Malam yang cukup menarik, namun aku tidak tertarik.
Kalian paham? Malam ini merupakan puncak dari acara ulang tahun sekolah, yaitu konser besar dengan mengundang artis papan ternama. Seharusnya ini akan menyenangkan, tapi mood ku langsung berubah ketika ada sesuatu yang tak sengaja terjadi.
Malam itu, aku mengajak sahabat SMP-ku untuk maju ke arah dekat panggung. Sebenarnya aku tak mengajaknya. Hanya saja, keinginan dia hadir di acara ini terpaksa membuatku harus menemani, mengajak, dan bersenang-senang dengannya.
"AYO MAJUUU VEE, RAISANYA UDAH MAU NONGOL!!", ajakku dengan semangat 45.
"Ca. Kerasa agak gerimis-gerimis gitu gak sih? Mending kita neduh aja deh. Atau, makan sesuatu gitu?", balasnya kemudian menarik tanganku untuk menghampiri salah satu stand makanan.
Oke. Kebetulan, aku juga agak lapar. Dan ternyata acara panggung saat itu masih menampilkan Julian Jacob.
"Alrescha....", panggilnya lembut setelah kami berdua kini duduk saling berhadapan untuk menunggu kedatangan makanan.
Ini pasti ada maunya. Udah keliatan dari cara dia sok-sokkan manggil nama panjang.
"Apa?", tanyaku seadanya.
"Kenalin ke aku dong sama anak kelasmu di SMA Garuda yang tamvan-tamvan ini"
"Gah."
Bukan bermaksud apa-apa atau mengapa dan bagaimana. Yang jelas anak kelasku itu cowonya mana ada yang normal. Tadi dia bilang apa? TAMVAN? Ya ada sih.. tapi nyatanya udah laris manis. Percuma juga ngenalin ke Veve. Cewe highclass dengan tipe idaman lelaki yang sangat amat tinggi bagaikan terbang di langit.
"Kalau kamu mau ngenalin ke aku, ini semua GRATIS", jelasnya dengan konsonan menekan kata GRATIS. Setelah seperkian detik, ia menata sejumlah piring yang telah datang dengan berbagai macam makanan diatasnya.
Gila. Kita cuma makan berdua, tapi dia pesen untuk porsi 5 orang?
Aku ga bakal nolak dong. Daripada suruh bayar semua ini?
"Oke. Dengerin baik-baik ya. Aku gamau kamu suruh ngulang atau ngomel macem-macem"
Veve mengangguk semangat dan langsung mendekatkan dirinya padaku. Apaan sih ew. Deketnya gausah sampe beda 5 cm juga kali : ((
Setelah menghela napas panjang, aku mulai ber-speech kepada Veve sambil menunjuk siapa orangnya secara perlahan. Biar ga ketahuan kalau lagi ghibahin mereka.
"Yang lagi garuk-garuk kepala dideket pohon tuh, namanya Bintang Sadam Prasetya. Girls magnet banget, kata orang-orang sih. Tapi ga ada satupun cewe yang dia terima tuh"
"Nah, kalau yang didepan kita beda 3 meter pake baju putih, namanya Vino. Dia atlet voli kelas nasional woi. Bayangin ya, body nya tuh roti sobek--"
"OHHH. Jadi selama ini kamu suka sama Vino toh?", potong Veve sambil sok nyipiyin mata kaya detektif ala-ala.
"Apasih. Jangan mikir aneh-aneh njir" Sumpah ngeselin. Tadi katanya minta dikenalin. Tau gini gausah dikenalin yakan.
"WOI NOV-NOV SIAPA TUH, CACA SUKA SAMA LO"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
segini dulu ya gaes. maapkan saya yang sangat amat pemula ini. kalau ada saran ataupun kritik saya terima dengan senang hati :)) terimakasih telah mampir dan baca. jangan lupa voment❤