Prologue : Lorong Nostalgia

10.5K 595 22
                                    

Washington DC, 16 Januari 2O28

Teleponnya berdering. Netra yang tengah sibuk oleh buku lantas berpindah ke ponselnya. Ia menatap sejenak nama yang tertera di ponselnya, menghela napas. Wanita itu akhirnya menggeser tombol hijau di layar.

"Apa kabar?"

"Baik," jawabnya singkat.

"Oh, syukurlah."

"Ada apa? Katakan saja,"

"Anu, aku rindu Jennie eonnie ...,"

"Aku juga," jawabnya, "aku merindukannya lebih dari apapun," ujar Lisa, tersenyum tipis.

Ia berpindah duduk. Menatap keluar jendela. Panorama kota yang redup oleh gelapnya awan membuat suasana nampak sendu.

Lisa tersenyum nanar, ingatannya melayang-layang ke masa lalu. Perlahan pandangannya mulai jelas, sudut-sudut kota Seoul yang ramai.

Dan di sana ia, sebatang kara. Kotor, dekil, kelaparan, kedinginan, sendirian, dan tersesat. Tersajikan, perjalanannya melawan derita.

[✔] ambilkan bulan, eonnie! [ tersedia e-book ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang