Setelah jam pelajaran terakhir telah usai, Adrian segera menuju kelas sebelas IPA 2 , untuk menunggu Adira.
Hari ini Adrian berniat mengajaknya pulang bareng, meski dirinya dan Gheo sempat berdebat sebentar.Gheo terpaksa pulang terlebih dahulu dan meninggalkan sepeda motornya dirumah Adira, karena kondisi Ayahnya melemah.
Dan setelah mengantar Adira, Adrian akan segera menuju rumah Gheo untuk menjenguk Ayah dari sahabatnya itu."Kak Adrian kenapa disini?" tanya seorang siswi yang merupakan teman sekelas Adira. Namun, ia tidak mengenal siapa gadis tersebut.
"Jemput Adira." balasnya singkat.
Detik itu juga satu kelas menjadi heboh.
Adrian hanya menatap mereka sebentar, kemudian mengalihkan pandangannya kearah lapangan.Didalam kelas, Adira tengah merapikan beberapa buku yang masih berantakan diatas mejanya, tak lama itu Chaca datang dengan segerombolan lainnya.
"Adira, lo buat sekolah gempar lagi!" seru Chaca heboh.
"Aku?" tanya Adira sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, lo. Asal lo tau, Kak Adrian. Sekarang ada didepan pintu kelas!" seru Fina tak heboh dari Chaca.
"Kak Adrian ngapain disana?" tanyanya bingung.
"Bisa gila gue ngomong sama lo." ucap Chaca yang merasa sebal dengan Adira.
"Sabar, Cha. Biar kita aja yang urus." sahut Hani menengahi mereka.
"Jadi, Adira yang manis. Lo buruan beresin ini, dan langsung keluar." ucap Mei sambil menunjuk bebebapa buku serta kotak pensil masih berada diatas meja.
"Kok pada ngusir sih?" tanya Adira sambil menatap mereka semua.
Karena gemas dengan tingkah Adira yang selalu saja bertanya, Hani dan Mei segera memasukkan buku Adira secara asal kemudian mendorongnya menuju Adrian yang masih setia menunggu gadis itu.
"Kak Adrian." panggil Adira saat dirinya sudah berada disamping kakak kelasnya itu.
"Lama. Lo kira gue gak capek apa, nungguin lo." ucap Adrian galak.
"Aku gak tahu kalau kakak disini." balasnya pelan.
"Temen lo gak ngasih tahu?" tanya Adrian sambil menatap perempuan yang menanyainya tadi.
"Gue kasih tahu kok kak, cuma Adira nya aja nih yang daritadi ngajak ribut mulu." sahut Chaca meyakinkan.
"Eh, aku gak pernah ya ngajak kamu ribut." balas Adira sambil membalikkan tubuhnya hingga ia berhadapan langsung dengan Chaca.
"Ayo pulang." Adrian menyeret Adira dengan cara menarik tasnya, dan yang terjadi adalah Adira mengikuti langkah Adrian dengan tubuh menghadap belakang.
"Kak, lepasin!" seru Adira sambil berusaha melepaskan diri.
"Lo tuh nyusahin. Buru, masuk." balas Adrian sambil melepaskan gadis itu.
"Kok taksi?" tanyanya bingung.
"Lo mau panas-panasan didalam angkot?" tanya Adrian sambil melirik angkot yang sudah mulai penuh.
"Enggak hehe."
"Yaudah, cepat masuk." ucap Adrian tak sabar.
"Kak Adrian sensi mulu." cibir Adira sambil memasuki taksi.
"Diem atau turun?" tanya Adrian setelah duduk disamping gadis itu.
"Diem."
"Bagus."
KAMU SEDANG MEMBACA
ADRIAN [HIATUS]
Ficção AdolescenteAdrian merahasiakan jati dirinya kepada gadis yang ia suka, gadis itu bernama Adira. Saat Adira mengetahui kebenarannya, semuanya hal yang berkaitan dengan hubungan mereka mulai berubah. Dapatkah Adrian memperbaiki semua yang telah Adira percayaka...