Khawatir

8 0 0
                                    

Selamat membaca

Sudah dua hari dina tidak masuk sekolah, jack juga tidak kelihatan, sepertinya mereka berdua memang bolos dari sekolah tapi meski begitu seorang abel yang menyaksikan kejadian itu seolah tidak melihat apa-apa. dia bahkan belajar dengan baik meski sesekali dia menatap kursi dina yang kosong. matanya sedang menyembunyikan kekhawatiran disana, entah kenapa aura dina membuatnya merasakan sesuatu yang berbeda.

Abel, tolong bantu ibu mengumpulkan tugas siang ini ya. ucap ibu sinta selaku wali kelasnya, wanita itu berumur sekitar 35 tahun masih keliatan muda dan sangat energik

baik bu, ucap abel dengan wajah sedikit kaget, bagaimana tidak dia sedang asik melamun dari tadi.

___

Padahal Aku pengen jenguk Dina ucap Jerry pada temannya yang lain yang juga rindu dengan Dina.
Mungkin dia masih baru di sekolah itu tapi dia cukup terkenal.

Eh, Abel . Kamu itu ketua kelas kan.?
Kamu ga peduli sama Dina?

Tanya Jerry sambil menghalangi Jalan Abel yang sedang menuju ruang guru. Abel berhenti sebentar, menatap mata jerry lalu mengabaikannya.

Dih, Gila tuh anak
Memang ga Ada rasa manusiawinya. Ucap Jerry kesal

Kalau mau pergi, pergi Saja ucap Abel begitu selesai mengerjakan tugasnya.
Dia tidak Ada urusan denganku ucapnya sarkas.
Oke, kami memang bakal pergi Tanpa kamu manusia es. Balas Clara dengan sinis.

--------
Dian harus lebih banyak istirahat ucap Dr. Kei pada ibunya Dian yang terlihat sangat cemas. Perlahan-lahan ingatannya akan kembali
Semua memori yang dia lupakan suatu saat juga akan muncul, Kita tidak bisa menutupinya secara menerus, dia harus Tau apa yang sebenarnya terjadi.

Iya dok, saya akan menjaganya dengan baik. Ucap wanita itu sambil menatap wajah Dian.

Jack yang muncul dari balik pintu tersenyum menatap wajah Dian yang masih tertidur.

Aku gak nyangka, ini terjadi Lagi tante, ucap Jack sembari menautkan kedua tangannya pada lengan Tyas, ibunya Dian.

Aku bakal jaga Dian, Aku bakal selalu Ada saat dia butuh pertolongan ucapnya dengan suara yang melemah.
Tante harus istirahat, biar saya gantikan.

Tyas menatap Jack, merangkup tangannya lalu tersenyum
Tante percaya sama kamu, kamu bahkan sudah sesabar ini demi Dian .
Itu sudah pasti tante, dia adikku. Aku akan selalu Ada disisinya.
Ya sudah tante pulang dulu, kamu jaga dia ya.
Siap 86 ucapnya semangat.

______
Berisik kamu, ucap Dian dengan nada serak
Akhirnya kau bangun juga. Cetus Jack bangga
Aku ga akan mati kalau cuman jatuh gitu mah.
Di, Aku ingatin ya besok besok jangan gitu lagi
Sumpah aku panik banget
Hehe, mereka kembali saling tertawa.

sikap Abel yang dingin, siapa sangka kalau dia juga merindukan Dian sama seperti temannya yang . tapi dia terlalu gengsi untuk sekedar bertanya
Meski jabatan ketua kelas seharusnya bisa dimanfaatkan, dia masih Tak sudi.

- Segini aja dulu hehe -

CANDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang