Jungkook berhenti. Lalu ia menatap ke arah atas. Langitnya gelap. Pasti disini sudah malam, pikirnya. Setelah itu, dia melihat ke arah jam tangannya. Tertuju jam 9... tunggu, kenapa jarum detiknya naik turun naik turun? Apa jam tangannya rusak?
"Ada apa ini? Apa rusak?" Jungkook mengotak-atik jam tangannya.
Dan benar saja. Jam tangan Jungkook masih tetap sama keadaannya. Tidak berubah dari keadaan sebelumnya. Karena kesal, Jungkook melepas jam tangan itu dan membuangnya secara sembarang hingga jam tersebut terjatuh ke lantai bawah. Ia hampir tak perduli, namun dia teringat sesuatu.
"Astaga! Kenapa aku membuangnya?? Itu adalah pemberian J-hope hyung saat ulang tahunku kemarin! Aishh!!" Jungkook mengacak rambutnya frustasi.
Dia harus mencari jam tersebut. Ya, dia harus ke lantai bawah. Dia berusaha mencari jalan keluar untuk ke lantai dasar di hotel ini. Dia mencari ke sekeliling dan akhirnya dia menemukan tangga menuju ke bawah.
"Ah! Apa ini tangga untuk ke bawah? Tapi jika dilihat lihat.. kenapa gelap sekali?" Jungkook menghidupkan senter di ponselnya.
"Oke, dont afraid! Hwaiting!" Jungkook menyemangati dirinya dan berjalan menuruni tangga.
Jungkook mengarahkan senternya ke arah bawah dan tiba tiba, semua lampu hidup dari lantai atas hingga lantai dasar di bawah sana. Jungkook menghela napas lega. Setidaknya, masih ada cahaya yang bisa membawanya ke lantai dasar.
Semakin cepat langkahmu, semakin banyak waktumu
Langkah Jungkook berhenti setelah dia mendengar kata-kata dengan nada lembut ntah darimana. Dia menoleh ke sekeliling, tidak ada siapa-siapa.
"Suara siapa itu tadi? Kenapa tidak ada orang? Apakah aku tadi hanya salah dengar? Ihhh.." Jungkook bergidik ngeri.
Lalu ia berjalan terus sambil menuruni tangga. Ia mengecek ponselnya, tidak ada sinyal maupun jaringan. Aneh, kan ini di gedung/hotel, mengapa tidak ada jaringan? Lalu ia dengan cepat menghilangkan tentang itu. Tidak lah penting sekarang. Yang terpenting adalah, jam tangan itu. Ia membuangnya, sama saja dia tak menghargai pemberian J-hope. Dia sudah keterlaluan, pikirnya.
"Hahh... hah.. kenapa tangga ini tak ada habisnya..." Jungkook terduduk sebentar di salah satu anak tangga itu.
Dia sudah menuruni bertingkat-tingkat anak tangga tetapi dia tak sampai sampai ke lantai dasar. Sebenarnya hotel ini ada berapa tingkat sih?
"Aish! Kenapa belum sampai juga sih? Perasaan sudah banyak sekali aku menuruni tangga." Gerutu Jungkook.
Akhirnya, Jungkook berdiri dan melanjutkan langkahnya dengan menuruni tangga di hotel itu. Namun, ditengah tengah saat menuruni tangga, langkahnya terhenti. Dia teringat satu hal. Dia menepuk dahinya lalu mengusap wajahnya hingga ke dagunya.
"Astaga! Kenapa aku tidak kepikiran untuk naik lift? Aish!" Jungkook menggerutu kesal lalu ia segera mencari lift.
Tetapi, dia tak menemukan adanya lift. Setelah lelah mencari, ia kembali menuruni tangga.
"Aish! Ini hotel bertingkat tinggi tapi lift gak ada! Otteokke!" Kesal Jungkook sambil menuruni tangga itu.
Penuh lelah akhirnya ia berhasil mencapai lantai dasar. Ia berlari keluar dari hotel itu. Dia terkejut saat ia keluar dari hotel, hari menjadi siang.
"Lah? Bukannya tadi malam?" Jungkook mengeryit heran.
Sejenak ia berpikir. Tak salah lagi, pasti ini mimpi. Lalu dia kembali ke jam tangannya yang dia buang tadi. Dia mencari ke sekeliling luar hotel. Namun sayang, jam itu tak ketemu. Jungkook mengigat ingat di arah mana ia membuang jam itu dari atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only Dream[END]
De TodoMimpi... Tapi kenapa aku bisa merasakan sakit? Sakit yang terasa nyata, dan kalian semua yang pergi meninggalkanku.. Hyung..