Chapter 12

2.1K 235 58
                                    

Disclaimer : Masashi Kisimoto
Author : BungTsan

______________________________________

Ryo tampak menundukkan kepalanya setelah mendapat makian dari Sasuke. Bocah itu berfikir bahwa mungkin saja yang ia lakukan tidak sesuai dengan keinginan sang Tuan,sehingga mendapatkan kemarahan dari sang Tuan. padahal ia sangat yakin bahwa kedua matanya melihat dengan jeli apapun yang Nenek Chio lakukan pada sepatu mahal sang majikan. Mungkin ini salahnya, besok-besok ia akan melakukannya dengan sangat baik lagi agar Tuan Sasuke tidak memarahinya.

Bocah malang itu begitu kesulitan saat berdiri.

Iya, Ryo menderita kecacatan pada kaki kirinya, dimana posisi telapak kaki tersebut membengkok searah jarum jam menyebabkan ia sedikit kesulitan dalam berjalan. Tapi itu tak menyulitkan ia dalam melakukan aktivitas. Buktinya ia bisa mandi sendiri dan melakukan semua hal sendiri tanpa bantuan dari sang ibu. Hebat bukan dirinya..

Terkadang ia sedih dengan tindakan Tuan Sasuke padanya, ia merasa Tuan Sasuke membenci dirinya, apakah ini dikarenakan wajah mereka sama? Jika benar maka ia ingin meminta pada Kami-sama agar menukar wajahnya dengan orang lain.

Ibu juga selalu menyuruhnya agar menghindari Tuan Sasuke, mengapa demikian?

Dengan kekuatan penuh ia berusaha bangun dan ternyata ia bisa berdiri. Iapun menoleh pada orang yang telah membantunya. Ternyata Ibunya sangatlah pantai diberi pahlawan olehnya karena Ibunya selalu ada saat Ryo sedang merasa kesulitan.

"Kau tidak apa-apa kan? “ tanya Hinata dengan raut khawatir. Setelah melihat Sasuke keluar, Hinata buru-buru memasuki kamar tersebut dan menemukan anaknya begitu kesulitan saat akan berdiri.

Sebagai seorang Ibu naluri Hinata sangat kuat, ia tau diamnya Ryo disebabkan oleh perkataan Sasuke, anaknya sangat kuat hingga tak meneteskan satupun air mata. Sepertinya Ryo sudah kebal dimarahi ataupun dimaki oleh pria itu.

"Aku tak apa Ma Sepertinya aku salah lagi sehingga Tuan Sasuke memarahiku." ucap Ryo. Tidak ada ekspresi takut lagi pada wajah bocah itu. Ia tak ingin membuat ibunya khawatir.

"Baiklah, ayo pasti kau sudah lapar sayang."

Keduanya pun meninggalkan kamar dan bersiap menuju dapur.

Flashback on

"Hinata, sadarlah.... Tolong... Tolong..." bibi Chio berteriak agar Hinata mendapatkan pertolongan. Setelah kejadian tadi ia begitu  panik, darah yang ada di depan matanya menyiratkan sebuah ketakutan besar.

Beberapa pekerja mendekat dan bersama membawa Hinata agar cepat mendapatkan pertolongan. Bibi Chio pun ikut menemani, ia sudah menganggap Hinata sebagai anaknya sendiri dan ia sudah berjanji pada mending Kaguya untuk menjaga Hinata.

Setelah sampai di rumah sakit. Hinata langsung di berikan pertolongan, Bibi Chio begitu terkejut saat Dokter menyatakan harus melakukan operasi. Tanpa pikir panjang ia pun mengiyakan, Hinata harus cepat di selamatkan dan anak yang tak berdosa itu.

Bayi itu begitu mungil, karena memang lahir secara premature. Bayi tampan yang mengingatkan Bibi Chio pada Uchiha Sasuke saat masih bayi. Bayi itu sungguh malang, salah satu kakinya memiliki kelainan yang akan membuatnya susah saat berjalan.

Bibi Chiopun masih menunggu Hinata siuman, dia duduk di kursi ruang tunggu. Terlihat Sasuke mendekat ke arah Bibi Chio yang sedang tertunduk.

"Tuan, Hinata sudah melahirkan."
Pria itu hanya bisa diam, ia datang ke sini karena kabar dari pelayan. Hinata masuk ke rumah sakit sesaat setelah ia dorong tadi. Sebuah rasa merambat pada dirinya. Entahlah ia pun tak bisa mendefinisikan itu, Apakah ia mengkhawatirkan anaknya?

Zindagi Ki HinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang