1. Annoyed

427 41 0
                                    

Untuk Jisung

'Bagaimana kabarmu disana? Di Sekolah, kamu mendapatkan teman yang baik kan?Ku harap begitu, Jisung. Kudengar kau akan masuk ke sekolah seni. Aku di beri tahu oleh ibu, kamu belajar mati-matian demi mendapatkan beasiswa. Apa kau selalu membantu pekerjaan di rumah? Aku mendengar dari ibu lagi, kamu masih nakal dan tak mau membersihkan kamar sendiri, dasar bocah.

Jisung,apakah kakak boleh meminta sesuatu padamu? Aku ingin kau selalu menemani ibu disana. Tak peduli sesakit apapun yang kau rasakan, seletih apapun yang kau keluhkan, kau harus menjadi seseorang yang dapat melindungi ibu. Teruslah menjadi cahaya dan harapan bagi keluarga kita. Jangan terlalu mendengar perkataan buruk tentang teman temanmu, kakak yakin kau adalah lelaki yang hebat dengan ribuan anugerah yang tuhan telah titipkan.

Dan ingat jangan terlalu nakal, makanlah makanan yang enak bersama dengan teman-teman mu juga.'

Na Jaemin

Pria tersebut menatap lekat-lekat ke arah surat itu. Seketika, memori otaknya kembali berputar mengingat masa lalu yang pedih itu.

10 Tahun lalu

"Kakak...."

"Jisung nggak mau kakak pergi...." Ucap seorang adik memeluk erat sang kakak.

"Kakak nggak bisa, ada yang harus menemani ayah. Kamu juga harus menemani ibu, Jisung." Jawab sang kakak menatap kedua manik sang adik.

"Jaemin, ayo cepat sebelum kereta berangkat." Ucap Sang Ayah datar.

Jaemin memasuki gerbong kereta bersama ayah. Terlihat dari jendela, ibu dan adik langsung pergi ketika kami duduk di kursi kereta.

Seketika, pikiran tersebut buyar dikarenakan ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang

"Maaf Tuan, sebentar lagi perpustakaan akan tutup." Ucap Penjaga perpustakaan ramah.

"Ah, baiklah."

Pemuda tersebut langsung membereskan barang-barangnya dan pergi keluar. Pemuda tersebut mengedar penglihatan ke sekelilingnya.

'Berapa lama ya tadi aku disana? udah sore banget.' monolog hatinya.

Dia menikmati indahnya matahari yang tergelincir dengan berjalan kaki sambil mendengarkan lagu-lagu yang dapat terbilang lawas. Pemuda tersebut menyusuri keramaian yang dipenuhi oleh orang yang rata-rata selesai melakukan aktivitasnya.

Setelah cukup berjalan cukup lama, akhirnya dia sudah sampai ke tempat yang ia tuju, sekolah.

Mungkin hanya sekolah ini saja yang mengajar pada malam hari. Dan disinilah berbagai kenangan yang akan dia ukir semasa SMA nya.

Dialah Na Jaemin.

Pemuda yang biasa di panggil 'Nana' itu sedang berjalan menyusuri koridor kelas. Terdengar suara riuh yang Jaemin yakin berasal dari kelasnya. Jaemin melangkah masuk dan duduk di bangku belakang.

"Hai na." Sapa Lelaki tersebut dengan senyum matanya yang indah.

"Ehhh, Jen. yang lain mana?" Tanya Jaemin karna tak melihat kedua insan yang biasa bersama kami.

Jeno hanya menggeleng tidak tahu dan dengan seenaknya dia mengambil earphone kemudian menyumpalkan di daun telinga nya. Sebelumnya Jaemin hendak memarahinya, sayangnya dia tidak tega. Bagaimana tidak? dia melihat pemuda kekar dihadapannya itu diam menikmati alunan lagu.

Mereka terhanyut oleh iringan lagu. Lagu yang selalu menggambarkan perasaan mereka, ' Michael Buble - Home'.

Mereka memiliki nasib yang sama, harus merantau ke kota demi mendapatkan uang. Terkadang mereka iri dengan anak-anak seusianya yang berkumpul dan bermain bersama keluarga sambil menghabiskan uang yang mereka miliki.

(un)happy life ; nct dream 00LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang