🎗️ Pride

4.9K 288 86
                                    

"aku menginginkannya, tapi takdir belum mau mengabulkannya. Namun, Tuhan memberikanku takdir yang lain untuk memenuhi keinginan itu"















Plak!

"Lihat Appa, Yoon!"

"LIHAT APPA, SIALAN!" Jongsuk mengulang perintahnya, menginginkan anak bungsunyanya yang telah bergetar ketakutan memandangnya, sang Ayah dengan wajah marah dicampur kesal. Lagi-lagi hanya urusan nilai, sebuah angka yang terpatri indah di sebuah kertas buah dari hasil kerja keras.

Min Yoongi.

Remaja enam belas tahun itu, akhirnya memberanikan dirinya untuk mendongakan kepalanya, menatap mata Ayahnya yang tajam dan terasa seperti pisau tajam yang akan menusuknya. Yoongi menghapus air mata yang sudah membasahi sebagian wajahnya, berusaha tidak terlihat cengeng di depan ayahnya. Pipinya masih terasa panas bekas tamparan keras dari tangan besar ayahnya.

"Sudah bertahun-tahun, Min Yoongi. Bertahun-tahun! Apa tidak bisa kau menjadi peringkat teratas di sekolah?!" bentakan itu. Meski sudah menjadi makanan sehari-hari, tapi tetap saja terdengar mengerikan di telinga Yoongi, menakutkan sekali setiap remaja mungil itu mesti bersitatap dengan Min Jongsuk yang terhormat.

"Maaf, Appa....tapi aku su--" lirih Yoongi, suaranya jelas bergetar, bahkan beberapa kosakata hampir tak terdengar, digantikan isakan tertahan dari bibirnya.

"Berusaha?! Bodoh!"

Sret!

Kertas yang dipegang sang Ayah kini menggantikan tangannya untuk digunakan menggampar wajah Yoongi. Meski hanya beberapa lembar kertas, rasanya begitu perih di wajah Yoongi, kertas itu sudah berlumur emosi sang Ayah yang tengah meledak.

"Berlutut, Yoon."

"Appa...." Yoongi melirih lagi, berusaha menolak perintah ayahnya. Sudah biasa memang, tapi rasa sakitnya masih terasa tidak biasa bagi Yoongi.

Greb!

Duakh!

Bruk!

Tangan besar Jongsuk mencengkram bahu Yoongi erat, kakinya yang masih beralasalkan pantofel hitam itu dibuatnya menendang salah satu kaki Yoongi. Tentu saja, rasa sakit dan perih akibat tendangan itu menjadi sebab Yoongi jatuh terduduk, berlutut di hadapan ayahnya. Seperti yang Jongsuk inginkan tadi.

"Ini hukuman, kau tidak pernah membuat Appa senang dan bangga padamu!" Jongsuk menarik ikat pinggang yang tadinya melingkar indah menghiasi area di pinggangnya itu. Hingga ikat pinggang kulit berwarna coklat tua itu kini menempel dengan kasar di punggung Yoongi.

Ctas!

"Lihat kakakmu! Dari kecil ia selalu bisa membuat Appa bangga!"

Ctas!

"Kakakmu itu selalu bisa menjadi sebab Appa dan Eomma-mu bahagia, Min Yoongi!"

Ctas!

"Disini, kau hanya menjadi anak gak berguna!"

Ctas!

"Appa.....aku minta maaf" Meskipun seribu satu cara Yoongi menahan isakan dan air mata, tapi rasanya terlalu sulit untuk melakukannya. Air matanya terus berurai tanpa menghiraukan izin darinya. Sakit di hatinya yang sudah mendalam juga tak bisa lagi membuat air mata dan isakan itu tertahan.


















Min Yoongi

Kelas : 10 (sepuluh)
Semester : 1 (satu)
Peringkat : 2 (dua)































































Short Fanfiction | Min Yoongi [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang