Vote Comment please...
Di hari Sabtu yang basah ini, Daehli menikmati hari libur dengan membereskan kamarnya yang sempit. Merapikan kamarnya, juga buku yang berantakan di lantai sudut kamarnya.
Menghela nafas, mengecek uang tabungan miliknya. Sudah harusnya dia membeli satu meja belajar kecil, sepertinya uangnya juga cukup. Dia lelah jika terus-terusan belajar tanpa meja belajar, pinggangnya pegal.
Keluar dari kamar dan segera pergi mandi.
Selesai mandi, dia langsung bergegas bersiap-siap. Dia akan pergi ke toko furniture dekan daerah ini, kemarin dia menerima sebuah brosur dari seorang salesman toko elektronik dan furniture itu.
Tin! Tin!
"Yo! Daeh mau kemana?" Daehli menoleh ke samping, ada Haechan dengan motor maticnya. Tumben sekali dia pakai motor, ah sepertinya motor baru.
"Ke ujung sana, mau mencari meja di toko furniture depan. Kamu sendiri?"
"Tidak ada, cuma mencari angin. Mau aku antar?"
"Tidak merepotkan?"
"Aku rasa tidak, lagipula aku juga tidak ada kegiatan lain. Kakakku sedang keluar dengan temannya, jadi mau atau tidak?"
"Ehehe mau." Daehli menaiki motor milik Haechan, tidak ada helm. Jaraknya cukup dekat, seperti hubungan mereka, cuma dekat. "Motor baru kan? Rasanya di flat kalian tidak ada motor."
"Iya, baru sampai kemarin sore. Bagus kan?"
"Lumayan."
"Di sini kan?" Daehli mengangguk, "Aku ikut masuk atau bagaimana?"
"Kalau tidak ada kepentingan kamu bisa pulang duluan, terimakasih."
"Sepertinya aku ingin melihat speaker." Haechan berjalan masuk lebih dulu saat melihat speaker aktif besar dipajang paling depan, dia tertarik.
Sampai di dalam mereka terpisah, Haechan katanya hanya akan melihat-lihat. Sedangkan Daehli pergi mengikuti karyawan di sana.
"Tidak ingin membeli yang lebih besar seperti ini?"
"Ah tidak, sepertinya uangku akan kurang. Maaf," kata Daehli.
"Kau bisa mencicil, di sini menerima kredit juga kok."
"Benarkah?"
Karyawan itu mengangguk, kemudian menjelaskan apa dan berapa dia harus membayar cicilan meja itu. Hanya tiga bulan, dibayar tiga kali untuk melunasinya. Cukup menarik, jadi dia menerima tawaran untuk mencicil tiga kali. Juga dia tidak ingin tidak makan jika melunasi semua sekarang.
"Mereka semua karyawan?" Tanya Daehli bingung, saat melihat banyak orang masuk dan berjalan melewati kasir. Sepertinya ada ruangan di belakang area toko.
"Iya, mereka sales marketing." Daehli mengangguk mengerti, "Di sini juga sedang mencari seorang pramuniaga showroom."
"Pramuniaga?"
"Iya, pramuniaga lama selesai semua. Tinggal aku sendiri, bahkan aku belum mendapat libur di bulan ini. Mau bekerja di sini?"
"Hah? Aku masih bersekolah, juga sudah bekerja part time di toko ujung sana," Daehli menunjuk arah kiri toko. Agak jauh dari sini sebenarnya.
"Ah padahal di sini sangat butuh, hanya bekerja Sabtu Minggu saja susah ck."
"Sabtu Minggu?" Tanya Daehli, sedikit tertarik.
"Iya Sabtu Minggu, kamu tertarik? Menjaga showroom di Sabtu Minggu dua kali di awal bulan dan dua Sabtu Minggu di Minggu selanjutnya akan di luar showroom. Membagikan brosur, mencari pelanggan di luar."
KAMU SEDANG MEMBACA
China Sebelah : NCT Dream
Fanfiction[NCT DREAM] "Tolong jangan parkir di depan toko saya." "Si*l itu ibu-ibu, menyebalkan sekali." Apa semua Orang China itu pelit dan perhitungan? Tidak menerima plagiarisme. © daehli_kang