Yerin benci menapakkan kakinya di sini, di tempat terkutuk ini. Coba saja bayangan si Sialan Jimin itu tidak selalu muncul dalam kepalanya, Yerin mungkin bisa menikmati akhir pekannya dengan baik, bukannya terdampar di sini--di tempat seharusnya dia tidak ada di sini. Di tempat penjualan video, tepatnya di area dewasa yang bertuliskan 18+.
Yerin kemudian menundukkan kepalanya, merasa malu sebab banyak yang menontoninya dari jauh. Sepatu hak dua sentinya dengan lincah bergerak masuk, menembus tirai hitam di depannya jadi ia tidak perlu lagi merasa khawatir sebab memamerkan wajah merak bak kepiting rebusnya lebih lama.
Matanya menelisik, ke arah kanan dan kiri, dan napasnya berembus lega kala tak menemukan satu pun eksistensi makhluk hidup. Dengan langkah yang berjinjit, Yerin memasuki lebih dalam area dewasa tersebut dengan napas yang tertahan.
Perhatiannya terhenti pada rak yang bertuliskan western. Ini bukan berarti Yerin tidak mencintai barang dari negaranya sendiri, Korea Selatan. Tapi, Sinbi --teman dekatnya sekaligus Jimin-- menyarankan Yerin untuk menontonnya dari daerah area barat terlebih dulu. Tentu saja Yerin percaya dengan Sinbi, sebab tidak ada yang dipercaya lagi antara Sinbi dan Jimin.
"Kau ini newbie, Yerin. Coba dari western. Kau pasti akan menyukainya."
Yerin tampak ragu mulanya saat melihat deretan kaset di depannya, tapi ingatan wajah Sinbi dalam kepalanya menyakinkannya untuk menggerakkan tangannya mengambil satu kaset yang menarik perhatiannya; Fifty Shades of Grey
"Coba tonton dulu Fifty Shades of Grey. Kuberi rating delapan dari sepuluh. Kau pasti akan suka."
Yerin mengernyit, melihat cover kaset tersebut. Kenapa hanya memajang foto laki-laki dengan dasi di tangannya, bahkan wajah laki-laki yang ditampilkan hanya setengahnya. Di mana letak keerotisannya?
"Sinbi, kau yakin Yerin akan mengerti? Kau tahu kan bahwa otaknya sangat lambat. Bukannya mengerti, dia akan mengira bahwa dia mengompoli dirinya sendiri setelah menonton film itu. Haha."
Yerin menggeram sendiri mengingat perkataan Jimin tempo lalu. Cukup. Temannya itu ...
"Kurasa Grey akan marah dan menghukummu apabila kau memperlakukannya seperti itu, Nona."
Yerin tersentak, tanpa sadar cengkraman tangannya pada kaset film dewasa itu melemah kala suara berat di belakang mengejutkannya. Yerin bahkan harus mundur beberapa langkah karena presensi laki-laki itu. Ya, orang yang baru saja mengejutkannya adalah seorang laki-laki.
"K-kau ... orang mesum, ya?"
Laki-laki itu beringsut maju, satu tangannya bergerak ke depan. Yerin yang memerhatikan gerakan itu pun akhirnya menutup kedua matanya. Mungkinkah gerakan ini ....
Pluk ...
Yerin membuka matanya saat sesuatu menepuk sisi depan kepalanya dan ia mendapati laki-laki asing itu tersenyum sembari memamerkan dompet kulit berwarna cokelatnya.
"Tentu saja bukan. Aku ingin mengambil dompetku yang tertinggal, Nona."
Yerin tidak tahu harus bereaksi apa, selain menjauh dari laki-laki itu. Dia pasti terlihat bodoh tadi. Untuk apa dia menutup matanya? Memang apa yang ada di pikirannya? Pasti laki-laki itu memikirkan yang 'tidak-tidak' mengenainya.
Ah, masa bodoh! Yerin tidak peduli!
Buru-buru ia berlari menuju kasir, meninggalkan laki-laki itu yang tampaknya juga tidak peduli dengannya.
Napas Yerin terengah saat ia sampai di depan kasir. Yerin menyerahkan kaset yang berada di pelukannya ke laki-laki penjaga toko yang usianya Yerin perkirakan sudah mencapai akhir dua puluhan.
Laki-laki penjaga itu terdiam, mengulurkan tangannya. Yerin menatap tangan dan wajah laki-laki itu bergantian, bingung dengan apa yang dilakukan laki-laki itu.
"Eh--?"
"Kartu," pinta laki-laki penjaga itu dengan raut datar.
Yerin mendesah senang, akhirnya dia mengerti maksud uluran tangan laki-laki penjaga toko itu. Si penjaga toko bermaksud meminta kartu identitasnya.
Yerin merogoh tas kecil selempang yang dipakainya. Tangannya terus bergerak, bermaksud mencari apa yang diminta sang penjaga toko, tetapi ia baru sadar bahwa ia datang ke tempat itu hanya bermodalkan beberapa lembar uang dan ponselnya. Mati dia.
Dengan ragu-ragu, Yerin berujar, "Bolehkah aku hanya membayarnya?"
Si penjaga tampak tidak suka dengan pertanyaan Yerin dan hal tersebut membuat Yerin merasa gugup dan gelisah. Bagaimana ini?
"Sayang, sedang apa kau di sini?"
Tunggu ...
Suara ini ... bukankah dia?
***
selingkuh karya teross..
lanjoetkan, aku suka aku
KAMU SEDANG MEMBACA
#10 OH ASSISTANT JUNG [JUNG YERIN-KIM TAEHYUNG]
FanfictionYerin bertemu dengan Taehyung di area tempat penjualan video dewasa. Yerin pikir itu adalah pertemuan pertama dan terakhirnya dengan Taehyung, tapi dia tidak menyangka bahwa dirinya akan bertemu lagi dengan Taehyung di kantornya, dengan laki-laki it...