- 2 -

5 1 0
                                    

Kurang dari jam 11 , kelas mereka sudah diizinkan untuk segera pulang masing-masing .Dengan secepat kilat , arin menyusun buku beserta barang-barangnya itu ke dalam tas . Laki-laki di samping bangkunya lantas dibuatnya kembali kebingungan .

" Arin , kenapa kau seperti sibuk sekali- ah maksud ku- , apa kau punya masalah?"

Yang ditanya hanya sibuk menyimpan kembali barang-barangnya itu , namun ketika ia menenteng tasnya sembari melihat laki-laki itu .

" Tidak apa-apa , kenapa bertanya seperti itu ?"

Setelah itu , tidak lagi ada adegan tanya bertanya . Keduanya diam- mungkin sibuk dengan pikiran sendiri masing-masing. Akhirnya gadis itu kembali bersuara .

" Aku keluar duluan ya ."

Laki-laki berkacamata itu hanya menganggukkan kepalanya , sedikit bingung dengan gadis itu. Menggelengkan kepalanya, lalu bergegas menyimpan buku yang bertumpuk di mejanya.

________________

Arin's side

Dilihat dari geraknya , gadis itu nampak gelisah lagi . Hari ini bis dikatakan hari sial . Ia salah memprediksi bahwa hari ini akan menyenangkan .

Berjalan mondar mandir , berharap sambungan teleponnya tersambung , tetapi hasilnya tak diangkat oleh kakaknya . Namun , gadis ini untungnya memiliki sifat pantang menyerah . Sekali lagi , ia mencoba untuk menelepon kembali , hingga sambungannya tersambung .

" Halo?"

" Kak kok daritadi ga diangkat sih ?"

" Ini kelas kakak baru selesai , kenapa emangnya ?"

Helaan nafas itu kembali terulang- , entah keberapa kalinya ia melakukan itu .

" Kak aku lupa ambil uang yang tadi mama naroh di meja ."

" Tuh kan dek ceroboh lagi kan , jadi gimana dong?"

" Kakak bisa jemput adek di sekolah ga?"

" Abang habis ini masih ada kelas lo dek , habisnya ini waktu kita untuk break , minta nebeng sama temen coba ."

" Yauda deh , adek tutup dulu ."

Mematikan sambungan itu beralih menatap langit yang mulai mendung . Sangat tidak mendukung suasana hatinya , yang benar saja bisa apa dia? Kelalaiannya baru saja membawa dampak yang buruk baginya . Meminta jemputan dari teman- , tidak mungkin ia meminta kepada cheyoon , dia sudah lulang dari awal . Pikirannya menuju temannya , haechan . Ah tidak-tidak , sebelum ia bertindak ia sudah memikirkan dampaknya kalau meminta jemputan dari haechan , ia merasa jijik dengan semua gombalan yang dilontarkan darinya .

Merasa kesal tidak terpikirkan cara apapun , menendang batu-batu kecil di jalanan hingga ia bertemu dengan sosok laki-laki yang meminjamkannya jaket , ya dia mark lee.

" Kenapa tidak pulang ?"

" Kakak gabisa jemput ."

Oh ayolah ia berharap ada mukjizat dari Tuhan . Namun mendengar kalimat yang dilontarkan temannya , ia sedikit mempunyai harapan untuk pulang ke rumah .

" Ayo kita sama-sama naik bus ."

" Tapi aku tak bawa uang , bagaimana aku dengan seenaknya menyelinap bus tapi tidak membayarnya ?"

Laki-laki tertawa tanpa suara , kembali beralih pada gadis itu . Ia tersenyum menghadap di depan .

" Bagaimana kalo aku yang mentraktir kamu sebagai balasan tadi kau membawa ku ke kantor sekolah?"

2. 𝐌𝐞𝐥𝐥𝐢𝐟𝐥𝐮𝐨𝐮𝐬 - 𝐌𝐚𝐫𝐤 𝐋𝐞𝐞✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang