PROLOGUE

12 0 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE YA ~

ENJOY~~~

.

.

.

Tidak akan bisa berkata tidak jika itu untuk sosok yang sangat di cintai, meskipun hati tersakiti.

Tidak akan bisa berkata tidak meski berulang kali dia menyakiti, dan aku hanya bisa diam tersenyum seakan-akan semua baik-baik saja.

Tidak akan bisa berkata tidak... Jika itu bisa membuatnya... Bahagia.

Aku Rani Andrea, gadis awal 20 tahunan yang menempuh pendidikan di Universitas sederhana dengan IPK yang hampir sempurna. Aku mendaptkan julukan gadia berotak encer seperti susu yang sangat encer.

Bukankah manusia itu tidak ada yang sempurna?

Aku juga tahu, julukan itu seperti sebuah pujian hebat, namun jika dicermati... Pujian itu lebih menuju ke cemohan.

Coba kalian pikirkan, sebuah minuman berupa susu. Bukankah susu lebih baik jika alami tanpa bahan tambahan meski itu air sekalipun? Susu yang sangat encer berarti telah dicampuri air begitu banyak. Karenanya apakah susu itu tetap berharga?

Tidak!

Susu memang sangat berharga. Tetapi susu yang begitu cair akan di pandang sebelah mata.

Sama seperti aku, seorang yang cerdas namun tidak bermakna.

Ngomong-ngomong... Kenapa kita membahas susu?

Oh aku lupa, jika sekarang aku tengah duduk di bangku panjang dari bahan bongkahan kayu, bukan es okay. Duduk sendirian sambil menyerutup susu sapi dalam botol kalengan berwarna putih dengan nama susu beruang, tapi iklan di tv yang muncul Naga. Jadi dalam satu kaleng ini ada 3 hewan yang mewakili bukan. Wow sangat fantastik.

Aku sendirian dengan susu yang aku minum dari sedotan plastik yang aku minta dari penjual minuman di kantin kampus. Aku meminta maaf karena tidak beli minumannya seperti es campur atau es buah, dan hanya meminta sedotan saja.

Tunggu! Bukankah aku sudah membeli susu kaleng ini? Jadi sama saja bukan?

Kepalaku saat ini seperti mau pecah! Sangat pusing seperti otak ini penuh akan benan, namun nyatanya hanya otak kosong belaka.

"Ran! Bisakah aku memintamu membuatkan kue ulang tahun? Nayla dua hari lagi ulang tahun. Aku bingung."

Orang ini yang tiba-tiba muncul begitu saja dan duduk di sampingku adalah Teo. Dia laki-laki berusia 24 tahun yang juga seorang... Yang aku sukai.

Dia juga punya rambut pendek, sepertinya hampir gundul. Bayangkan saja dia seorang tentara berambut sangat pendek. Wajahnya friendly dan menyenangkan jika berbicara dengannya. Dia selalu mendapatkan bullyan si cowok pendek hanya karena tingginya 167 cm sedangkan teman-temannya bahkan ada yang hampir dua meter.

Jadi di sini sebenarnya yang harus dibully si pendek atau si terlalu tinggi? Tidak ada terlalu tampan atau terlalu cantik.

Tapi sepertinya kata menyenangkan jika berbicara dengan Teo harus di urungkan sejenak dari benakku.

"Bukankah lebih enak jika beli saja?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HUG In Rainy SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang