Penyesalan Di Akhirat Akibat Dulu Di Dunia Jarang Tertimpa Musibah

177 7 0
                                    

✍ Oleh Ustadz Berik Said Hafizhahullah

Boleh jadi kamu saat ini sangat banyak mengeluh karena kamu merasa banyaknya musibah yang menderamu. Padahal andaikata musibah itu kamu terima dengan kesabaran dan tawakkal, maka kelak di hari kiamat musibah yang menimpa kamu itu menjadi sesuatu yang sangat diharapkan agar menimpa mereka (orang lain) bahkan dengan berharap musibah itu jauh lebih dahsyat dari pada yang menimpa kamu.

Tidak percaya ?

Perhatikan hadits berikut :
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

يودُّ أَهْلُ العافِيةِ يومَ القيامةِ حينَ يُعطَى أَهْلُ البلاءِ الثَّوابَ

"Mereka (yang selama di dunia) tidak/jarang ditimpa musibah, maka kelak dihari kiamat mereka akan menyesal/iri saat melihat pemberian pahala atas orang yang saat di dunia sering ditimpa musibah (dan mereka sabar atas musibah tersebut –pent)

لَو أنَّ جلودَهُم كانَت قُرِضَت في الدُّنيا بالمقاريضِ

(Sedemikian menyesal dan irinya – sampai mereka berharap) :
Kalaulah dulu saat di dunia kulit mereka dipotong dengan gunting (sebagai bentuk musibah dan mereka bersabar dengan itu untuk mendapat pahala kesabaran, tentu mereka mau –pent)”
[HR. Turmudzi [2402]; Thabrani dalam as Shoghir [241] Ibnu Abi Dunyaa dalam al Marodh wal Kaffaaroot [202];
Kata al Munaawio rahimahullah dalam takhrij Ahaadiits al Mashoobiih [II:23] : “Hasan“;
Kata al Albani rahimahullah dalam Shahih al Jaami’ [8177] : “Hasan“;

Sementara itu, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahkan mengisahkan:

دخَل أعرابيٌّ على النَّبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم

(Suatu ketika –pent) datang seorang lelaki dusun menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

فقال النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم: ( أخَذَتْك أمُّ مِلدَمٍ ؟ )

Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya (kepada orang dusun tersebut –pent) : “Apakah kamu pernah sakit Ummu Mildam?”

قال: وما أمُّ مِلْدَمٍ ؟

Orang dusun itu menjawab: “Apa itu ummu mildam? ”

قال: ( حَرٌّ يكونُ بينَ الجِلْدِ واللَّحمِ )

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
“(Penyakit yang) panasnya di antara kulit dan daging (semacam demam –pent)

قال: وما وجَدْتُ هذا قطُّ

Lelaki dusun itu berkata : 
“Tidak (Aku tak pernah ditimpa penyakit itu -pent)”.

قال: ( فهل وجَدْتَ هذا الصُّداعَ ؟ )

Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam kembali bertanya :
“Apakah engkau pernah sakit As Shudda’?”

قال: وما الصُّداعُ

Dia menjawab:
“Apa itu Shuddaa’ ?”

قال: ( عِرقٌ يضرِبُ على الإنسانِ في رأسِه )

Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam menjelaskan:
“Penyakit yang disebabkan oleh) angin yang menekan sistem saraf kepala (semisal migren atau sakit kepala berat -pent)

قال: وما وجت هذا قطُّ

Lelaki dusun itu kembali menjawab:
“Tidak (Aku tak pernah pula tertimpa penyakit as shuddaa’  tersebut -pent)”.

فلمَّا ولَّى قال النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم:

Ketika orang dusun itu pergi, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

( مَن أحَبَّ أنْ ينظُرَ إلى رجلٍ مِن أهلِ النَّارِ فلينظُرْ إلى هذا )

“Barang siapa yang ingin melihat seorang penduduk neraka, maka lihatlah orang tadi."
[HR. Ahmad 8395; Ibnu Hibban 2916; al Bazaar 7981]
Kata al Albani rahimahullah dalam Shahihul Mawaarid [580] : “Hasan Shahih“;
Kata Syaik Muuqbil rahimahullah dalam as Shahihul Muisnad [1281] : “Hasan“

👉🏻 Hadits tadi menunjukkan bahwa secara umum musibah terutama musibah sakit, justru merupakan tanda orang yang beriman.
Bahkan bila ada orang yang nyaris total tak pernah sakit, kita khawatir termasuk orang yang celaka.

Demikian pula musibah lainnya yang menimpa orang beriman, maka dari satu sisi itu merupakan tanda sayang Allah kepada kita untuk meringankan hisab kita kelak dihari kiamat.

Maka bersabarlah..

Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin ….

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Manhaj SalafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang