Part 1

43 1 0
                                    

"Mas, aku minta kita bercerai saja," ucapku pada mas Ilham kala kami sedang duduk di tepi ranjang, usai melakukan hubungan suami isteri.

"Loh, kenapa, Vi? Mas, kan sudah bilang, kalau kamu mau berhubungan dengan Dimas, Mas tidak apa-apa. Mas ikhlas. Asal jangan bercerai. Kasian Andin anak kita.

"Tapi aku tidak ingin menyakiti Mas terus-menerus seperti ini. Jujur saja, aku mau berhubungan badan seperti inipun, terpaksa  kulakukan, dan membayangkan sedang bersama Dimas. Aku bukan isteri yang baik, Mas. Mendingan, ceraikan aku, dan menikahlah dengan wanita baik dan mencintaimu dengan tulus."

Mas Ilham meraih tangan, lalu bersimpuh di kakiku, "Aku mohon, Vi. Jangan meminta aku menceraikanmu. Karena meski kita bercerai sekalipun, aku tak akan menikah dengan siapapun. Karena bagiku, menikah cukup satu kali dalam hidupku."

"Terserah kamu, Mas. Kalau kamu tidak mau menceraikan, biar aku yang mengurus perceraian kita di pengadilan," kulepaskan gengaman tangannya lalu beranjak pergi.

🌹🌹🌹

Lima tahun yang lalu ....

"Pusvita! Kamu mau cari laki-laki yang seperti apa lagi, to, Nduk? Ilham itu pria baik, sholeh, bertanggung jawab sama keluarga."

"Tapi, Vivi ndak mencintai mas Ilham, Bu. Vivi cintanya sama Dimas."

"Cinta, cinta! Memangnya cinta bisa menjamin kebahagiaan? Sakarepmu wae to, Ndok!"

"Ijinkan aku nikah sama Dimas, Bu."

"Ndak! Ndak akan pernah Ibu merestui kalian. Kamu tahu, Nduk. Betapa sakit hati Ibumu ini. Dulu saat kamu bilang, keluarga Dimas mau datang melamar kamu. Tapi mana? Justru yang Ibu denger malah adeknya yang nikah duluan. Dan kamu tahu? diadat istiadat kita, kalau laki-laki yang sudah dilangkahi, itu jodoh dan rezekinya bakal seret. Ibu ndak mau, kamu nantinya menikah dan malah hidup susah. Mendingan kamu putusin si Dimas, dan menikah dengan Ilham. Titik."

"Ibu, Vivi mohon, restui hubungan aku dengan Dimas, Bu. Dia janji bakal ngebahagiain aku."

"Ibu bilang ndak, ya ndak! Pokoknya, bulan depan kamu harus mau menikah dengan nak Ilham."

"Ibu, aku ndak mau, huhu ...."

Bersambung ....

Maafkan Aku MasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang