13. Finally A Good Day

1.9K 280 91
                                    

"Jennie Kim?" Seorang pria dengan jas hitam rapi tiba-tiba memasuki kedai rotinya, serta dua lelaki berbadan kekar mengikutinya.

"Ya, saya?"

"Anda pemilik kedai ini?"

"Benar,"

"Ah, baiklah kalau begitu," Pria itu tersenyum tipis, "Saya hendak membeli kedai ini, konsep kedai yang rapi dan minimalis serta letaknya yang strategis membuat saya berniat menjadikan kedai ini sebagai salah satu toko yang bisa dicekal putri saya," jelasnya.

Pria itu menyodorkan kartu namanya dari jas, "kalau sudah memutuskan, Anda bisa hubungi saya. Terima kasih,"

Jennie masih mematung tak percaya bahkan setelah pria itu keluar dari kedai. Ini berita bahagia, kedainya dapat memperbaiki keadaan ekonominya.

Mereka bisa mulai bersekolah? Membiayai sisa hutang orangtuanya? Mengunjungi Jisoo dan Chaeyoung? Berobat dan operasi?

Tuhan, apa ini mimpi?

;

Jennie menatap serius pada telepon rumahnya. Sembari meyakinkan diri, dia tak lupa mengerling kepada kartu nama yang diberikan pengusaha tadi.

"Menjual kedai ini, ya?" gumamnya. Perkataan pegusaha tadi terus terngiang.

Ya, dia ragu.

Menjual kedai ini berarti melepas jerih lelah Taeyeon membangun kedai di pinggir kota dengan modalnya yang kecil. Tidak mungkin dijual begitu saja.

Tak sempat berinteraksi dengan ibu sedarah mengharuskannya mengganti bakti pada sang ibu sambung, yang jelas sudah membesarkan dirinya.

Di lain sisi, ekonominya terjepit. Apalagi sekarang, dia harus mengurus Lisa. Menjual kedai bisa jadi modal untuk membangun masa depan, berobat, dan membiayai sekolah Lisa.

Dia harus bagaimanaㅡ?

Kalian tahu, rezeki tak baik ditolak.

"Haloㅡ? Ya, saya Jennie Kim. Saya tidak keberatan, saya akan menjual toko saya,"

;

"Eonnie, ayo telpon Jennie Eonnie lagi. Aku rindu mereka," rengek Chaeyoung pada Jisoo. Jisoo terkekeh menanggapi manjanya sang adik.

"Iya, jadwalmu sudah selesai?"

"Hm, terakhir jadwal pemotretan besok pagi untuk majalah XXX. Aku ingin memberitahu mereka tentang ini, Eonnie. Kira-kira bagaimana reaksi Jennie Eonnie, hm?" Chaeyoung tersenyum lebar.

"Sudah waktunya, yaㅡ?" Jisoo mengerling ke arah sang adik.

"Aku sudah tidak sabarㅡ,"

Telepon Jisoo berdering.

Mereka terlalu banyak bicara, yang dibicarakan menelepon duluan.

"Eonnie, aku ada kabar bahagia!" beritahu Jennie dengan nada suara bahagia.

Jisoo tersenyum, "Sungguh?"

"Kami juga punya, Eonnie!" Itu Chaeyoung.

"Baiklah, kalian duluan," kekeh Jennie dari seberang panggilan.

"Sebenarnya sudah lama ingin membahas ini. Kemarin, Chaeyoung terpilih menjadi model salah satu majalah terkenal, dan dia mulai diincar publik untuk menjadi bintang iklan," cerita Jisoo.

"Aku turut senang melihatnya, dia bisa jadi bintang waktu dewasa nanti," tambahnya.

"Wow, Chaeng! Kau hebat!" Jennie bersorak girang, terdengar suara tepukan kencang dari tempat Jennie kemudian. Chaeyoung tertawa, wajahnya merona.

[✔] ambilkan bulan, eonnie! [ tersedia e-book ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang