4-Revealet?

72 28 7
                                    

"Kita tidak perlu menjalin hubungan lebih jauh untuk mewujudkan perasaan tersendiri, kita hanya perlu menjadi kita apa adanya seperti biasanya kau menatapku sebagai dan sebatas teman."
Ayra Amora Vegaz

***
"Gue tadi di..."

Jika kalian berpikir Nad akan memberitahu Ayra, itu salah. Nad hanya diam dengan isakan yang terus keluar dari mulutnya. Sedangkan, Ayra hanya tetap diam dengan segala pertanyaan yang ada dikepalanya. Mencoba mengerti sepertinya situasi tak memungkinkan Nad menjawab pertanyaan itu.

"Gue antar lo pulang yah? " ajak Ayra dengan lembut.

"Emang siapa tadi si A-ayra? " ucapnya sendu.

"Dia kakak sepupu gue, dari korea. Gue nggak tau awalnya kalau dia udah pulang, setauku dia mau jadi warga negara disana aja, tapi nggak tau kenapa pulang" jelas Ayra.

"hiks hiks hiks"

" Kok lo nangis lagi sih? " tanya Ayra dengan binggung.

" Apa dia kena virus yang lagi banyak diperbincangkan? " tanya Nad dengan polosnya.

"Hahaha... Lo gila, nggak mungkin dia lolos dari bandara kalau ngena tuh virus, kan pengawasan sekarang ketat banget Nad" jawab Ayra dengan cengingiran. " Jadi lo nangisin ini dari tadi, soal virus itu? " tambah Ayra.

Dengan polosnya Nad mengangguk dan itu mengundang gelak tawa dari Ayra. Ayra pikir Nad sudah dicium sama Gesham Aaron Abraham, sepupunya yang cool dan mempunyai tatapan tajam.

"Tapi lo tau darimana kalau dia baru kembali dari luar negri? " tanya Ayra dengan binggung.

"Mukanya itu dan lo pernah cerita waktu itu. Kalau ada sepupu lo yang tinggal dikorea dan mau menetap disana" jelas Nad dengan me-lap hidungnya dengan tisu yang ada diatas meja.

"Ooh.. Udah ah, gue pikir lo diapain. Pulang sana, gue enek lihat lo seharian. Mana besok hari senin lagi!" usir Ayra.

" Yaudah, bangke gue juga enek lihat lo, awas yah kalau lo laporin ini keteman sekelas gue nangis! gue nggak segan-segan habisin eskrim lo!" ancam Nad.

"Ck, lo aneh. Apa lo punya dua sifat yah, ganda gitu? Bentar nangis bentar galak!" tanya Ayra dengan tatapan tajam.

Dengan mata melotot Nad berteriak "Lo pikir gue apa, nggak normal gitu?"
sambil mengejar Ayra yang sudah berlari meninggalkan Nad diruang makan.

Ternyata Ayra membawa Nad diluar rumah, membukakan Nad gerbang agar, perempuan itu pulang ke kandangnya.

"Awas lo Ayra, gue siku setengah lo! " ancam Nad dari balik gerbang Ayra.

Sedangkan, Ayra hanya tertawa dari dalam halaman rumahnya. Menertawakan Nad yang mengumpat di luar sana.

Hingga akhirnya suara motor Nad berlalu dan tak terdengar lagi ditelinga Ayra. Kemudian Ayra masuk kerumahnya, menuju dapur untuk mengambil segelas air putih."Lelah juga" pikirnya sambil menaruh gelas itu ditempatnya.

Dan dia berbalik mendapati Gesham sedang menonton tv yang menunjukan sebuah film fantasi. Tanpa berkata-kata Ayra berjalan melewati Gesham.

" Dia nangis karena apa? " ucap Gesham dengan nada dingin.

Ayra berbalik badan, menatap Gesham. " Dia siapa? " tanya Ayra.

"Temanlo" jawab Gesham dengan singkat.

" Ooh Nad, dia nangis karena dia pikir lo terkena virus Corona. Jadi, dia nangis" ucap Ayra sambil duduk disamping Gesham.

Dengan mata yang melotot Gesham mengumpat dalam hatinya mengatai cewek tadi gila! bisa-bisanya berpikir diluar nalar manusia normal.

" Eh, lo ngapain tadi hampir nyium Nad" tanya Ayra meluapkan pertanyaan yang masih tertanam dikepalanya.

" Nggak, gue pikir pencuri," ucap Gesham.

" Hahaha...kalian sama-sama lucu ya, masa iya kiranya pencuri malah mau di cium segala." kekeh Ayra.

Gesham berdiri meninggalkan sepupunya itu. Untuk apa meladeni sepupunya yang dari dulu mempunyai sifat sok tau. Meramal-ramal seseorang seolah-olah dia dukun.

⬅️
Dilain sisi Nad sudah berada dikamar mandi, mencuci muka dan mencoba melupakan kejadian konyol tadi.

" Udah jam berapasih? " tanyanya pada Satya yang berada di atas spring bed miliknya.

"Udah jam 6.10, emang kenapa? " tanya Satya.

"Lama banget gue dirumah Ayra" ucap Nad.

" Lo kan gitu! nggak bisa mikir waktu, udah lo pulang mata sembab, terus aneh. Jangan-jangan lo digigit serigala lagi? " cela Satya dengan melihat leher adiknya.

"Lo ngapain si bang-Sat? " tanya Nad dengan heran. " Gue kira di leher lo ada gigitan gitu bekas serigala" jawab Satya tanpa dosa yang diikuti cengigiran.

Brrughh ...

Lemparan bantal berhasil mengenai muka Satya, dan tanpa aba-aba Satya menarik Nad yang tengah menertawai diri, menggeli-geli perut Nad yang sekarang lelah untuk tertawa.

Begitulah mereka dua bersaudara yang selalu bertengkar tetapi penuh kelucuan.

" Eh bang-Sat, Mama dimana? " sembari mengerutkan dahinya.

" Mama ada kerja katanya, pulangnya tengah malam. Lo taukan? butik mama nggak pernah sepi? " jawab Satya dengan menatap adiknya.

"Kita beruntung yah, punya mama yamg stronger banget! " ucap Nad dengan mata yang berbinar-binar.

" Nggak usah sok baik lo, kan lo yang paling durhaka disini"cela Satya.

" Ahhh abangg satya...! "teriak Nad dengan keras.



Jangan lupa vote dan komen. Typo bersebaran maka itu perlu kritik untuk membuat cerita yang membuat kalian betah di cerita ini.
Iloveyouall😘😚

I'm NadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang