LIMA

114 23 0
                                    

Minho terdiam menatap langit yang bertaburan dengan bintang di malam hari itu. Lalu ia bergumam pelan lalu terkekeh sendiri.

"Harusnya gue dulu 'kan?"

Minho membuka ponsel berwarna putih, lalu menekan salah satu aplikasi yang hanya terdapat di bagian homescreen saja.

Ia menemukan sebuah ketikan nama semua ketujuh temannya, kecuali satu diantara mereka berdelapan.

"Pertama Seo Changbin, kedua Lee Minho dan ketiga--" ucap Minho tergantung.

"Gila, gue gak nyangka lo bakal sejahat itu sama temen sendiri, hahaha."

Minho tertawa kecut sendiri melihat ketikan aneh itu, lalu ia melemparkan ponsel itu keasal tempat, namun tetap saja ia membuangnya pada daerah kasur agar tidak retak.

"Andai gue bisa bilang ke lo semua," gumamnya pelan lalu menenggelamkan kepalanya ditengah-tengah kedua tangan.

° ° °

"Sung lo bisa temenin gue gak?" tanya Hyunjin yang saat itu tengah membawa sekotak permen.

"Mau kemana?"

"Balikin ini ke adek kelas."

Jisung mengrenyitkan dahinya keheranan, namun tidak lama kemudian ia langsung ditarik oleh Hyunjin.

"Ikut aja!"

Mereka berdua berjalan berdampingan layaknya pasangan kekasih, tetapi tidak mungkin karena mereka berdua sama-sama lelaki dan normal tentunya.

Jisung melihat dari kejauhan saat Hyunjin memberikan kotak itu kepada adek kelas. Entah kenapa rasanya Jisung ingin mengejek Hyunjin saat itu juga.

"Lo suka ya sama adek kelas itu?" tanya Jisung menyelidiki.

"Apaan dah kaga."

"Ngaku lo!"

"Serius, gue cuma nitip buat Yeji."

Hwang Yeji atau biasa dipanggil Yeji itu adalah adik kandung dari Hyunjin. Sekaligus adik kelas juga tentunya.

"Lo bilang buat adek kelas," protes Jisung tidak terima.

"Yeji emang bukan adek kelas gue?"

Jisung tersenyum masam seraya mengusap-usap dadanya sendiri. Kali ini ia cukup sabar untuk menghadapi Hyunjin, tapi untuk lain kali ia tidak mau lagi untuk bersabar seperti ini.

° ° °

Di kelas hanya tersisa dua manusia saja, mereka adalah Jeongin dan Felix.

Seperti hari-hari biasanya mereka selalu bermain game berdua. Tidak mengenal tempat dan juga waktu, terutama Felix yang bahkan sampai lupa dengan orang di sekitarnya sangking asik memainkan game.

"Kak lo kok gitu, jangan ngikutin terus!" ucap Jeongin protes kepada Felix yang bisa dikatakan dalam game tersebut avatar milik Felix mengikuti avatar milik Jeongin.

"Seru tau, Jeong," ucap Felix yang nampaknya semakin keasikan sendiri.

"Udahlah gak seru, masa ngikutin Jeongin mulu."

Jeongin memajukan bibirnya, membuat wajahnya semakin terlihat imut. Padahal tidak bergaya seperti itu saja sudah imut apalagi bergaya seperti itu? Bisa dibayangkanlah bagaimana imutnya seorang Yang Jeongin.

"Yaudah iya nih gue ngejauh." Felix terkekeh geli lalu mengatur permainannya agar avatar miliknya menjauh dari avatar Jeongin.

Jeongin mulai tersenyum kembali, lalu melanjutkan game itu bersama Felix.

"Eh, Kak--" ucap Jeongin disela-sela bermain, tetapi lagi-lagi ia menggantungnya.

"Kenapa?"

"Hah? Gak jadi."

° ° °

Minho melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul setengah sebelas malam, hari ini ia masih berada di rumah Hyunjin.

"Lo jagain barangnya, jangan sampe ilang!" Hyunjin berhormat kepada Minho sebagai tanda ia mematuhi ucapan Minho.

"Eh lo mau pulang?"

"Iya, kenapa?"

"Lo gak inget ucapan Chan kalo kita gak boleh pergi sendiri-sendiri?!"

"Terus gue harus nginep di rumah lo gitu?"

"Iyalah."

"Ngga makasih, gue mau pulang."

Memang Minho itu keras kepala dan tidak pernah peduli dengan apapun, bahkan ia sendiri tidak peduli dengan keselamatan diri sendiri.

Minho langsung memakai helm dan menaiki motornya, sesaat kemudian ia melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata.

"Susah emang kalo ngomong sama batu," ucap Hyunjin menggeleng-gelengkan kepalanya seraya melihat Minho berlalu menjauh.

"Btw isi kotak tadi apa ya? Kenapa Minho gak bolehin gue buat buka?"

Hyunjin mengedikkan bahunya pertanda ia tidak tau lalu ia memilih untuk memasuki rumahnya, berhubung sudah larut malam.

Di rumah sebesar itu hanya tinggal dua makhluk saja, yaitu Hyunjin dan adiknya Yeji. Kadang juga Yeji menginap di rumah teman nya jadilah Hyunjin hanya di rumah sendiri, seperti malam ini. Sedangkan kedua orang tuanya berada di luar kota.

Hyunjin memutuskan untuk ke kamarnya. Matanya memang belum mengantuk tetapi mencoba untuk tidur lebih baik daripada harus begadang. Lagipula besok ia harus sekolah.

Satu jam berlalu, Hyunjin masih belum bisa tertidur. Ia terlihat mencemaskan seseorang. Sedetik kemudian seseorang menelponnya.

"Kak--" ucap seorang Yeoja dari seberang sana dengan nada yang bergetar.

"Kenapa, Ji?"

"Temen kakak-- Kak Minho, dia--" ucap Yeji yang masih sama seperti awal tadi, ditambah ia menggantungkan ucapannya sehingga membuat Hyunjin semakin penasaran.

Setelah mendapati kata 'Kak Minho Hyunjin bertambah cemas. Ia takut jika terjadi sesuatu kepada Minho.

"Kenapa?"

ㅡt o b e c o n t i n u e dㅡFOLLOWVOTECOMMENTSHARETHANKS YOU♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ㅡt o b e c o n t i n u e dㅡ
FOLLOW
VOTE
COMMENT
SHARE
THANKS YOU♡

[✔] Death Book || Stray KidsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang