14 Tahun kemudian..
-----------
Gadis dengan rambut bruttne terangnya melangkahkan kaki keluar dari mobil Marcedez EV1 miliknya, tungkai indah itu melewati toko-toko terus melangkah menatap lurus, Netranya sesekali meneliti seksama namun memilih apatis menghiraukan dan terus berjalan.
Nafas lega mengudara ketika tungkainya memasuki cafe yang terlihat cukup padat. Perutnya kosong, jelas bahwa sejak matahari naik kepermukaan dirinya belum memproduksi sedikitpun makanan, kendati nyatanya semua itu tidak akan terpenuhi mengingat dirinya mendapati satu tugas menanggani seorang diri dari letnan Trevor. Gadis dengan surai bergelombang itu bersumpah setelah semuanya selesai, ia akan membeli 3 dus pizza untuk dirinya sendiri!
Dengan raut wajah terlampau tenang, Aily menekan tombol flash coffe sembari menunggu cup miliknya terisi penuh.
"Aily, kau berada di kota? Bagaimana bisa. Aku sudah berada dilokasi sedangkan dirimu malah bermain-main " Saluran komunikasi rahasia ditelinga kanannya terhubung memunculkan suara tone berat seorang pria setengah abad diujung sana.
"Aku sedang membeli minuman, tunggulah sebentar" Frasanya mengudara kesal kembali melangkah keluar memasuki mobil kendati raut wajahnya terlampau sangat datar tak menunjukan ekspresi kesal sama sekali, gadis itu benar-benar pandai dalam mengendalikan ekspresinya.
Tungkainya menginjak pedal gas sembari meneguk cup coffee. Merasa puas dahaganya terpenuhi, jari lentik miliknya mengambil berkas laporan di belakang jok mobil kembali melihat Kronologi, Foto-foto korban, serta sang pelaku. Netra madunya menilik sempurna mengingat-ngingat wajah ketiga sang target.
Zach, Smith, dan Nick. Kelompok pria muda tampan terkenal akan popularitasnya sebagai Hipster membuat mereka disegani dengan berbagai laporan buruk yang meresahkan keamanan negara.
Zach berambut pirang, Mastermind semua kegaduhan para wanita.
Smith berambut coklat, The Heavy hitler- si pencinta teknologi jaringan.
Dan Nick berambut hitam, Cassanova si penakluk wanita dengan raut wajah hangatnya.
Tidak butuh waktu lama untuk Aily tempuh menuju lokasi hingga kini mobilnya memasuki bangunan kuno yang terlihat megah dan mewah namun terlihat lusuh oleh tembok-tembok yang dipenuhi lumut. Helaan nafas terdengar sekali lagi, Aily ingin segera ini cepat selesai, kepalanya sedari tadi penuh dengan tumpukan pizza. Melangkahkan kaki menuju halaman depan rumah, raut wajah yang semula terlihat datar kini menunjukan senyum lebar paksa meregangkan otot muka guna melancarkan akting.
Dentingan suara bel terdengar nyaring setelah jari lentik Aily menekan tombol, pintu setinggi 5 meter itu terbuka memperlihatkan seorang pria berbalut jas mewah.
"Hai" Frasa dengan tone riang milik Aily memenuhi pendengaran kala sang entitas tuan rumah membuka pintu dengan senyuman hangat mempersilahkan masuk.
"Aku senang akhirnya kau datang juga, silahkan masuk"
Aily mengganguk setuju, mereka berjalan berdampingan menuju ruang tengah. Nyaris terlihat sangat riang ketika dua sosok hadir menunjukkan presensinya turun dari tangga, lantas tangannya melambai memberi sapa.
"Lihat siapa disini" Ujar pria dengan rambut cokelat gelap, Aily masih saja memperlihatkan senyumnya yang tak kunjung luntur saat pergerakan dua pria mendekat pada dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING THE GUN
RomanceAily Cullen sudah terbiasa hidup penuh akan bahaya. Dirinya yang terlihat rapuh dilatih keras sejak kecil oleh William untuk menjadi senjatanya yang sempurna. Aily di beri tugas untuk menghancurkan keturunan terakhir keluarga Sisilia Casanostra. Dy...