kepercayaan

87 0 0
                                    

Dulu saat aku menaruh kepercayaan padamu, kamu malah merusaknya. Dulu saat hatiku hanya untukmu kamu malah membaginya.
Dulu saat aku mencintaimu, kamu malah main gila.

Sekarang aku sadar bahwa aku tak benar-benar ada dalam hidupmu, aku tak pernah ada dalam hatimu. Aku sekarang mengerti, aku ga boleh naruh seluruh kepercayaan dan cinta untuk dia yang belum tentu Allah takdirkan.

Aku hampir, hampir memberikan segalanya untukmu. Bahkan, nyawaku akan aku taruhkan demi keselamatanmu. Aku menghindar dari seseorang yang mencoba mendekati hanya untuk kamu lalu beginikah? Ini balasan kesetiaan dan pengorbananku untukmu?.

Kalo aku tau akhirnya aka  seperti ini, aku gak akan pernah mau mengenalmu mungkin, sekedar melihatmu saja aku akan berpikir seribu kali lagi hanya  untuk menemuimu.

Kamu ga tau, gatau gimana aku berjuang dengan segala keresahan Kamu ga tau, gatau gimana sakitnya diperlakukan seperti mainan
Kamu ga tau, gatau gimana aku bertahan sendirian, mempertahankan kamu yang jelas-jelas sudah di luar nalar.

Apa aku salah? Jika aku memilih pergi, sedangkan bertahan bukanlah hal mudah aku dipaksa kuat menghadapi kamu yang peduli aja nggak.

Ada saatnya aku capek, muak sama sikap kamu. Aku pikir dengan kita berpisah dan hubungan ini berakhir aku bisa tenang tapi, ingatan tentang kamu selalu mengajakku hidup dalam kekacauan, aku kehilangan arah dan tujuan, aku kehilangan harapan, aku kehilangan seseorang padahal dia menghujamku, melempar, bahkan menghempasku penuh ketegaan.

-Hujantadi,1989

quetesbijakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang