang sopir.
Dan berujar, “Ke alun-alun, Pak.”

Deep Love | Kim JiwoongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang