01.

64 10 1
                                    

Jisung keluar dari kamarnya dengan seragam sekolah, sudah seminggu dirinya tidak diperbolehkan keluar kamar oleh Taeyong.

Sekarang, tubuh kurus Jisung semakin menipis, matanya yang sembab, wajah dan bibirnya yang pucat, serta kesadarannya yang hampir hilang.

Jisung pergi ke dapur untuk mencari sesuatu yang bisa mengisi perutnya saat ini.

Terlihat dispenser yang kosong, serta meja makan yang benar benar tidak ada makanan sedikitpun.

Jisung beralih membuka kulkas berpintu empat itu, dan beruntunglah Jisung menemukan satu kotak susu besar dan satu buah roti cokelat miliknya yang sudah lama terbengkalai.

Saat memutar kotak susu itu, Jisung melihat batas konsumsi yang seharusnya. Benar dugaannya, batas konsumsi susu itu telah berakhir tiga hari yang lalu, dan roti itu juga telah melewati batas konsumsi.

Namun Jisung benar benar lapar, kartu ATM, dompet, dan handphonenya telah diambil Taeyong seminggu yang lalu, jadi Jisung memutuskan untuk memakan makanan basi itu, entah bagaimana nantinya, Jisung berharap tuhan memberinya jalan tanpa membuatnya tersiksa lagi.

Selesai makan, Jisung melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 06:35 WIB.

Jisung harus segera menuju sekolahnya yang berjarak lumayan jauh. Ketika Jisung berjalan menuju garasi, terlihat body motor sportnya yang sudah terpisah pisah.

Jadi, Jisung memutuskan untuk pergi ke sekolah dengan berjalan kaki.

_.._

Jarak dari rumahnya ke sekolah menghabiskan waktu setengah jam dengan sedikit berlari. Ketika sampai di gerbang, orang orang melihatnya dengan tatapan miris dan iba karena tampilannya yang benar benar jauh dari kata baik baik saja.

" Woi Cung, lo dari mana ? Oleh oleh lah " Ucap seseorang sambil menepuk pundaknya dari belakang.

Jisung terperanjat.

" Apaan? Orang gue ga kemana mana " Jisung membalasnya sambil tersenyum.

" Hei Jisung, jelas jelas papah lo datang ke sini, katanya lo ada urusan keluarga di luar negeri "

Jisung hanya tersenyum.

" Eh tapi Cung, kok lu beler, kurus, kayak ga keurus gini sih? di luar negeri ngapain aja njir ? "

" Chenle, lu jangan banyak tanya " Jisung menarik lengan Chenle dan membawanya menuju kelas.

_.._

Jisung mendapat banyak sapaan dari teman sekelasnya, termasuk dari sang ketua kelas, Huang Renjun.

" Jisung? Dari mana aja lo? " Renjun menghampiri Jisung dan menelitinya dari ujung rambut hingga ujung kaki.

" Loh? Lu kok kayak gembel sih? " Bukan Renjun, tapi Haechan yang bersuara.

" Heh, sembarangan lo " Renjun memukul lengan Haechan.

Jisung  hanya tersenyum, lalu duduk di kursinya yang berada di tengah tengah antara Jeno dan Jaemin, sementara di depannya ada Renjun, dan di belakangnya Chenle. Haechan? Berada di pojok, di barisan para perempuan.

_.._

Kriing

Bel istirahat pertama berbunyi, para siswa dan siswi balapan menuju kantin sebelum ramai, agar antriannya tidak terlalu ramai. Lain dengan enam pria yang masih memperhatikan salah satu diantara mereka, Park Jisung.

No LongerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang