10. Kejadian Yang Tak Terduga.

50 29 49
                                    

Balik lagi, tinggalin jejak jan lupa:)
Aku gak suka kalian komentar NEXT diakhir cerita.
Gak berfaedah gaes, tidak membangkitkan jiwa nulis gue. Bener lah, gak ngaruh di gue.
Dan juga, berhentilah jadi Siders. Lu kira bikin cerita kagak mikir:/

                                        ****

Adira menatap bingung kearah kakak kelasnya itu. Bukan hanya satu, namun teman-teman Adrian berada disana juga.

"Kakak-kakak kenapa disini?"

"Jagain lo." ucap Adrian singkat.

"Gak usah Kak. Aku bukan anak kecil!" balas Adira meyakinkan mereka.

"Aku udah tahu soal Tasya yang labrak kamu kemarin. Biar aman, kita bakal jagain kamu." sahut Gheo sambil memperhatikan Adira.

"Kak Gheo jangan gini ah. Gak enak dipandang sama yang lain." bisik Adira agar anak-anak yang tengah menatap mereka tidak mendengar ucapannya.

"Adira, lo terima aja. Emangnya lo mau dilabrak lagi?" sahut Topan yang disetujui Wildan dan juga Reno.

"Enggak mau."

"Yaudah, terima."

"Tapi---"

"Gue gak nerima penolakan." sahut Adrian santai.

Adira menatap sebal kearah Adrian.
Kakak kelasnya itu selalu saja bersikap semaunya tanpa persetujuan darinya.

"Kamu mau kemana?" tanya Gheo yang menyadari jika gadis itu ingin keluar kelas.

"Ke kantin."

"Ayo. Kita temenin."

"Gak usah, aku bareng sama teman-temanku." tolak Adira sambil menunjuk kedua temannya yang sedari tadi hanya menatap mereka.

"Jalan sekarang." perintah Adrian tanpa mau dibantah.

"Tapi Kak Ad---"

Belum sempat Adira menyelesaikan kalimatnya, Adrian sudah lebih dulu menyeretnya menuju kantin.
Dan itu membuat Adira menjadi sorotan semua orang.

"Kamu mau makan apa?" tanya Gheo setelah ia duduk disamping gadis itu.

"Mie ayam. Aku kesana dulu, ya." balas Adira sambil beranjak dari duduknya. Namun Adrian sudah lebih dulu menahan tangannya.

"Siapa bilang lo boleh pergi. Duduk!"

"Tapi--"

"Gue bilang duduk, ya duduk. Wildan, pesenin mie ayam buat Adira." ucap Adrian sambil menatap temannya sebentar, kemudian mengalihkan pandangannya ke Adira.

"Gue?"

"Iya. Buru!"

Adira menatap tak enak hati pada Wildan, kemudian menatap Adrian dengan tatapan sebal.

"Apa liat-liat!" seru Adrian galak.

"Galak."

Gheo dan yang lainnya tertawa mendengar cibiran Adira.
Tak lama Wildan kembali setelah memesan makanan untuk Adira.

"Kakak-kakak gak makan?" tanya Adira saat melihat mereka yang masih setia duduk tanpa memesan makanan.

"Kamu dulu, kita nanti."

"Kalian makan sekarang aja. Biar aku ada kawannya." balas Adira yang tak setuju dengan ucapan Gheo.

"Yang dibilang Adira tuh bener, gue udah laper nih!" sahut Reno sambil menepuk perutnya yang sudah keroncongan sejak tadi.

ADRIAN [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang