{New Familiy}

11 1 0
                                    

"eomma~~ eomma" panggil JiSa saat ia sampai dirumah bersama dengan Hyon Joo.

"Ada apa JiSa? Aigooo...apa yang terjadi??" Tanya Haewon pada anak tunggalnya itu.

Mereka membawa Hyon Joo ke kasur yang tadi Hyon Joo sempat tempati.

"Istirahat dulu nak, jangan beranjak dari tempat tidur. Kau masih belum sembuh total" ujar Haewon.

"Sebentar, aku akan mengambilkan makananmu dan obatmu" lanjutnya kemudian pergi kedapur.

Hyon Joo hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan karena ia masih lemas.

"Eonni, na gwencana?" Tanya JiSa cemas pada Hyon Joo.

"Gwencana-yo" jawab Hyon Joo dengan suara paraunya sambil menanmpilkan senyumnya dan mengusap tangan JiSa yang memegang tangannya.

"Kan aku sudah bilang tadi, eonni masih belum sembuh. Dan eonni masih aja kekeuh untuk mencari ka--" kata-kata JiSa sengaja ia diputus, karena ia tahu kalau Hyon Joo pasti sedih bila mengingat kalungnya itu.

"Pokoknya eonni ga boleh beranjak dari tempat tidur ini sebelum eonni sembuh. Oke??" JiSa mengomeli Hyon Joo seperti halnya ibu mengomeli anaknya.

Hyon Joo hanya meresponnya dengan tersenyum dan sesekali mendenguskan tawanya saat mendengar perkataan JiSa.

"Arasso...kau seperti ibuku saja, mengomeliku seperti ini" ujar Hyon Joo.

"Memangnya, ibumu mengomelimu seperti aku tadi?" Tanya JiSa penasaran.

Hyon Joo terdiam, dia terlihat menghembuskan nafasnya pelan sebelum menjawabnya.

"Tidak pernah, ibuku tidak pernah mengomeliku. Bahkan aku juga tidak pernah melihat bagaimana dia mengomel" ucap Hyon Joo datar.

"Maksud eon--"

"Seru sekali kalian ngobrolnya, ini makananmu. Dimakan ya, setelah itu obatnya diminum, arasso?" Tutur Haewon.

Hyon Joo tersenyum mendengar tuturan Haewon, ia merasa bahwa Haewon adalah ibunya sendiri.

"Arasso...khamsamnida, Ahjuma" ucap Hyon Joo sambil mengambil makanan itu dan mulai melahapnya.

"Hei, kita belum berkenalan. Baiklah, Cha Haewon imnida. Kau?"

"Hhh, aku sampai lupa kalau kita belum berkenalan" jawabnya disela-sela makannya.

"Ahn Hyon Joo imnida" ucap Hyon Joo sambil menundukkan kepalanya sekilas.

"Hyon Joo?? Nama yang bagus, hhh" ujar Haewon.

Hyon Joo merasa malu saat Haewon mengatakan itu, ia merasa dirinya dipuji. Setiap kali Hyon Joo dipuji, entah kenapa ia selalu merasa malu saat dipuji.

"Kalau begitu, jangan panggil aku Ahjuma lagi, nee?" Pinta Haewon pada Hyon Joo.

"Nee. Emm bolehkah aku memanggilmu eomma?" Tanya Hyon Joo ragu.

Terlihat jika saat itu wanita paruh baya yang berusia 58 tahun itu sedang berpikir.

Hyon Joo jadi was-was melihat ekspresi Haewon yang meragukan jika ia menjawab "boleh". JiSa juga terlihat menanti jawaban Eommanya itu, ia juga berharap kalau eommanya mengatakan "boleh".

"Baiklah! Tidak masalah" jawabnya sambil tersenyum kearah Hyon Joo.

Hyon Joo tersenyum senang dan mengucapkan terima kasih kepada Haewon, sedangkan JiSa ia juga terlihat begitu senang dengan jawaban eommanya itu.

Hyon Joo pun melanjutkan aktivitas makannya dan selesai makan ia meminum obatnya sesuai perintah Haewon.

"Eonni istirahat saja ya, aku pergi dulu bantu eomma diladang" ujar JiSa yang sedari tadi menemani Hyon Joo. Sedangkan Haewon, ia sudah pergi duluan untuk ke ladang.

What is your name?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang