BUKAN TERBALAS TAPI TERULAS

32 1 0
                                    

BUSET KEJALAPAK MAMAH AYAM BETINA CAMPUR JANTAN JADI OPOR!
Latah Asil yang memekakkan telinga beberapa orang di eskul seni rupa itu.

"Lu napa dah?" tanya Fera yang tertawa mendengar lantunan latah Asil.

"Engga, aku cuma liat itu!" Asil mengarah ke orang yang sedang berjalan dibawah ambang pintu dengan gagahnya hingga membuat Asil terpukau.

Mata para murid eskul seni rupa itu tak henti mengikuti langkah Reski.
Kecuali para LAKIK yang acuh tak perduli dengan kedatangannya.

"KA RESKI" gumam Asil sambil melihat tak percaya ke arahnya.
Pak Joko menepuk tangannya tiga kali. Menandakan kami semua tidak boleh bising dan harus diam.

"Baik, perhatian anak-anak! Disini kita kedatangan Reski murid RPL tingkat sebelas yang akan bergabung di eskul seni rupa ini" ucap Pak Joko dengan wajah yang ceria.

"Terimakasih Pak" Reski membungkuk dan memilih tempat duduk yang kosong.
Tapi hanya ada tempat duduk Asil yang kosong.

"Maaf pak, saya tidak kebagian tempat duduk" Kata Reski sambil mencermati lagi tempat duduk murid lakik yang kosong.
"Kamu tidak lihat Asil menjomblo?" lontar pak Joko membuat Asil spontan menoleh ke arahnya dan menatap bingung.

"Maaf Pak tapi__"

"Tidak apa-apa asal jaga jarak aman saja. Jangan c3 ya Reski."

"Apa tuh c3?" tanya Fera

"Cubit, colek, cocweet" ucap Pak Joko sambil tersenyum geli.

Asil menyadari bahwa tubuhnya sedang dilanda degupan jantung yang kencang sehingga membuat lukisannya sedikit tergores gak jelas.

'Crakk' suara itu mengalihkan perhatian Reski ke Asil.

"Apa ini?" gumamnya sambil mendecak.
"Maaf. Tadi aku gak sengaja numpahin cat. Wait! Aku ambil pel dulu" Asil beranjak dari tempat duduknya.

"Gak usah!" tiba-tiba Reski menahannya dengan ucapan.

"Eh kenapa?" Asil keheranan
"Biar aku yang ambil, lanjutin aja lukisannya" ucap Reski dengan lemah lembut.

"Tapi, ini kan karena aku" tukas Asil.

"Udahlah ini bentuk harga diri aku sebagai cowok. Gamungkin biarin cewek kesusahan"

Asil mengangguk sambil tersenyum manis.

Semua orang sempat menoleh ke arah mereka. Namun sebagian besar menganggap obrolan mereka wajar. Jadi tidak terlalu hiruk-pikuk seperti saat kedatangan Reski ke kelas seni rupa.

"Buat perpaduan warna di bunganya warna apa ya?" gumam reski yang entah bertanya pada siapa.
Peka lah Sil, kalo lo ada disamping dia berarti nanya sama lo.

"Kalo menurut aku sih karena tema warna yang Ka Reski buat adalah tema pastel. Jadi sebaiknya bunga itu diwarnai sesuai dengan warna aslinya namun tetap ada kesan warna yang cerah" jawab Asil sambil menunjuk bagian lukisan yang dia jelaskan.

Tak sadar sepasang mata Reski memperhatikan wajah Asil dan sesekali melihat ke kanvas miliknya.

"Ohiya aku ngerti makasih ya"
Reski tersenyum simpul sambil terus menggoreskan cat air pada gambar estetik miliknya.

Diam-diam Asil memperhatikan gambar milik Reski juga. Walau Asil harus berusaha tidak terlihat menyukai Reski tapi dia tidak bisa menahan untuk memandangi nya.

"Kamu Asil kan?" Ucap Reski tiba-tiba. Seakan-akan menyadari bahwa Asil sedang memperhatikannya.

"Hah? Bukan" jawab Asil nge lag karena sedang fokus.

Harsa Asmaraloka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang