three

3.2K 342 5
                                    

Jaemin berjalan dengan langkah cepat menyusuri jalan setapak menuju kantor, detak jantungnya bertalu-talu.

Dari semua pria yang ada di dunia, Lee Jeno adalah pria terakhir yang ingin dia temui lagi. Meskipun, pria itu juga orang yang paling ingin dia jumpai.

Jeno. Dia masih pria paling tampan yang pernah dia kenal. Jaemin pernah berharap seandainya dia bertemu dengan pria itu lagi, dia tidak akan merasakan apapun, membuktikan bahwa dia sudah benar-benar melupakannya.

Beberapa minggu pertama setelah mereka berpisah, dia tidur dengan menggunakan kaus milik pria itu. Dia bahkan tidak pernah mencucinya karena baunya yang seperti Jeno.

Lalu setelah beberapa bulan berlalu dan pria itu sama sekali tidak memberikan kabar, Jaemin membakar semua kenangannya bersama pria itu, kecuali satu.

Tetapi rasa sakit itu masih ada. Dan sekarang, setelah melihat pria itu lagi, dia tahu perasaan ini tidak akan hilang, karena bagaimanapun dia masih mencintai pria itu. Seandainya dia cerdas, dia akan pergi dari tempat ini, sekarang, detik ini juga.

Dan dia memang cerdas.

Tapi, dia juga lapar.

Perutnya berbunyi keras, mengingatkan Jaemin bahwa dia belum mengisi perutnya itu sejak sarapan tadi pagi.

Sembari memeriksa jadwal yang tertempel di luar kantor, Jaemin melihat bahwa hidangan makan malam di sajikan dari pukul 18:00 sampai 19:30. Jika bergegas, dia masih sempat makan.

Seraya berjalan ke pondok, Jaemin berpikir alasan mengapa dia harus pergi dari tempat ini. Dia tidak ingin Jeno berpikir dia hanya anak orang kaya manja dan pria itu telah membuatnya ketakutan. Lagipula, dia selalu ingin mengunjungi peternakan. Dia sekarang berada di sini. Dan dia akan tinggal. Masa bodoh dengan Lee Jeno!

•dude ranch bride•

Ruang makan itu luas dan berbentuk persegi. Sebuah perapian besar memenuhi satu sisi dinding. Dua meja kayu panjang, masing-masing dengan kursi yang cukup untuk sekitar dua puluh empat orang, terletak di tengah-tengah ruangan. Setengah lusin meja persegi berderet di dinding.

Beberapa orang terlihat masih duduk di salah satu meja panjang, berbicara dan tertawa mengenai Patbingsu dan Naengmyeon.

Merasa sedikit malu dan pada dasarnya dia memang tidak terlalu menyukai keramaian, Jaemin mengambil tempat duduk yang lebih kecil di samping jendela.

Beberapa saat kemudian pria yang telah berbicara dengannya di kantor terburu-buru memasuki ruangan. Jika dia tidak salah ingat namanya adalah Kim Heechul.

Pria itu tinggi dan kurus, rambutnya hitam dan agak sedikit panjang. Dan satu yang menarik perhatiannya dari awal adalah pria di hadapannya ini benar-benar cantik, meski terlihat sedikit angkuh.

"Jaemin," sapa Kim Heechul seraya tersenyum tipis.

"Apa yang kau lakukan di sini sendirian? Ayo kemari dan berkenalan dengan dengan keluarga Shim."

"Kurasa tidak, kalau kau tidak keberatan, aku lebih baik makan sendiri saja," ucap Jaemin.

Dia tidak sedang dalam suasana hati yang baik untuk sekedar berbasa-basi, atau menjelaskan mengapa dia berada di sini.

Dude Ranch Bride ¦ nominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang