Dia Adhi, Adhitya Pratama. Seorang laki-laki yang berhasil membuat aku jatuh cinta kepadanya setiap kali dan setiap hari.
Bucinnya diriku. Dia lucu sekali, tingkah lakunya ada saja yang membuat ku merasa menjadi wanita yang paling beruntung bisa berada di dekatnya.Kata-kata sederhana yang dia lontarkan sering kali membuat aku merasa sangat bahagia, diterbangkan sampai tinggi, dan semoga jangan terjatuh, tetap diatas.
Kami berbeda sekolah, jarak sekolah kami bisa ditempuh dalam kurun waktu 15 menit, rumah apalagi butuh waktu 30 menit agar bisa bertemu. Ntahlah dia bersedia mengantarkan aku pulang padahal rumahnya lumayan jauh. Bagaimana aku tidak tambah menyayanginya?
Oke balik lagi.
Diperjalanan pulang, tiba-tiba hujan turun, kami meneduh di ruko kosong yang cukup banyak disinggahi oleh orang-orang yang sedang berteduh.
"Kita neduh dulu sebentar ya za"
"Iya di"
"Kamu ngga bawa jaket za? Dingin loh ini"
"Males aku di bawa-bawa jaket, ribet hehehe"
"Jangan gitu dong zaa, kalau kamu sakit yang pusing siapa? Ya kamu si, cuman aku jadi khawatir nanti"
"Apa sih dii, lebay banget deh kamu hahaha"
"Gagitu za, nih ambil di tas aku, ada jaket satu lagi, tadi aku abis tampil jadi bawa 2 jaket" katanya sambil membelakangi ku agar aku bisa mengambil jaket dari tasnya.
"Oke aku ambil yaa"
"Udah redaaan nih za, Kita gas Aja lah ya?"
"Gaskeun Pak bosss!"Kami pun melanjutkan perjalanan menuju rumahku. Kurang dari 15menit kami pun tiba dirumah ku.
"Ga mau mampir dulu di?"
"Kapan-kapan saja deh za, sudah mau Maghrib nih, aku pulang dulu ya, Assalamu'alaikum Shezan"
"Wa'alaikumsalam makasih Dii, hati-hati ya kabarin kalau udh sampai dirumah!"
"Iya zaa bawel deh"Dia tak sadar mungkin, bawel ku ini karena aku menyayangi nya. Dasar Adhi.
"Kamu, kamu, dan selalu kamu."Gimana teman-teman sudah dibuat
Senang belum? Maaf ya jika masih ada kesalahan. Masih belajar.
Jangan lupa vote+Comment+Share.
Salam hangat
Aku💛
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTIQ
Teen Fiction"Kalau memang iya, maka aku akan menjauh darimu Fiq" "Menjauh? Memangnya kita pernah dekat ya ta?" Seringkali lidah dan hati tak sejalan. Karena rasa ego yang telah menguasai, kata hati tak lagi dijadikan pertimbangan untuk mengatakan apapun itu. ...