Sebuah Konsekuensi Hijrah

223 6 0
                                    

✍🏻 Oleh Ustadz Abu Abd rahman bin Muhammad Suud al Atsary hafidzhahullah

Hijrah satu kata yang sangat indah. Satu kalimat untuk mengungkapkan makna kembali dan perbaikan. Kembalinya seorang hamba kepada Rabb-Nya dalam keta'atan.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لا هجرة بعد الفتح ، ولكن جهاد و نية متفق عليه. [البخاري 
[3900 ومسلم 1864].

"Tidak ada lagi hijrah (dari makkah ke madinah) setelah fathul makkah, namun yang tetap adalah jihad dan niat (dalam hijrah dan perbaikan)." [HR. Bukhari no.3900 dan Muslim no.1864]

Imam Ibnu Rajab rahimahullah mendefinisikan makna hijrah yaitu:

الرجاعون إلى الله بالتوبة من المعصية إلى الطاعة.

"Kembali kepada Allah dengan bertaubat dari maksiat kepada ta'at."

Mengenai firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

ففروا إلى الله. (سورة 51 الذاريات 50)

"Dan bersegeralah lari kembali kepada Allah." (QS. Adz-Dzariyat: 50)

Imam Ibnu Qayyim rahimahullah menjelaskan dalam kitabnya, risalah tabukiyah: "Bahwa hijrah ada dua bentuk, hijrah badan (fisik) dan hati. Terutama hijrah hati (hijrah kepada Allah dan Rasul-Nya) terkait dua hal, min (dari) dan ila (kepada). Konsekuensi dari hijrah kepada Allah Ta'ala adalah totalitas, yakni mengalihkan semua, kecintaan, ibadah, takut, harap, tawakkal, doa, dan ketundukan dari selain Allah kepada Allah semata. Hijrah pada Rasul adalah, kesediaan mengikuti sunnah Rasul secara totalitas, meskipun hal ini menjadikan orang yang meniti jalan ini di anggap asing, walaupun tetangganya banyak (yakni siap untuk tidak populer).

Sebagian orang salah dalam memandang hijrah, bahwa hijrah adalah sejenis makanan, sejenis tren, sejenis perubahan, sejenis ganti casing, dan sejenis baju dan tampilan. Tentu hal ini perlu di luruskan.

Secara makna hijrah dapat di maknai, meninggalkan atau berubah menuju yang lebih baik (secara fisik), atau berpindah dari yang buruk kepada hal yang lebih baik.

Sebagimana Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

و اصبر على ما يقولون و اهجرهم هجرا جميلا. (سورة  73 المزمل 10)

"Dan bersabarlah terhadap ucapan mereka (yang menyakitkan) dan hindari/tinggalkan mereka dengan cara menghindar/meninggalkannya dengan baik." (QS. Al-Muzzamil: 10)

Sebagai titik awal perubahan (mendapat hidayah, baik hidayah taufiq dan hidayah bayan, hidayah untuk mengenal islam, dan hidayah saat sudah di dalam islam), tentu hal ini mengharuskan sebuah konsekuensi.

Apa konsekuensi sebuah hijrah ?

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman menjelaskan:

فألذين هاجروا و أخرجوا من ديارهم واوذوا في سبيلي و قاتلوا و قتلوا لأكغرن عنهم سيئاتهم و لأدخلنهم جنات تجرى من تحتها الأنهار ثوابا من عند الله ، و الله عنده حسن الثواب. (سورة 3 ال عمران 195)

"Maka, orang-orang yang berhijrah dan di usir/di keluarkan paksa dari kampung halamannya, yang disakiti di jalanku, (sampai dalam tahapan berperang yang konsekuensinya) memerangi atau di perangi, pasti Aku hapuskan darinya kesalahan-kesalahannya, dan pasti Aku masukkan mereka ke surga yang di dalamnya ada sungai-sungai, sebagian sebuah anugerah di sisi Allah, dan Allah pada sisi-Nya ada pahala yang baik". (QS. Ali-Imran: 195)

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/08/sebuah-konsekuensi-hijrah.html

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Share, yuk! Semoga saudara² kita mendapatkan faidah ilmu dari yang anda bagikan dan menjadi pembuka amal² kebaikan bagi anda yang telah menunjukkan kebaikan. آمِينَ.

Manhaj SalafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang