3. Bergiliran

170 28 2
                                    

Sebelum melanjutkan, cerita ini mungkin hanya memuat sedikit romance. Kalau kalian masih mau membaca, silakan lanjutkan, kalau mau banyak manis-manisnya, ada dua part kisah anak 98L di 'Compilation Book' disitu lebih banyak romancenya. Cek aja di profileku Panpan_da97. Cerita ini akan lebih banyak tentang persahabatan tentunya.

***

"Gimana Yeon?"

"Ya gitu ngambang."

"Anj-
Kayak apaan aja dah." protes Yuvin.

"Tapi gua pingin liat, sumpah." lanjutnya.

"Halah, paling lu lari terbirit birit kalo bisa liat!" timpal Dahyun.

"Emang serem banget apa?" tanya Umji.

"Bagi gua sekarang gak sih." jawab Sakura.

"Iya enggak. Asal lu gak liat kakinya." tambah Juyeon.

"Tanyain dong, tanyain dong ke mereka." ujar Dahyun.

"Tanya apaan?"

"Namanya siapa aja deh tadi? Terus orangnya mana?"

"Seungmin sama Kino. Ini Seungmin terus ini Kino." tunjuk Juyeon ke Seungmin dan Kino, yang hanya bisa melihat cuma Sakura dan Juyeon.

Sedangkan sisanya bagian ngangguk-ngangguk.

"Mereka kapan matinya?" tanya Dahyun.

"Meninggal..." ralat Q.

"Gatau, lupa. Pas kita pergi, kita seumuran kalian, kelas 3 juga." jawab Kino.

"Gatau katanya lupa." ujar Sakura.

"Katanya seumuran kita." tambah Juyeon.

"Hah gimana gimana? Kan umur mereka kepotong." ucap Yuvin, setelah itu Yuvin juga bingung barusan dia mengatakan hal apa.

"Tanyain lagi dong, kenapa bisa meninggal?" Dahyun lagi mode kepo maksimal.

"Udah jelas jawabannya, kalau jadi setan berarti gak diterima di dunia sama akhirat. Berarti bunuh dir-

Ucapan Yuvin terpotong, dia sadar kedua 'makhluk tak kasat mata' itu masih berada disana.

Sakura langsung merasa tidak enak kepada Seungmin dan Kino. Seungmin dan Kino saling memandang satu sama lain.

"Kita juga gak inget kenapa, mungkin apa yang dikatain temen lu itu bener." ujar Seungmin ke arah Sakura dan Juyeon.

"Udahlah gak usah dibahas lagi." ujar Juyeon menyudahi.

"Ngomong ngomong, lu tiba tiba bisa liat mereka gara gara abis dari ruang musik?" celetuk Q tiba-tiba.

"Iya."

"Apa kalo kita juga kesana bisa liat mereka ya?" tanya Umji.

"Mungkin sih, ayo coba kesana juga. Tapi jangan sekarang! Gua belum nyiapin diri." balas Dahyun.

"Sama..."

#####

"Oy Juyeon!"

"Oy bro!"

"Balik sendiri kan lu? Nebeng dong, motor gua di bengkel."

"Boleh, gak balik bareng cewek lu emang?" tanya Juyeon.

"Cewek gua siapa?"

"Itu yang biasa bareng lu, yang dikelas."

"Anjir! Bukan cewek gua itu, temen doang." balas Lino.

"Kirain."

Sakura sedang berjalan menuju ke arah pintu gerbang sekolah untuk pulang menunggu jemputan. Seungmin dan Kino masih mengikuti Sakura.

"Kalian mau ikut gua pulang apa?"

"Gak kok. Kita nganterin lu doang sampe gerbang." jawab Seungmin.

Saat akan melanjutkan perjalanan, Sakura melihat Juyeon dan Lino yang berboncengan, kebetulan Juyeon dan Lino juga melihat Sakura. Juyeon melihat Seungmin dan Kino yang berada di sebelahnya.

"Itu cewek ngomong sendiri?" tanya Lino, kemudian ia bergidik ngeri.

Mendengar perkataan Lino, Juyeon tersadar akan satu hal, baru saja dia akan memanggil Seungmin dan Kino akhirnya ia urungkan. Ia hanya tersenyum kepada mereka dari jauh, gawat kalau sampai keceplosan, bisa-bisa Lino yang kalang kabut.

"Ngaco. Temen gua itu. Kayaknya lagi banyak pikiran." balas Juyeon.

"Oy Sak, mau balik?"

"Iya nih."

Sakura dan Juyeon saling bertatapan, seolah-olah mereka melakukan telepati. Seungmin tersadar, sepertinya Juyeon menanyakan apakah ia dan Kino akan mengikuti Sakura hingga ke rumah.

"Kita nganterin sampai gerbang doang." ucap Seungmin.

Juyeon akhirnya paham, kemudian ia pamit pergi duluan bersama Lino.

#####

Keenam anak pergi ke ruang musik, nihil, sudah beberapa hari mereka mencoba melakukannya. Hasilnya tetap masih sama. Hanya Sakura dan Juyeon yang dapat merasakan dan melihat kehadiran Seungmin dan Kino.

Selain kedua 'orang' tersebut, mereka belum dapat mendeteksi siapapun.

"Nyerah dah."

"Tapi kok bisa lu berdua doang, gua juga pingin." ungkap Yuvin, masih iri.

"Tukeran sini kalo bisa." balas Juyeon.

"Dah ah ke kantin yok, laper, nanti abis lagi waktu istirahat." ajak Umji menyudahi kegagalan yang berulang kali.

Saat akan menuruni anak tangga, mereka saling bercanda yang mengakibatkan tubuh Q hampir oleng dan dia hampir jatuh, untung refleksnya lumayan cepat, akan tetapi teman-temannya sudah sangat terkejut.

"AWASSS!!!" teriak Kino saat melihat Q yang hampir terjatuh.

Dari bawah Seungmin sudah siap menangkap apabila Q akan terjatuh, walaupun sia-sia karena yang pasti tembus pandang.

Q berpegangan erat pada penyangga di tangga, Dahyun menarik lengan baju Q. Arah pandangan mereka berdua bergerak ke arah sumber suara teriakan, entah karena kejadian barusan yang terlalu mendadak pula, mereka dapat mendengarkannya walaupun samar-samar.

Q dan Dahyun terkejut.

Setelah tinggal dua anak tangga lagi, Q benar-benar terjatuh karena langsung melompat, ia tidak sadar lagi karena baru saja melihat Kino. Seungmin yang sudah sampai dibawah tak kalah terkejutnya melihat Q yang terjatuh juga teman-teman mereka yang lain.

Dahyun yang masih memegang lengan baju Q pun ikut tertarik dan terjatuh. Q jatuh dengan mukanya menghadap ke arah semen dan ditindih oleh Dahyun. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Untunglah jatuhnya tidak terlalu tinggi, tidak begitu sakit. Tapi bagi Q dan Dahyun, jatuh dari tangga tidak semengerikan hal yang mereka alami selanjutnya.

Karena sekarang mereka berdua pun dapat melihat dengan jelas Kino dan Seungmin.

The World Beside Us - 98Line feat 03LineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang