four

4K 345 22
                                    

Jaemin melangkahkan kakinya dengan tergesa menuju pondoknya. Perasaannya mendadak tak menentu. Jeno, pria tampan itu hanya dalam waktu kurang dari sehari sanggup membuat hatinya sekacau ini. Dia membuka pintu pondoknya dengan tergesa, dan nyaris kasar menutup pintu pondoknya.

Sandalnya dia lepas asal, lalu duduk di atas tempat tidur.

"Sialan! Kau harus melupakannya, Na Jaemin! Lupakan pria itu!"

Rambutnya dia acak kasar. Seraya menghela nafas, Jaemin sadar dia tidak bisa mengulur-ulur waktu lagi. Dia meraih gagang telepon di atas nakas dan menelepon rumah.

"Kediaman keluarga Na Siwon."

Adik laki-lakinya yang mengangkat telepon pada dering pertama.

"Hai, Jisung, ini aku Jaemin. Ibu ada di rumah?" tanyanya.

"Jaemin hyung, bagaimana kabarmu? Wow, pernikahan yang benar-benar bagus dan tak terlupakan."

Jaemin memutar bola matanya ketika mendengar kekehan dari adiknya itu.

"Diam, Jjwi! Berikan teleponnya pada ibu, biarkan aku bicara padanya."

"Baiklah, tunggu sebentar. Jangan mencoba untuk kabur lagi, oke?!"

Ada keheningan sesaat, Jaemin menggerutu pelan ketika adiknya itu kembali mengejeknya. Lalu, dia mendengar suara ibunya.

"Jaemin? Kau ada dimana, sayang? Kau baik-baik saja, kan? Ya, Tuhan kami begitu cemas. Kau tidak sakit atau apa, bukan?"

Senyum tipis tanpa sadar terlukis di bibir Jaemin.

"Tidak, aku baik-baik saja. Sungguh. Aku hanya tidak bisa melakukan semua ini. Maaf membuat kalian cemas," ucapnya menyesal. Dia bisa mendengar suara ayahnya di latar belakang.

"Syukurlah jika kau baik-baik saja. Ayahmu ingin tahu apa kau ingin dia menjemputmu."

"Tidak sekarang. Aku masih butuh waktu sendiri."

"Baiklah, ibu mengerti. Kau sudah berbicara dengan Mark?"

"Belum." Jaemin berbaring terlentang di atas tempat tidur dan menatap langit-langit.

"Aku tidak tahu harus berkata apa pada Mark."

"Kau tidak perlu khawatir. Ibu sudah bicara dengan ibunya Mark sore tadi. Mark dan adiknya saat ini berada di Paris."

Jaemin tertawa pelan. Ia yakin Mark pasti akan terus maju apapun yang terjadi. Bisnis selalu nomor satu bagi pria itu. Mark tidak akan membiarkan hal kecil seperti mempelainya yang melarikan diri menghalangi jalannya.

"Aku harap mereka bersenang-senang di sana."

"Ya. Jaemin, kau ada dimana, sayang?"

"Paradise Ranch." Jaemin terdiam sebentar, "Ibu, jangan bilang pada ayah dimana aku berada sekarang. Kalau ayah bertanya, bilang saja ibu tidak tahu, ya?"

"Baiklah. Ibu tidak akan memberitahu ayahmu, tapi ada alasan mengapa kau merasa seperti itu?"

"Aku cukup yakin Mark tidak akan menelepon untuk menanyakan ku, tapi siapa tahu dia menelepon, aku tidak ingin dia tahu dimana aku berada. Ibu mengerti, kan?"

"Ya, ibu sangat mengerti."

Jaemin tersenyum lega ketika mendengar nada netral dari suara ibunya. "Terima kasih, bu. Aku sungguh menyesal karena tidak mendengar nasihatmu."

"Karena kau keras kepala, sama seperti ayahmu. Berapa lama kau berencana untuk tinggal di sana?"

Jaemin menghela nafas pelan. "Aku tidak tahu. Pasti ayah sangat marah, 'kan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dude Ranch Bride ¦ nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang