----------
Roma, Italy.Alunan musik klasik berputar melalui piring hitam besar memenuhi Ballroom mewah bergaya Luxury.
Suasana penuh dengan percakapan antar tamu yang dapat dipastikan berasal dari kelas atas kendati ada pula yang sedang bergorombol melakukan pembicaraan ringan, hingga terlihat juga berdansa menikmati lagu.
Musik berhenti, pembawa acara kembali mengeluarkan frasa ultimatumnya meminta perhatian.
Sebuah sepatu mengkilap menaiki panggung untuk memberikan pidato sebagai tamu terhormat dalam acara penggalangam dana pembangunan Casino terbesar di 10 negara. Para tamu terlihat terkejut melihat pria muda Asia tampan dengan setelan jas Louis Vuitton mewah ternyata adalah seseorang dibalik penggalang terbesar dari LaBelva Company.
"Selamat malam, perkenalkan aku Dylan O'neal Park, Mr. James tidak bisa hadir akibat kesehatannya memburuk".
Para tamu saling berpandangan terlihat bingung. Ini pertama kalinya LaBelva diwakilkan. Entitas pria diatas panggung terlihat sangat memukau, para tamu berbisik, menilai pria Asia didepannya.
"Terimakasih telah bekerjasama atas pembangunan proyek Casino. Maaf, aku tidak bisa memberi banyak percakapan. Pembangunan ini resmi dibuka"
Suasana hening setelah Dylan mengeluarkan suara terakhirnya. Ia mengedarkan pandangannya pada para tamu. Tiba-tiba terdengar tepuk tangan dengan cara lambat, Dylan menampilkan senyum miringnya membuat sebagian para tamu terkejut menyadari pria asia didepannya menimbulkan efek segan. Kemudian terdengar suara tepukan susulan lainnya memenuhi. Dylan mengangguk kecil lalu berjalan menuruni tangga panggung.
"Aku tidak akan pulang hari ini, beritahu si tua bangka" pengawal berbalut jas hitam mengangguk mengerti. Dylan berjalan tegak dengan pandangan lurus menuju parkiran palet. Tangannya membuka pintu mobil mewah miliknya, lalu melaju keluar dari perkarangan hotel.
††††
Nampak punggung tegap seorang pria bertumpu pada pembatas balkon menikmati lezatnya rasa wine anggur merah berumur 73 tahun milik temannya. Pria itu merogoh saku celana mengambil handphone lalu menempelkan ponselnya ditelinga ketika sudah tersambung.
"Halo"
"ke markas mansion sayap kananku sekarang, ada suatu hal yang ingin ku bicarakan"
"Hm, aku sudah berada di balkon kamarmu"
"Sial, kali ini aku benar-benar akan menghancurkan penismu jika berani mengambil wine koleksiku lagi"
"Sudah habis setengah botol terlam-"
Tut
Tanpa menunggu tanggapan Dean, Dylan mematikan sambungan telepon. Ia tergelak, Dean bercanda. Sebenarnya Dean sedikit takut dengan ancaman temannya itu. Tangannya kembali menyesap botol wine, lalu berbalik menuju lantai bawah.
Dean menunggu diruang tengah milik Dylan sembari menghisap rokok gold mint favoritenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALLING THE GUN
Roman d'amourAily Cullen sudah terbiasa hidup penuh akan bahaya. Dirinya yang terlihat rapuh dilatih keras sejak kecil oleh William untuk menjadi senjatanya yang sempurna. Aily di beri tugas untuk menghancurkan keturunan terakhir keluarga Sisilia Casanostra. Dy...